Sorry for typo
.
.
.
.
.Di apartemen Eunji, Jiyeon terlihat begitu gelisah bahkan tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Ia tidak bisa tidur meskipun jam sudah menunjukkan pukul 23:30 Kst. Cukup larut untuk Jiyeon tidur karena ia sudah terbiasa tidur jam 9 malam setelah menidurkan Jungyeon. Tapi malam hari ini entah kenapa ia tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Perasannya tidak menentu dan lebih mendominasi ke rasa khawatir, namun ia bingung ia mengkhawatirkan siapa. Apakah ia mengkhawatirkan Jungkook yang pingsan siang tadi.
Jiyeon melirik Jungyeon yang sudah tertidur di sampingnya. Bocah itu tidur dengan wajah damainya yang begitu polos. Jiyeon sekilas menyunggingkan senyumannya namun senyuman itu luntur di gantikan dengan wajah sendunya.
"Jungie-ah. Eomma minta maaf, maafkan eomma yang masih belum bisa memberitahumu siapa ayahmu.
Eomma berjanji, jika sudah saatnya eomma memberitahumu, eomma pasti akan menceritakan semuanya saat itu tiba" Jiyeon mengelus surai Jungyeon yang terlihat sedikit memanjang, lalu mengecup kening putranya dengan penuh kasih sayang."Selamat tidur, eomma menyayangimu" bisik Jiyeon sebelum mencoba menutup matanya dan terbang ke alam mimpi.
Crying
"Kook, kau serius ingin pulang hari ini?" cemas Jimin mencoba menghalangi Jungkook yang masih belum sembuh total.
"Aku serius hyung. Dan aku ingin mencari Jiyeon noona beserta putraku yang kemarin ku lihat" Kekeuh Jungkook mencoba melepas selang infus di tangannya.
Jimin dan Taehyung saling tukar pandang. Mereka bukannya tidak percaya atas ucapan Jungkook, hanya saja mereka berpikir Jungkook itu terlalu merindukan istri serta anaknya, oleh karena itu mungkin ia sedang berhalusinasi karena terlalu lama kesepian dan ditinggal oleh istri serta keluarganya.
"Kook-ah, kami tau kau merindukan Jiyeon noona. Tapi kami mohon setidaknya kau pikirkan kondisimu yang masih lemah ini?" Ingat Taehyung.
"Taehyung benar Kook. Kau mungkin terlalu lelah makanya kau sampai berhalusinasi bisa bertemu dengan Jiyeon noona serta anakmu"
"Tidak!! Jelas-jelas kemarin aku melihatnya. Ia bahkan menggendong Jungyeon putraku, jadi mana mungkin aku berhalusinasi disaat semuanya terasa begitu nyata untukku. Aku mau bertemu istri dan anakku" tungkas Jungkook tak mau mengalah.
Jin yang mendengar semuanya dari luar pintu pun hanya diam mendengarkan semuanya tanpa berniat menghampiri Jungkook dan menjelaskan apa yang dilihatnya kemarin itu memang nyata karena ia menyaksikan semuanya dari awal hingga ia terbaring di rumah sakit ini.
"Aku ingin bertemu mereka hiks...
Aku merindukan mereka" Isak Jungkook yang saat itu juga meneteskan air matanya.Rasa rindu dan penyesalannya kini memenuhi relung hatinya. Rasa rindu ingin melihat dan merengkuh istrinya dalam pelukannya begitu besar. Di sisi lain penyesalan karena mengkhianati istrinya pun tidak bisa ia hindarkan karena itulah penyebab istrinya terluka dan memilih meninggalkannya dan membuat separuh jiwanya menghilang.
"Aku ingin meminta maaf pada mereka. Aku ingin bertemu mereka hyung, aku ingin bertemu mereka" tangis Jungkook pecah.
"Kook-ah" lirih Jin di balik pintu.
"Mianhae" sambung Jin menundukkan kepalanya.
"Hyung!" Jin mengangkat kepalanya tak kala mendengar seseorang memanggilnya.
Di depannya berdiri tiga pria lainnya yang baru bisa datang hari ini menjenguk Jungkook. Mereka tidak bisa datang malam tadi karena mereka memiliki kesibukan masing-masing yang tidak bisa di tinggalkan.
"Hyung kau kenapa disini dan kenapa tidak masuk saja?" Itu suara Namjoon yang bertanya.
"Aku-?"
"Apa kau baru saja menangis hyung?" tanya Hoseok yang melihat mata Jin yang nemerah menahan tangis.
"Apa yang Hoseok katakan itu benar hyung, kau menangis?" Namjoon kembali bertanya tak kala Jin belum nenjawab pertanyaan Hoseok.
"Ikut aku dan aku akan menceritakan semuanya" Jin memutar balik tubuhnya dan menyuruh ketiga pria yang sudah ia anggap seperti adiknya itu untuk mengikutinya.
Mereka mengerutkan keningnya bingung namun mereka tetap mengikuti langkah Jin di belakang.
.
.
.
.
.
.
.
.Disinilah mereka sekarang. Di taman belakang rumah sakit. Duduk di taman selagi menunggu Jin menceritakan semuanya hal yang mereka tidak ketahui.
"Hyung bisa kau ceritakan sekarang?" Yoongi membuka suaranya karena ia sungguh tidak suka Jin bertele-tele.
"Jiyeon?"
"Mwo?" kata mereka semua yang terlihat begitu terkejut.
"Kau bilang apa hyung? Jiyeon?
Kenapa dengan Jiyeon?" Hoseok bertanya sekaligus terkejut dengan ucapan Jin yang tiba-tiba menyebut Jiyeon."Aku melihatnya. Dia sudah punya anak"
"Mwo?" Lagilagi mereka di buat terkejut untuk yang kedua kalinya.
"Apa maksudmu Jiyeon sudah memiliki anak? Tidak mungkin kan kalau Jiyeon sudah menikah lagi disaat ia masih berstatus istri Jungkook" kata Namjoon.
"Jiyeon tidak mungkin menikah lagi. Aku yakin itu pasti anaknya Jungkook" seru Yoongi mengeluarkan suatanya setelah beberapa menit terdiam untuk mencerna maksud dari ucapan Jin.
"Memangnya kau yakin itu anaknya Jungkook hyung?" ucap Hoseok.
"Kalian lupa. Jiyeon pergi ketika ia sedang mengandung anaknya Jungkook selama 8 bulan. Apa kalian masih berpikir itu anaknya orang lain?" ingat Yoongi.
Yoongi benar. Aku juga sempat berpikiran seperti Yoongi tapi aku masih ragu.
"Untuk apa ragu jika semuanya sudah jelas. Jungkook adalah ayah biologis dari anak itu" yakin Yoongi 100%.
Meskipun ia juga ragu namun batinnya mengatakan seperti itu. Oleh karena itu ia akan mencari taunya sendiri tekat Yoingi.
To be continue....
Maaf jika part kali ini pendek, author janji part selanjutnya author usahain panjang ya. Jadi jangan lupa vomment nya.
vote+coment juseyo
Terima kasih😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔
FanfictionBetapa terlukanya hatiku karena dirimu, betapa hancurnya hatiku melihatmu menggandeng tangannya di depan mataku. Kau keterlaluan sungguh keterlaluan kepadaku bahkan disaat kau tau aku sedang mengandung anakmu yang baru beberapa bulan tumbuh di rahim...