Ciee yg nau mewek pas tau ini chapter akhir dari Crying😂😂
Chan gk mau bacot jadi harap vote dulu baru mulai baca ya😊😊
..
.
Hari ini Jiyeon bersiap-siap untuk menjemput putranya di sekolahnya dengan penuh semangat bahkan senyumannya pun tak pernah luntur dari bibir plum miliknya.
Sesampainya di sekolah putranya Jiyeon hendak masuk ke dalam namun langkahnya terhenti tak kala ia melihat seorang anak kecil yang tak lain adalah Jungyeon putranya. Seketika Jiyeon membolakan matanya saat mengetahui itu adalah putranya yang tengah di dorong-dorong teman-temannya.
Samar-samar telinganya mendengar jika putranya itu saat ini tengah di bully teman-temannya sendiri. Ia bahkan mendengar jika anak-anak itu mengatakan bahwa putranya tak memiliki ayah. Sungguh hatinya bagai di tikam belati saat itu juga mengetahui putranya saat ini tengah di bully. Saat ia ingin berlari menghampi putranya untuk segera memeluknya ia justru lebih dulu di salipi seseorang. Dan matanya kembali membola saat mengetahui siapa orang yang lebih dulu memeluk putranya itu jika bukan ayahnya, Jungkook.
Jiyeon terkejut tentu saja. Ia tak menyangka jika Jungkook akan kesini juga. Dan kembali telinganya mendengar Jungkook yang menanyakan keadaan putranya apakah ia baik-baik saja. Namun bukan jawaban yang ia dengar melainkan isak tangis dari putranya.
Jiyeon panik dan berlari menghampiri putranya dan merebutnya dari pelukan Jungkook untuk ia peluk. Rasanya Jiyeon ingin menangis juga mendengar suara isak tangis putranya serta badannya yang ikut bergetar seiring dengan tangisnya.
"Gwaenchana Jungie-ah. Eomna disini, jangan menangis lagi ne" pinta Jiyeon mengelus punggung putranya itu.
"E-eomm, J-jungie takut hiks..." tangis bocah kecil itu pilu.
Sungguh Jiyeon tak kuasa menahan air matanya lagi mendengar suara pilu putranya yang begitu ketakutan.
"M-mereka b-bilang... J-jungie tidak p-punya a-appa hiks... A-apa itu b-benar e-eomma. A-apa b-benar J-jungie t-tidak p-punya a-appa hiks..." tangis bocah itu semakin pilu dan semakin menenggelamkan wajahnya di dada ibunya.
Lain dengan Jungkook yang tertohok mendengar ucapan dari mulut putranya sendiri. Ia memandang wajah Jiyeon dengan wajah blank nya. Meminta penjelasannya karena ucapan putranya. Namun bukan jawaban yang ia dapatkan melainkan wajah penuh luka Jiyeon yang ia lihat dan tidak dapat ia artikan.
***
Setelah hampir satu jam berdiam diri akhirnya Jungkook mencoba membuka suara.
"Noona" panggil Jungkook.
Jiyeon menoleh sebentar kemudian menunduk lagi memperhatikan wajah lelap putranya yang langsung tertidur karena lelah menangis hampir dua jaman.
"Bisa kau jelaskan padaku, kenapa tadi Jungyeon di bully teman-temannya" kata Jungkook berharap Jiyeon mau menjelaskan semuanya.
"Ia di bully karena mereka mengira Jungyeonie tidak punya appa" kata Jiyeon mengangkat wajahnya dan menatap ke depan dengan pandangan kosong.
Lagi ia tertohok oleh ucapan wanita yang dicintainya itu. Perasan bersalah itu kembali menghantuinya lagi.
"Noona, tapi Jungyeon sudah memiliki appa dan appa nya sekarang ada disini. Jungyeon putraku juga dirimu. Dia putra kita berdua karena itu, bisakah kita. Bisakah kita memulai semuanya dari awal? Kita bisa merawat serta membesarkan Jungyeon bersama" ucap Jungkook lirih di akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔
FanfictionBetapa terlukanya hatiku karena dirimu, betapa hancurnya hatiku melihatmu menggandeng tangannya di depan mataku. Kau keterlaluan sungguh keterlaluan kepadaku bahkan disaat kau tau aku sedang mengandung anakmu yang baru beberapa bulan tumbuh di rahim...