04 - Pembohong

1K 98 26
                                    

Siang nya Jiyeon datang ke kantor Jungkook membawakan makan siang untuk suaminya seperti apa katanya pagi tadi.

"Siang nona Jiyeon" sapa para pegawai yang tidak sengaja berpas-pasan dengan Jiyeon.

"Siang" balas Jiyeon disertai dengan sebuah senyuman.

"Apakah anda mencari Presdir, nona?" Sapa sang resepsionis.

"Ah, iya apa suamiku ada di ruangannya?"

"Nee, saat ini Presdir sedang berada di lantai 12 ruangannya bersama sekretaris barunya itu nona"

"Ah, baiklah. Terima kasih" ucap Jiyeon tersenyum lalu melangkah menuju ruangan Jungkook.

Jiyeon berjalan sambil tidak henti-hentinya menyunggingkan senyumnya. Sesekali ia mengelus perut buncitnya sambil menggumamkan sesuatu.

"Aegi-ya sebentar lagi kita akan bertemu dengan appa, apa kau senang?" Jiyeon mengelus perutnya dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya.

Sebagai jawaban atas pertanyaan yang Jiyeon lontarkan bayi yang berada di dalam perutnya pun menendang dan membuatnya meringis kesakitan.

"Akh!"

"Aigo... Eomma tau kau pasti tidak sabar bertemu dengan appa, keutji?" Kekeh Jiyeon di dalam lift sambil tersenyum menuju lantai 12 tempat ruangan suaminya berada.

Ting!

Jiyeon turun dari lift setelah sampai di lantai 12 gedung itu. Dimana lantai 12 adalah gedung khusus yang di buat Jungkook sebagai kantor sekaligus tempatnya beristirahat bila sedang penat atau lembur bekerja.

Setelah melangkah melewati lorong-lorong sepi akhinya Jiyeon sampai juga di depan pintu ruangan pribadi suaminya.
Ya sebenarnya lantai 12 adalah tempat khusus yang sengaja suaminya buat mengingat ia sering lembur di kantornya. Sedangkan kantor yang sebenarnya milik Jungkook ada di lantai sebelas tepat satu lantai di bawah gedung itu. Jiyeon menghentikan langkah kakinya tepat di depan pintu ruangan pribadi suaminya. Ia mengingat kembali apa kata resepsionis di lantai dasar tadi bahwa suaminya saat ini tengah bersama sekretaris barunya itu. Jiyeon mengerutkan keningnya bingung. Apa yang sekretaris barunya itu lakukan di ruangan pribadi suaminya saat ini batin Jiyeon. Mungkin mereka sedang ada urusan yang sangat penting dan perlu di bicara di ruangan pribadi suaminya itu pikir Jiyeon lagi. Tidak mau ambil pusing Jiyeon lantas langsung membuka pintu ruangan pribadi milik suaminya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Cklek!

"Kookie......a"

Prang!!!

Rantang makanan yang Jiyeon bawa jatuh ke lantai semua. Ia syok melihat apa yang saat ini ia lihat di depannya. Perlahan namun pasti Jiyeon meneteskan air matanya. Sakit satu kata yang bisa mendeskripsikan perasaan Jiyeon saat ini melihat suaminya yang sedang bercumbu mesra dengan sekretaris barunya di depan mata kepalanya sendiri.

Hiks....

Hati Jiyeon bagai teriris-iris ribuan pisau melihat suami yang begitu ia cintai bermain di belakangnya.

Jungkook yang sepertinya mendengar suara benda jatuh pun segera melihat ke sumber suara tersebut dan betapa terkejutnya Jungkook melihat istrinya berdiri mematung di depan pintu ruangan pribadi miliknya sambil meneteskan air matanya.

"Noona"

Reflek Jungkook segera berdiri dari atas tubuh Soul yang saat ini tersenyum sinis melihat Jiyeon yang mengganggu kegiatan panas mereka tadi jika Jiyeon tidak datang mungkin ia sudah tidur bertelanjang dada dengan Jungkook.

Hiks... Hiks...

Jiyeon hanya bisa menangis melihat bibir suaminya yang sudah bengkak akibat berciuman dengan sekretaris nya itu. Jiyeon bahkan mundur ketika Jungkook berniat maju mendekatinya.

"Noona, aku bisa menjelaskannya" kata Jungkook sambil terus melangkah maju mencoba mendekati Jiyeon.

Jiyeon menggeleng dengan suara tangis yang tertahan di pangkal lidahnya. Bibirnya kelu sekedar untuk berbicara. Hatinya perih karena diam-diam suaminya telah menipunya selama ini.

"Noona, ku mohon dengarkan aku dulu"

"Tidak! Hiks... Kau peni hiks... pu hiks... Kau pembohong hiks... Kau ja... hat... Hiks... Hiks..." Suara Jiyeon tersendat-sendat karena menahan tangis.

"Kau membohongi ku hiks...
tidak ku sangka ternyata selama ini aku begitu bodoh percaya padamu" kata Jiyeon di sela-sela tangisnya.

"Noona"

Jiyeon menggeleng dan siap membalikkan badannya jika saja sebuah tangan tidak mencengkal pergelangan tangannya.

Jiyeon menghempaskan tangan yang mencengkal pergelangan tangannya setelah ia tau itu adalah tangan milik Jungkook.

"Jangan menyentuhku!" Jiyeon serkastis. Lalu berlari dengan kondisi yang begitu kacau. Ia tidak memperdulikan dirinya yang saat ini tengah hamil, ia hanya ingin segera pergi dari tempat terkutuk baginya mulai saat ini.

Para pegawai yang melihat istri dari Presdir mereka berlari sambil menangis hanya bisa menatap Jiyeon khawatir mengingat saat ini istri dari Presdir mereka itu tengah mengandung.

"Astaga ada apa dengan nona Jiyeon? Kenapa ia berlari sambil menangis?" Kata mereka yang melihat Jiyeon berlarian setelah keluar dari lift.

"Bukankah tadi nona Jiyeon baru saja mengantarkan makan siang untuk suaminya, lalu kenapa sekarang ia turun dengan keadaan begitu kacau dan menangis?" Pikir mereka.

Tidak lama setelah Jiyeon keluar dari gedung itu mereka kembali melihat Presdir mereka juga ikut-ikutan berlari keluar dengan keadaan yang bisa di bilang sangat kacau. Rambut berantakan, kancing baju yang terlepas dua buah paling atas. Bisa di bilang keadaannya tidak serapi pagi tadi saat datang.

"Astaga! Bukan itu Presdir Jeon.
Kenapa ia ikut-ikutan berlari?"

"Bodoh! Tentu saja untuk mengejar istrinya yang sedang menangis tadi" jawab teman nya.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka?"

"Aku jadi khawatir dengan nona Jiyeon yang saat ini tengah mengandung. Ia pasti akan tertekan setelah ini"

"Aigo... Aku jadi mencemaskan nasip pernikahan mereka yang selama ini selalu terlihat romantis dimanapun. Aku takut nasip pernikahan mereka jadi hancur karena sekretaris baru itu yang belakangan ini selalu menempel di dekat Presdir" katanya panjang lebar.

"Aku juga. Sebenarnya apa hubungannya dengan Presdir Jeon? Ku lihat dimana ada Presdir Jeon Jungkook dia pasti selalu ada disana" dari nada bicaranya ia tidak menyukai sekretaris baru itu.

"Semoga saja hubungan mereka tidak rusak karena wanita itu" dua gadis itu serempak mengangguk mendengar ucapan sahabatnya.




To be continue...

Eonniku yg sabar ya ada saatnya Jungkook menyesal
Tunggu saja eonni yg kuat dulu

Ayo guys vomment dulu

Terima kasih ❤️

Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang