10 - Gomawo

815 91 20
                                    

Jeon House
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Noona!!" Teriak Jungkook langsung menerjang tubuh mungil Jiyeon yang tengah mengangkat pot bunga di depan rumahnya. Memel

"Akh!!" Ringis Jiyeon hampir terjatuh.

"Noona, gwaenchana?" Panik Jungkook.

"Kau!!"

"Noona, miane aku-"

"Sebenarnya kau kenapa, Jeon?!!" Bentak Jiyeon.

"Aku hanya merasa begitu senang" lirih Jungkook menunduk.

"Senang?" Bingung Jiyeon.

"Iya senang karena kau memasakkan ku makanan kesukaanku, masakan yang begitu ku sukai dan ku rindukan karena yang memasarkan nya adalah dirimu" ucap Jungkook.

"Kau sudah memakannya?" Tanya Jiyeon pelan.

"Hum. Bahkan aku sudah menghabiskannya tanpa sisa dan masakan mu adalah yang terbaik karena itu gomawo noona" Jungkook kembali memeluk tubuh Jiyeon.

"Kau suka?"

"Eum, sangat suka karena yang memasakkannya adalah istriku. Jadi gomawo noona" Angguk Jungkook sambil berterima kasih.

"Lalu jika bukan aku yang memasaknya apa kau akan memakannya juga?" Tanya Jiyeon ragu.

"Tentu saja tidak!!" Jawab Jungkook dari balik punggung Jiyeon.

"Lalu jika seandainya yang memasaknya orang lain dan orang lain itu adalah gadis yang bersamamu waktu itu apa kau tetap akan memakannya?" Jiyeon mengungkit masalah soul kembali.

"Maksudmu?"

"Aniya, lupakan"

Jungkook melepaskan pelukannya dan menyuruh Jiyeon menatapnya.

"Noona, tatap aku. Aku sudah mengatakannya berulang kali padamu. Aku sudah mengakhiri hubungan ku dengannya dan diantara kami sudah tidak ada hubungan lagi" jelas Jungkook merengkuh tubuh Jiyeon lagi.

"Percayalah padaku noona, jebal" pinta Jungkook.

"Apa kali ini aku harus mempercayai mu?" Jiyeon membatin.

"A..aku. Aku percaya padamu" jawab Jiyeon ragu-ragu membalas pelukan Jungkook dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya.

"Lalu apakah ini artinya kau sudah memaafkan ku?" Tanya Jungkook memastikan dan menatap lekat wajah Jiyeon. Mengelus pipi Jiyeon yang semakin tirus.

"Soal itu.." Jiyeon hendak menunduk namun segera dihalangi Jungkook.

"Kenapa wajahmu semakin tirus noona?" Jungkook membelai wajah Jiyeon, memperhatikan lekuk wajah Jiyeon yang begitu ia rindukan.

"Itu... Aku tidak nafsu makan belakangan ini" jawab Jiyeon tersipu.

"Ada apa dengan nafsu makanmu noona?"

"Tidak apa-apa. Hanya tidak nafsu saja"

"Kau harus banyak-banyak makan noona, ingat ada bayi kita disini?" Jungkook mengelus perut buncit Jiyeon.

"Arraseo, mulai sekarang aku akan rajin-rajin makan dan menjaga kesehatan bayi yang ada di kandungan ku"

"Kalau begitu ayo kita masuk" Jungkook mengiring Jiyeon masuk ke dalam rumahnya dan mendudukkan Jiyeon di sofa.

"Apa kau sudah makan noona?" Tanya Jungkook berjongkok di depan Jiyeon.

"Ani" geleng Jiyeon.

"Kalau begitu tunggu disini aku akan segera kembali" setelah itu Jungkook melesat ke dapur lalu kembali dengan membawa nampan kecil berisikan bubur ayam.

"Ini apa Kookie?" Tanya Jiyeon.

"Bubur memangnya apa lagi?"

"Bubur? Tapi untuk siapa?" Heran Jiyeon.

"Tentu saja untukmu"

"Tapi aku tidak sakit Kookie"

"Tapi wajahmu sedikit pucat Noona, jadi makan bubur ini jika kau ingin cepat sembuh" tegas Jungkook.

Jiyeon menghela nafasnya pasrah.
"Baiklah"

"Bagus. Buka mulutmu biar aku suapi aaaa..." pinta Jungkook begitu imut di mata Jiyeon.

Sungguh dalam hati ia begitu bahagia suaminya telah kembali seperti dulu. Bunny nya telah kembali batin Jiyeon hingga perlahan-lahan ia mulai membuka mulutnya.

Crying

"Selesai" ucap Jungkook setelah melihat mangkuk yang berisikan bubur ayam untuk Jiyeon telah habis dimakan.

"Apa kau merasa kenyang noona?" Tanya Jungkook.

"Sangat. Bahkan perutku rasanya mau meledak" canda Jiyeon.

"Aigoo! Noona ku begitu menggemaskan" Jungkook mencubit pipi Jiyeon.

"Akh! Appo Kookie" ringis Jiyeon mengelus pipinya yang di cubit suaminya.

"Ahh... Lucunya. Baiklah aku ke dapur dulu untuk menaruh ini"

"Eoh" angguk Jiyeon.

Tidak lama kemudian Jungkook pun kembali dan duduk di samping Jiyeon. Jiyeon merebahkan kepalanya di pundak Jungkook.

"Noona?" Bisik Jungkook.

"Hmm" dehem Jiyeon.

"Miane. Miane untuk semuanya" lirih Jungkook.

"Ayo kita lupakan dan jangan membahasnya lagi" kata Jiyeon mengangkat kepalanya dari pundak Jungkook.

Jungkook memandang wajah Jiyeon begitu dekat hingga Jiyeon bisa merasakan hembusan nafas suaminya.
Melihat wajah Jungkook yang semakin dekat Jiyeon pun memejamkan matanya hingga ia merasakan bibir suaminya melumat bibirnya.

Cup!

"Eungh..." Lenguh Jiyeon.

Jungkook yang mendengar suara lenguhan Jiyeon yang seperti desahan untuknya pun menarik tengkuk Jiyeon untuk memperdalam ciumannya. Melumat bibir atas dan bawah Jiyeon secara bergantian setelah itu melepasnya dengan nafas yang terengah-engah, setelah itu menempelkan keningnya dengan kening Jiyeon.

"Aku mencintaimu noona" bisik Jungkook.

"Nado, nado Kookie-ya" balas Jiyeon.

Setelah itu Jungkook pun kembali menempelkan bibirnya dengan bibir Jiyeon lagi. Melanjutkan aktivitasnya mereka selanjutnya hingga berakhir di atas ranjang.


To be continue...

Eaaakkk otak author udah mulai konslet....
Maafkan dakuh yg selalu membuat kalian emosional tak tertahankan gara² jekanya.

Part kli ini gk bikin gereget??
Iye tau kok karena jekanya udah di maafin ma Jiyeon nya.
Dan soal si jalang ngilang bak ketelen bumi:V
Yoongi juga kagak nongol.
Part selanjutnya di jamin bikin geret deh. Klo gitu pay pay😂😂

Next part berikutnya aja.

Terima kasih ❤️❤️

Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang