07 - Penyesalan

1K 100 46
                                    

Yuhuu double update guys jadi jangan lupa vomment nya yah.
.
.
.
.
.
.

Ku lihat ia menjeda kalimatnya. Sepertinya ia berhenti untuk menarik nafasnya sejenak.

"Mungkin saat itu mataku sedang bermasalah hingga aku tidak bisa melihatmu kalau kau selama ini selalu ada untukku, tapi dengan brengseknya aku malah bermain di belakang mu. Aku tau perbuatan ku sulit untuk dimaafkan, tapi ku mohon maafkan aku noona, maafkan aku. Satu hal lagi bahwa aku sudah mengakhiri hubungan ku dengannya. Aku juga sudah memecatnya menjadi sekretaris ku di kantor. Ku mohon maafkan aku noona" dari nada bicaranya sepertinya ia benar-benar menyesali perbuatannya. Ia bahkan meneteskan air matanya tanpa berani melihat wajahku.
Tapi mengingat kembali perbuatannya padaku rasanya masih begitu sulit untuk aku memaafkan Jungkook.

"Kau menyesal?" Tanyaku pelan. Iapun mengangguk setelah mendengar pertanyaan ku.

"Sangat" lirihnya tanpa berani menatapku.

"Lalu bisakah kau memberiku waktu lagi untuk aku memikirkannya?" Seruku.

"Baiklah" katanya yang terdengar setengah hati antara setuju dan pasrah. Kemudian ia pun beranjak dan meninggalkan kamar.

Setelah kepergiannya aku pun kembali melanjutkan kegiatan ku melipat baju dengan hati yang sedikit lebih baik. Setidaknya aku sudah mendengar penjelasannya dan aku pun juga sudah mengeluarkan isi hatiku.

__Crying__

Hari-hari pun berlalu begitu cepatnya. Aku pun kembali melakukan rutinitas ku seperti biasanya. Aku melakukan tanggung jawabku sebagai seorang istri kepada suamiku. Menyiapkan baju kantor serta menyiapkan sarapan pagi untuknya meskipun aku terkadang mengabaikan ucapannya disaat ia mebyapaku. Jika kalian bertanya apakah aku sudah memaafkan suamiku jawabannya entahlah. Aku masih tidak tau dengan hatiku. Disatu sisi aku masih terlalu sakit dan di sisi lain aku merasa tidak tega melihatnya berusaha membujuk ku untuk membalas sapaannya.

Seperti saat ini aku kembali menyiapkan sarapan pagi untuknya dan makan siang yang selalu diantar bibi Jung karena di suruh olehku. Biar bagaimanapun juga aku masih berstatus istrinya. Sebagai istri yang baik mana mungkin aku tega membiarkan suamiku mati kelaparan. Bisa-bisa aku di cap sebagai istri yang buruk oleh orang-orang.

Ku lihat ia sudah rapi dengan pakaian kantornya. Ia pun berjalan ke arahku lalu menarik salah satu kursi di depanku.
Dapat ku lihat ia tak henti-hentinya memandang ke arahku berharap aku menyapanya. Namun aku tidak peduli aku justru hanya mengambil mangkuk nasi di depannya lalu mengisinya dengan nasi.

"Noona" panggilnya.

Aku tetap diam tak menghiraukan panggilannya dan memilih menyibukkan diri di dapur yang bersebelahan dengan letak meja makan.

"Apa kau sangat membenciku hingga kau sampai tidak mau menjawab panggilan ku?
Bahkan untuk melihat wajahku pun dirimu enggan"

Aku menghentikan kegiatanku membersihkan dapur dan memejamkan kedua mataku sambil menghirup oksigen lalu membuangnya bersamaan dengan mataku yang terbuka kembali.

"Lebih baik kau habiskan sarapan mu dan segera ke kantor jika kau tidak mau terlambat.
Dan soal makan siangnya akan ku suruh Bibi Jung yang membawamu seperti biasanya" setelah mengatakan itu aku pun beranjak meninggalkannya sendirian yang hanya menatap makanannya tanpa menyentuhnya sedikit pun.

"Semarah itukah kau padaku noona, lalu untuk apa kau menyediakan makanan ini untukku jika kau sendiri tak mau menemaniku untuk memakannya" ucapnya yang masih dapat ku dengan dari balik pintu.

"Miane, Kookie-ya"

Jiyeon end

Di kantor Jungkook terlihat tidak begitu bersemangat mengerjakan tugasnya. Ia terlihat begitu banyak melamun dari biasanya.
Mungkin efek dari Jiyeon yang mengabaikannya lebih dari satu bulan lebih hingga mengakibatkan Jungkook melamun layaknya patung hidup. Bahkan ketika bawahan mengetuk pintu pun ia tidak sadar hingga sang bawahan menatapnya bingung.

"Sajang-nim" tidak ada sahutan.

"Sajang-nim" panggilnya untuk yang kesekian kali barulah Jungkook tersadar dari lamunannya.

"Eh! Iya? Ada apa?"

"Apakah Sajang-nim baik-baik saja?"

"Ya aku baik-baik"

"Saya rasa Sajang-nim kurang enak badan. Jika Sajang-nim kurang sehat lebih baik Sajang-nim pulang untuk istirahat saja" sarannya.

"Sepertinya kau benar. Baiklah aku akan pulang untuk beristirahat, tapi bisakah kau memanggilkan asisten pribadiku untuk mengurus ini selama aku pergi?"

"Baik Sajang-nim"

"Baiklah terima kasih, dan juga terima kasih untuk sarannya kau boleh pergi" ucap Jungkook.

"Ne, algesseumnida sajang-nim" setelah itu ia pun permisi undur diri.

__Crying__

Disinilah Jungkook berakhir di sebuah klub milik Taehyung yang sudah menjadi tempat berkumpul mereka bertujuh.
Mereka berkumpul di dalam sebuah ruangan VVIP. Sebuah ruangan khusus yang di buat oleh Taehyung untuk mereka jika sedang ada masalah, maka oleh karena itu Taehyung membuat ruangan tersebut. Mereka akan menghabiskan waktunya bersama hingga mereka semua semua mabuk.

"Kau kenapa lagi Kook-ah? Ada masalah dengan istrimu lagi?" Tanya Jin.

"Aku harus bagaimana hyung?
Jiyeon noona masih marah padaku" lirih Jungkook menunduk.

"Itu semua salahmu. Kau yang membuat Jiyeon noona marah padamu sendiri. Kau yang membuatnya membencimu hingga tidak mau berbicara padamu" ucap Jimin.

"Aku tau aku salah hyung. Aku bodoh karena bisa tergoda olehnya padahal aku pernah berjanji pada diriku sendiri jika aku hanya akan mencintai Jiyeon noona sampai kapanpun"

"Lalu sekarang janjimu sendiri pun kau ingkari. Pantas Jiyeon marah padamu karena kau itu memang bre****k. Kau pantas mendapatkannya" upat Yoongi membela Jiyeon.

"Aku tau aku memang brengsek hyung. Aku khilaf hingga melupakan istriku sendiri" sesal Jungkook.

"Sudah-sudah. Hyung jangan menambah beban pikiran Jungkook. Dia sudah cukup menerima balasan atas perbuatannya sendiri. Di benci oleh istrinya bukanlah hal yang mudah mengingat ia tidak hanya di benci, melainkan didiami selama hampir satu bulan lebih oleh Jiyeon itu tidak mudah hyung. Kita disini untuk membantu Jungkook menyelesaikan masalahnya bukan menambahnya" lerai Hoseok.

Memang benar semua teman Jungkook sudah tau tentang hubungan tidak benar Jungkook di belakang Jiyeon selama ini kerena Jungkook sudah menceritakan semuanya kepada teman-temannya. Oleh karena itu setiap Jungkook tidak bisa menanggung semua bebannya sendiri ia akan selalu datang ke klub dan menceritakan semuanya kepada teman-temannya itu. Bukannya mendapat pencerahan Jungkook justru mendapat makian dari teman-temannya ketika ia pertama kali menceritakan masalahnya dengan teman-temannya. Mereka tidak menyangka ternyata Jungkook sekejam itu kepada istrinya sendiri. Oleh karena itu mereka setuju dengan Jiyeon yang marah kepada Jungkook namun lama-kelamaan mereka merasa kasihan kepada Jungkook yang uring-uringan karena tak kunjung mendapat maaf dari Jiyeon istrinya.

"Terserah kalian lah aku mau pulang" Yoongi pun meninggalkan tempat itu menyisakan enam orang lagi.




To be continue....

Sebagai ganti kemarennya gk up jadi sekarang double update yuah😂😂

Gimana² seneng gk Jungkook tersiksa hehe...
Aku sebenernya gk tega tapi mau gimana lagi Jungkook nya jahat banget sih bikin eonnikuh terluka 😣😣😣

Yeeeee member bangtan nongol hehe 😂😂
Love² buat my syugar yang ngebalain Jiyeon😘😘

Buat yang minta ada cowok lain di masa lalunya Jiyeon mohon bersabar yuah...
Author lagi usahain nih siapa kira² cowok yang pas buat itu.
Tapi gk janji juga yuah...
Karena di Crying season 1 gk ada cowok di masa lalunya Jiyeon karena terlalu fokus kepada Juki nya.

Sekian dan terima kasih muachhh😘😘😂

Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang