"Noona?" Lirih Jungkook.
Jiyeon yang memang tidak menyadari keberadaan Jungkook hanya mengkhawatirkan keadaan putranya.
"Jungie-ah. Kenapa pergi dari meja hum?"
"Jungie tadi mau mengambil bola Jungie yang menggelinding ke kaki ajjuchi itu?" Jungyeon berbalik menghadap Jungkook yang memandang mereka dengan pandangan yang sulit diartikan antara senang, rindu dan marah pada dirinya menjadi satu.
Jiyeon yang memang ingin tau siapa yang bersama putranya tadi mengikuti arah pandang putranya.
Deg!
Tidak jauh berbeda dengan Jungkook. Jiyeon pun sama terkejutnya dengan Jungkook namun yang membedakannya adalah Jiyeon yang menampilkan wajah sedih dan terlukanya. Kenangan lima tahun lalu pun kembali terlintas di kepalanya.
Dengan buru-buru Jiyeon membuang wajahnya dari Jungkook. Perasaan terluka kini kembali ia rasakan lagi. Sudah lima tahun, ia berusaha melupakan semuanya dan mencoba melupakan Jungkook. Kenapa disaat ia hampir bisa melakukannya Jungkook hadir kembali di depannya."Jungie-ah. Kajja kita pergi dari sini. Eomma akan membuatkanmu sarapan di rumah saja ya" Jiyeon dengan buru-buru membereskan barang-barangnya dan menggendong Jungyeon menuju pintu keluar restoran.
"Tapi eomma bagaimana dengan cuchi yang eomma pecan tadi?"
"Kapan-kapan kita kesini lagi. Saat ini kajja kita pulang?"
"Tapi kenapa eomma tiba-tiba belubah pikilan?"
"Jungie bisa tolong diam sebentar. Kita pulang" tegas Jiyeon membuat Jungyeon bungkam.
"Noona kau kah itu?!" Teriak Jungkook.
Jiyeon tak bergeming dan fokus dengan jalannya.
"Noona aku tau itu memang kau!
Noona ku mohon berhenti" pinta Jungkook seraya mengejar Jiyeon yang mulai berlari."Noona!" Jungkook berhasil meraih tangan Jiyeon dan dengan cepat Jiyeon menyentaknya.
"Lepaskan!!"
"Noona" lirih Jungkook tak percaya.
"Mau apa kau. Sudah bagus aku menghilang dari hidupmu, lalu kenapa kau muncul lagi di hadapanku?!" Kata Jiyeon dingin.
"Apa maksudmu? Kau tau selama ini aku mencarimu kemana-mana noona?"
"Untuk apa kau mencariku. Sudah bagus aku membiarkan mu hidup bahagia bersamanya, lalu untuk apa kau mencariku?!"
"Bahagia? Bagaimana aku bisa bahagia sedangkan istriku sendiri meninggalkan ku selama lima tahun. Apakah aku masih bisa bahagia?" Jelas Jungkook.
"Bukankah kau memang seharusnya bahagia bersama wanita itu beserta anak yang dikandungnya. Aku sudah baik hati mengalah untuknya dan juga dirimu. Lalu kenapa kau masih mengatakan tidak bahagia?"
"Bagaimana aku bisa bahagia jika kebahagiaan itu pergi meninggalkan ku. Dan persetan dengan jalang sepertinya. Dia telah membodohi mu noona, bayi itu bukanlah anakku!" Bentak Jungkook.
"Bagaimana bisa kau mengatakan itu.
Inikah sifatmu yang sebenarnya jungkook-ah. Kau menghamilinya begitu mudah lalu tidak mengakui perbuatan mu""Lalu kau sendiri bagaimana. Siapa Jungyeon? Apakah dia putraku atau anak orang lain?"
"Apa maksudmu? Jungyeon?" Jiyeon baru teringat putranya yang saat ini memeluk lehernya begitu erat. Astaga apa yang telah ia lakukan saat ini pikir Jiyeon. Bagaimana bisa ia bertengkar di depan putranya sendiri.
"Jungie-ah" lirih Jiyeon.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku noona. Siapa Jungyeon yang kau gendong saat ini. Apakah dia putraku, darah dagingku?" Kata Jungkook mendesak Jiyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔
Fiksi PenggemarBetapa terlukanya hatiku karena dirimu, betapa hancurnya hatiku melihatmu menggandeng tangannya di depan mataku. Kau keterlaluan sungguh keterlaluan kepadaku bahkan disaat kau tau aku sedang mengandung anakmu yang baru beberapa bulan tumbuh di rahim...