Disinilah Jiyeon berada sekarang.
Di sebuah apartemen kecil yang ia sewa semalam dengan harga murah yang cukup untuk menampung dirinya sendiri beserta sang bayi di dalam kandungannya."Aegi-ya, sekarang inilah rumah baru kita. Mian rumahnya sedikit lebih kecil dari rumah kita yang sebelumnya, tapi eomma janji akan bekerja keras untukmu. Eomma berjanji meskipun sekarang kita hanya hidup berdua, eomma akan tetap memberikanmu kasih sayang yang penuh tanpa ada kekurangan sedikitpun. Eomma berjanji" seru Jiyeon mengelus bayinya yang tinggal menghitung hari akan segera hadir di dunia.
"Eomma jadi tidak sabar menunggu kehadiran mu disamping eomma. Eomma ingin segera memelukmu dan mencium seluruh bagian tubuhmu" senyum Jiyeon merekah membayangkan hari esok yang akan datang.
"Aegi-ya, eomma sepertinya mengantuk" Jiyeon menguap hingga tak lama kemudian ia pun terlelap di sofa.
Skip
Di lain sisi Jungkook tidak lepas memandang bingkai foto pernikahannya dengan Jiyeon yang memakai gaun pengantin yang terlihat begitu indah jika ia yang memakainya.
"Noona, bogoshipeo. Sebenarnya kau pergi kemana??
Ku mohon pulanglah. Kookie mu tidak bisa hidup tanpamu noona.
Ku mohon cepatlah kembali" lirih Jungkook mengelus foto Jiyeon."Tuan!" Jungkook menoleh.
"Ada apa bi? Apa ada kabar dari Jiyeon noona atau ia sudah pulang, lalu dimana Jiyeon noona?" Tanya Jungkook beruntun.
"Bukan itu tuan. Tapi wajah tuan muda begitu pucat. Tuan tidak makan apapun selama dua hari ini. Apakah saya perlu membuatkan tuan sarapan atau perlu saya panggilkan dokter?"
"Tidak usah bi. Aku tidak lapar dan aku tidak butuh dokter, yang ku butuhkan hanyalah Jiyeon noona" lirih Jungkook.
"Tapi tuan, tuan sepertinya sedang sakit?"
"Tidak apa-apa. Asalkan itu bisa membawa Jiyeon noona kembali padaku, aku sakit juga tidak masalah jika aku bisa melihat wajah istri ku. Aku pasti akan baik-baik saja" Jungkook berusaha tersenyum meskipun hatinya perih.
Bibi Jung yang melihat tuannya yang begitu terpukul setelah mengetahui istrinya pergi hanya bisa ikut perihatin atas apa yang menimpa tuannya. Sebenarnya ia juga ikut merasa sedih atas kepergian Jiyeon yang ia kenal begitu kuat. Tapi ia tau, sekuat apapun hati manusia pasti bisa rapuh juga jika terus menerus di torehkan luka.
Di lain tempat seseorang juga tengah sibuk mondar-mandir menanyakan kepada setiap orang yang di lewatinya dan menyodorkan selembar foto gadis cantik.
"Permisi, apakah kau pernah melihat gadis ini. Saat ini ia ia tengah hamil, jika kau melihatnya tolong segera hubungi nomor ini" ucapnya membagikan lembar-lembaran berisikan foto Jiyeon yang tertempel disana atas nama gadis hilang.
"Aku lelah" ucap seorang pemuda tampan yang merasa tubuhnya remuk seharian membagikan lembar-lembaran itu.
"Dasar payah. Kau itu sebenarnya niat membantu temanmu tidak sih?" Dengus pemuda lainnya.
"Yak!! Tentu saja aku ingin membantunya. Tapi kita mau mencari kemana lagi?
Ini sudah satu minggu Jiyeon noona menghilang dan sama sekali belum di ketahui keberadaannya juga" kesalnya."Jika ku tau Jiyeon noona akan pergi mungkin malam itu juga aku akan menghalanginya" guamamnya lagi.
"Ini semua salahnya sendiri. Sudah tau sudah punya istri, tapi malah bermain api. Pada akhirnya sekarang lihat ia kena batunya sendiri kan. Jiyeon noona jadi pergi juga karena salahnya juga dan sekarang ia baru menyesalinya setelah Jiyeon noona benar-benar pergi meninggalkannya" sambungnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/157417547-288-k440046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔
FanfictionBetapa terlukanya hatiku karena dirimu, betapa hancurnya hatiku melihatmu menggandeng tangannya di depan mataku. Kau keterlaluan sungguh keterlaluan kepadaku bahkan disaat kau tau aku sedang mengandung anakmu yang baru beberapa bulan tumbuh di rahim...