Jangan lupa vote dulu ya pencet
👉 ★ 👈
Di atas dulu😊😊
..
.
Melihat kedekatan kedua orang itu membuat Jiyeon kembali tersenyum.
Tidak terasa sudah satu bulan lamanya Jungkook terus berkunjung ke rumahnya dan sudah selama itu pula ia membiarkan Jungkook menanti jawabannya. Akan tetapi itu tidak masalah bagi Jungkook asalkan ia masih bisa bertemu dan berada di dekat keduanya saja sudah lebih dari cukup baginya. Soal perasaan ia tidak bisa memaksa Jiyeon untuk segera menjawabnya bukan. Satu bulan bukanlah hal lama baginya ketimbang menyesali semua perbuatannya selama lima tahun lebih. Ia masih bisa menunggu sedikit lebih lama lagi itu tak masalah baginya. Biarkan tuhan yang menentukan semuanya dan ia akan menunggu kehendak dari tuhan itu dengan sabar. Dan jika Jiyeon memang lah takdirnya, maka ia pasti akan kembali lagi padanya bukan."Noona, semua barang ini mau di taruh dimana?" tanya Jungkook yang tengah sibuk membereskan barang-barang belanjaan Jiyeon untuk di pindahkan ke dapur mengingat mereka baru saja pulang dari berbelanja.
"Taruh saja di atas meja dapur itu, Kook" kata Jiyeon berlalu bersama Jungyeon di gendongannya karena ia tertidur..
"Ah... Arraseo" angguk Jungkook menuruti ucapan Jiyeon.
Tidak lama kemudian Jiyeon keluar dari kamar sang putra kemudian berjalan menuju dapur.
"Kau sudah selesai, Kook-ah?" kata Jiyeon sedikit tidak enak hati karena telah merepotkannya.
"Eoh, semuanya sudah beres" kata Jungkook dengan peluh yang mulai keluar dari pelipisnya. Kelelahan membawa masuk barang belanjaan Jiyeon dari bagasi mobil menuju dapur.
"Kau berkeringat, Kook" kata Jiyeon mengambil sapu tangan dari tas kecil yang di bawanya. Kemudian maju untuk menghapus peluh di pelipis Jungkook.
Jungkook membiarkan Jiyeon menghapus keringatnya dengan senang hati dengan begitu ia bisa melihat wajah istrinya dari dekat dengan sepuasnya.
Tunggu istri?
Apakah Jiyeon masih istrinya?
Jawabannya iya. Karena status mereka yang masih belum bercerai. Sedangkan surat perceraian yang Jiyeon kirim untuknya waktu itu ia robek begitu saja saat itu.
Jungkook tidak peduli lagi tentang surat yang telah di robeknya saat itu.
Yang lebih penting saat ini ia bisa melihat wajah Jiyeon dari dekat. Dan hanya bisa tersenyum begitu lebar saat ini. Sedikit senang karena telah mengangkat barang dari lantai satu sampai lantai lima dan semuanya terbayar sudah dengan perlakuan manis sang istri padanya.Jiyeon mundur setelah di rasa sudah selesai mengelap keringat di pelipis Jungkook. Kemudian memasukkan sapu tangannya lagi ke dalam tas.
"Gomawo, Noona" ucap Jungkook.
Jiyeon yang menerima ucapan terima kasih dari Jungkook hanya mampu tersenyum singkat dengan dadanya yang kembali bergemuruh karena perbuatannya sendiri.
"S-seharusnya aku yang mengucapkan terima kasih padamu. Terima kasih sudah membantuku membawa barang dari supermarket sampai lantai lima. Aku tidak tau jika tidak ada dirimu sedangkan Jungyeon terus merengek meminta gendong padaku" kata Jiyeon.
"Tak apa. Itu sudah tugasku bukan, karena aku juga orang tuanya. Sekaligus seorang suami yang berharap istrinya segera kembali padanya" sayang Jungkook hanya bisa melanjutkan kata-kata dalam hati tidak berani mengucapkannya secara langsung di depan Jiyeon.
***
Malam harinya selepas makan malam. Jungkook hendak pamit pulang karena hari telah larut setelah mengucapkan terima kasih untuk makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔
FanficBetapa terlukanya hatiku karena dirimu, betapa hancurnya hatiku melihatmu menggandeng tangannya di depan mataku. Kau keterlaluan sungguh keterlaluan kepadaku bahkan disaat kau tau aku sedang mengandung anakmu yang baru beberapa bulan tumbuh di rahim...