1. Kisah Baru

4K 214 50
                                    

Arda, seorang laki-laki dengan perawakan tinggi dengan badan cukup kekar disertai wajah rupawan membuat beberapa orang gadis tergila-gila padanya, namun tak ada seorang wanita pun yang membuatnya tertarik, hingga pada waktu itu ia bertemu dengan seorang gadis dingin nan muram, pada sebuah acara pernikahan salah satu teman semasa kecilnya.

"Dia cantik, tapi apa yang bikin dia jadi dingin? Apa mungkin masa lalunya? Kalau iya, tapi apa?" Rasa penasaran menyeruak memenuhi pikiran Arda tentang gadis itu. Arda belum terlalu dekat dengannya karena ia belum sempat untuk mengobrol pada perkenalan pertamanya. Gadis itu tak begitu terbuka dan sepertinya berusaha menutup diri dan lagi-lagi kemungkinan karena sesuatu hal yang tak begitu baik. Arda tak bisa memejamkan mata walaupun malam semakin telah larut. Angannya selalu dibayangi sosok gadis yang saat ini mampu menaklukkan hatinya walaupun gadis itu tak melakukan apapun padanya.

Rasa penasaran tinggi yang kalau dibiarkan saja mungkin bisa membuatnya gila, "gua harus ngelakuin sesuatu." Gumamnya dalam hati.

"Dim, sori gua ganggu honeymoon lo, gua bisa minta tolong gak?" Sebuah pesan singkat ia kirimkan untuk sahabat kecilnya itu, yang saat ini sedang berbulan madu di luar kota. Tak butuh waktu lama hingga sahabatnya itu membalas pesannya, padahal waktu telah menunjukkan hampir pukul sebelas malam.

"Ada apa? Tolong apa?" Balasnya singkat. Arda langsung membalasnya kembali demi mengobati rasa penasarannya tentang sosok yang membuatnya seperti saat ini.

"Gadis yang kenalan sama gua waktu di acara nikahan lo inget gak?" Arda tak langsung menanyakan tentang gadis itu, namun ia berbasa-basi terlebih dulu. Rasa gengsinya masih terlalu tinggi untuk mengakui kalau saat ini ia sedang jatuh cinta.

"Inget, emang kenapa sama dia? Lo suka?" Ternyata sahabatnya itu bisa membaca apa yang ada di pikiran Arda sampai membuatnya tersenyum-senyum sendiri.

"Lo punya nomer ponselnya gak?" Tanpa mempedulikan pertanyaan sahabatnya, Arda pun langsung to the point meminta nomer ponsel gadis incarannya agar ia bisa segera menghubunginya. Atau mungkin bisa memastikan apa yang terjadi dengan yang ia rasa.

"Ada, nanti gua kirim." Beruntung sahabatnya itu langsung memberikan nomer ponsel gadis yang membuatnya penasaran seperti saat ini. Ia tak terlihat ingin tahu kenapa Arda meminta nomor ponsel gadis itu padanya.

"Ok, masuk, makasih, Dim, sorry gua ganggu, silahkan lanjutin lemburnya..." Dengan tersenyum senang Arda mengirimkan pesan balasan pada sahabatnya itu. Ia tak menyangka bahwa mendapatkan sebuah nomor seorang gadis yang membuatnya penasaran saja senangnya seperti mendapat hadiah undian mobil mewah. "Apa ini yang namanya jatuh cinta? Ah, aku belum mengerti."
Langsung Arda menyimpan nomer itu pada kontak ponselnya sendiri, dan tanpa menunggu lama, ia kemudian menghubunginya.

Tttuuutttt....ttttuuuuttt....

Lama menunggu panggilannya dijawab oleh sang pemilik nomor, hingga pada akhirnya seseorang di seberang sana mengakhiri sebuah penantian, lalu memberi sebuah jawaban dengan nada suara lembut serta sopan, namun justru membuat wajah Arda muram hingga tampak sedikit kesal.

"Maaf, nomor yang anda tuju sedang sibuk atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi."

Lagi dan lagi Arda berusaha menghubungi gadis itu namun ketika ia mendengar suara seorang perempuan yang sama di ujung telefon menjawabnya dengan jawaban dan intonasi yang sama, justru membuat Arda semakin bertambah kesal.

Ia melemparkan ponselnya pada bantal yang berada di atas kasur, lalu kemudian melemparkan tubuhnya sendiri di sampingnya.
Di tatapnya langit-langit kamar berwarna putih itu, yang membuatnya tersadar dengan suasana saat ini.

"Shit, ini udah hampir tengah malam, bodohnya gua, jam segini dia pasti udah tidur."

Gumamnya meratapi kebodohannya sendiri karena tak melihat jam yang berada di salah satu dinding kamarnya, yang saat ini telah menunjukan pukul sebelas empat puluh tujuh malam, yang berarti bahwa hari akan segera berganti tanpa banyak orang yang terlalu peduli.

"Besok lagi aja gua hubungin dia." Arda tertidur di ranjangnya dengan masih memendam rasa penasaran tinggi tentang gadis itu.

*****

Arda perlahan membuka mata, cukup membutuhkan waktu hingga membuat matanya benar-benar terbuka lebar. Tidur terlalu larut membuatnya harus bangun terlambat dan masih ingin bermalas-malasan. Arda meraih ponsel yang ada di atas nakas di samping tempat tidurnya. Semalam sebelum tidur ia sempat membuat jadwal alarm pada ponsel, dan setelah dilihatnya ternyata ia melupakan sesuatu yang lain.

"Silent mode."

"Sial..." Amarahnya langsung terpancing ketika melihat tulisan itu, namun sesaat kemudian berubah menjadi penasaran ketika ada sebuah pesan masuk dari nomer yang tak di kenalnya, karena tak ada nama pada nomer yang mengiriminya pesan tersebut.

"Hari gini masih ada aja orang kayak gini, gua kira pesan dari cewek itu yang ngirim pesan pakai nomer lain." Gumamnya kecewa seraya menghapus pesan dari nomer tak di kenal itu yang bertuliskan...

"Selamat, nomer anda terpilih dalam undian berhadiah senilai 80 juta rupiah, untuk pengambilan hadiah bisa menghubungi... 081xxxxxxxx, a/n H. Dadan"

Arda kembali melemparkan ponselnya ke atas bantal, kemudian bergegas menuju kamar mandi untuk segera menjalankan aktifitasnya seperti biasa.

Setelah selesai dengan membersihkan diri, Arda kembali melihat layar ponselnya, ada sebuah panggilan tak terjawab yang membuatnya kegirangan hingga harus melompat-lompat, hingga membuat handuk yang melilit di pinggangnya terlepas, beruntung kejadian itu terjadi di dalam kamarnya sendiri.

"Ternyata dia penasaran sama gua...yes..."

Tak mempedulikan handuknya yang tergeletak di lantai, Arda dengan buru-buru memakai pakaiannya, karena jam telah menunjukkan hampir pukul tujuh, yang berarti ia sudah terlambat untuk berangkat bekerja.

PASUKAN MATI (EPS. 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang