Satu Meter

54 18 0
                                    

April 2015

Mentari memandang kagum atas apa yang dilihatnya pagi ini. Ia disuguhkan pemandangan alam yang sangat memikat hati. Matanya berbinar dan senyumnya mengembang sempurna melihat samudera awan yang terbentang luas diantara pegunungungan yang ia tapaki kini. Tak henti-hentinya ia bersyukur atas nikmat Tuhan yang diberikan untuknya.

Setelah kejadian perkara Begal di pagi buta tadi, Mentari sama sekali tak bisa tertidur lagi. Matanya terbuka lebar dan tak ada rasa kantuk sedikit pun menghampirinya. Sesekali dilihatnya Rona yang masih tertidur pulas di dalam sleeping-bagnya. Ia hanya berharap semoga Rona cepat terjaga, agar segera memasak makanan untuknya.

Demi menghilangkan rasa lapar yang ada pada dirinya, Mentari mengambil ponselnya yang ia letakkan di kantung kecil sebelah kanan tenda. Lalu ia memutuskan untuk keluar tenda, menikmati pagi dengan secangkir kopi yang akan buat sendiri.

Diantara secangkir kopi panas dan sejuknya udara pagi, ia mengaktifkan ponselnya lalu segera me-nonaktifkan mode pesawat yang ia aktifkan sejak kemarin. Ia biasa melakukan hal itu karena supaya baterai ponselnya tahan lama selama berada di gunung, karena jika baterai ponselnya habis, di Gunung ini tidak menyediakan aliran listrik yang bisa mencharging ponselnya.

Tak lama setelah ia me-nonaktifkan mode pesawat di ponselnya, ia menerima banyak serangan getar dari benda berlayar pipih itu. Banyak pesan masuk selama ia me-mode pesawatkan ponselnya. Ia men-scroll notifikasi ponselnya lalu melihat beberapa pesan baru belum di buka. Ia segera memeriksa pesan itu satu per satu.

From Bundadari ❤
Mentari udah dimana?
11.30
Kenapa nomor kamu gak bisa dihubungi?
13.20
Mentari, kamu lagi naik gunung bukan naik pesawat, tolong jangan biasakan mode pesawatkan hp kamu sebelum ngabarin Bunda.
14.15
Yasudah, Ayah bilang Bunda gak perlu khawatir karena kamu pasti baik-baik saja. Tapi setelah kamu baca pesan Bunda ini, tolong dibalas yah Sayang. Bunda gak suka pesan Bunda dibaca aja.
16.15
Tadi teman kamu dateng, minta uang tarikan, jadi udah Bunda kasih. Nanti kamu jangan lupa ganti ya uang Bunda.
17.05
Jangan telat makan.
18.30
Jangan begadang
21.50
Selamat tidur gadisku.
22.30

Bibir Mentari tersenyum lebar saat membaca semua pesan dari Bundanya. Ia beruntung bisa memiliki seorang ibu yang sangat perhatian seperti Bundanya. Mentari pun segera membalas pesan dari Bundanya.

To Bundadari❤
Maaf Bunda, Mentari baru ngabarin sekarang. Semalam Mentari ke gunungnya naik pesawat, Bun, jadi Mentari mode pesawatkan sementara hp-nya hehehehe. Bundadari jangan marah. Ntar uangnya Mentari ganti. Makasih Bunda. ❤missyou

Setelah pesan untuk Bunda terkirim, Mentari memeriksa lagi beberapa pesan yang belum dibacanya.

From Airys
Rik. Dimana?
14.25
Tarikan belum kau bayar woy!
15.50
Aku kerumahmu ya. Sediakan uang.
16.45
Kebiasaan nih bocah, melarikan diri dari kewajiban. Durhaka ko jadi anak, morotin Bunda aja kerjanya.
17.32

Mentari terkekeh sendiri membaca pesan dari temannya, Airys, ia sengaja 2 hari yang lalu tidak membayar uang tarikan sewaktu di kampus agar Airys datang kerumahnya, dan ia ingin membuat Airys kesal karena sebenarnya ia tidak sedang dirumah pada hari dimana Airys akan menagihnya. Dan rencananya berhasil, meski akhirnya ia juga harus mengganti uang Bundanya.

Kemudian Mentari memeriksa lagi beberapa pesan yang belum dibacanya. Diantaranya ada pesan dari Operator dan sisanya pesan dari seseorang.

From Fajar
Ri.
14.55
Ri.
15.17
Mentari.
16.00
Woy!
18.39
Sombong kali ko sempak!
20.55
Gdnight Mentari :)
22.40

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang