Pelangi yang Hilang

41 11 0
                                    

Flashback.

-Virga Kecil-

Di atas brankar, seorang gadis kecil memandang bosan benda persegi 22 inci yang masih menayangkan siaran berita di pagi hari. Rasanya ingin sekali ia membawa kemari DVDnya yang ada dirumah, agar bisa terus menayangkan serial kartun setiap hari saat ia sedang dirawat inap dirumah sakit.

"Bosen," keluhnya sambil memasang wajah cemberut.

"Makanya cepat sembuh. Biar kita bisa nonton kartun dirumah." balas Abhi yang sedang makan roti tawar dengan susu.

"Hmm.. Bang Virga kemana sih? Kok semenjak dirumah sakit, Pelangi gak ada lihat ya?" Pelangi mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Bahkan ia juga tidak menemukan sandal Virga tergeletak di dalam bangsal.

Abhi terdiam. Namun Ibu langsung menjawab pertanyaan Pelangi mengenai keberadaan Virga.

"Setiap kamu tidur, abangmu yang satu itu selalu nemenin kamu tau. Tapi pas kamu terbangun, pasti dia entah pigi kemana. Ibu aja gak tau. Mungkin dia lagi keliling rumah sakit ini kali, dia kan memang suka jalan-jalan ke tempat yang baru. Yakan?"

Rara - Ibunya Virga coba memaksakan senyuman didepan puterinya yang sedang sakit. Sebenarnya dia juga bingung mengapa Virga mendadak berubah seperti itu. Rara menyadarinya, tapi setiap dia menanyakannya kepada Virga, anak itu selalu menjawab, "Virga gak mau ganggu Pelangi, Bu. Lagian kan ada Abhi yang nemenin Pelangi waktu Pelangi bangun. Jadi Virga tugasnya jagain Pelangi waktu tidur."

"Em.. Iya juga sih, Bu. Heheh." jawab Pelangi cengengesan.

"Lagian kamu aneh, Dek. Yang gadak terus dicariin. Malah yang ada selalu dibiarin." Abhi langsung berdiri dan keluar dari bangsal.

Abhi merasa iri pada Virga yang terus ditanyai keberadaannya oleh Pelangi. Sedangkan dirinya, ia selalu merasa terabaikan. Padahal tidak begitu sebenarnya.

"Eh, Bang Abhi kenapa, Bu?" tanya Pelangi penasaran. Mengapa tiba-tiba kedua Abangnya terlihat berbeda.

"Ibu gak tau, Nak. Oiya, kamu minum obat dulu ya. Udah waktunya minum obat ini. Sebentar lagi juga dokter pasti datang buat ngecek keadaan kamu."

Pelangi menghela nafasnya berat. Lagi-lagi minum obat, payah. Pahit. Tidak nikmat sama sekali.

"Iya Ibu."

Semetara itu, di ruang tunggu rumah sakit, terlihat anak laki-laki berkaos hitam sedang terduduk sambil menendang lantai tak berdosa.

Rindu. Rasanya ingin sekali ia bertemu adiknya. Berbicara dengannya. Dan tertawa dengannya. Tapi ia masih takut menghadapi kenyaatan.

"Pergilah ke kamar sekarang. Aku memberikanmu izin untuk bertemu Pelangi." ucap seorang anak laki-laki yang lebih pendek darinya.

"Nanti aku akan menemuinya. Sekarang, biarkan aku sendiri."

"Terserah. Gunakan kesempatanmu sebaik-baiknya." ucapnya sarkas kemudian ia pergi meninggalkan anak laki-laki berkaos hitam itu sendirian di lobby.

Ya, aku akan menemuinya. Tapi nanti ketika ia kembali tertidur. Gumamnya pelan.

Saat ia hendak berdiri dari tempat duduknya, tiba-tiba bahunya ditahan oleh seseorang wanita. "Ibu mau bicara denganmu Virga."

Virga diam, namun tetap mematuhi perintah Ibunya. Ia kembali duduk di kursi bersebelahan dengan Ibunya.

"Kamu kenapa? Jujur." tanya Rara dengan lembut.

"Em?" Virga menggeleng sambil memandang Ibunya sekilas, dan langsung menundukkan kepalanya menatap lantai.

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang