Kejujuran

34 9 0
                                    

Juni 2015


"Ini surat pengunduran diriku."

Semua orang yang berada di ruangan terkejut mendengar penuturan dari gadis yang sedang menyerahkan sebuah surat pengunduran dirinya secara tiba-tiba.

"Jangan bercanda Ri."

Elang segera membuka surat itu dan membacanya. Sontak ia membulatkan matanya tak percaya. "Kamu serius?"

Mentari hanya menganggukkan kepalanya pelan. Baginya, melakukan hal ini sangat berat. Tapi, bagaimana pun juga ini adalah keputusannya.

"Kenapa Ri?"

"Kita ada salah ya? Sampe kamu ngajukan surat pengunduran diri ini?"

"Atau di sekret ini udah gak nyaman ya Ri?"

"Kamu gak suka karena UKM kita gak serame dulu ya Ri?"

"Ri.. Kita disini keluarga. Jawab pertanyaan dari kawan-kawan Ri. Jangan buat kita bingung."

Mentari menghela nafasnya panjang, akhirnya, hari ini saatnya ia mengajukan surat pengunduran diri kepada UKM Mapala tercintanya.

"Sebelumnya aku mau minta maaf karena tiba-tiba ngundurin diri. Jujur aku seneng gabung di UKM ini. Aku seneng bisa ketemu orang se-loyal kalian. Aku juga seneng jadi bagian dari keluarga ini. Tapi keputusan ini udah aku fikirin matang-matang. Gak tau kenapa aku pingin jadi mahasiswa yang biasa saja. Tanpa terikat oleh apapun. Bukan aku gak suka jadi bagian dalam UKM ini, aku suka. Tapi-"

"Tapi apa? Kamu gak suka karena kegiatan UKM kita itu-itu saja?" sanggah Rona.

"Enggak Na, bukan itu. Aku cuma pin-"

"Intinya kamu udah bosen sama UKM kita Ri. Kamu egois, kamu gak mau berjuang sama-sama di UKM ini. Dan sekarang kamu mau pergi? Sedangkan kita dulu pernah janji gak akan ninggalin UKM dalam keadaan apapun!" bentak Rona.

"Rona tenang, Mentari belum selesai bicara." ucap Elang.

"Aku cuma pingin jadi mahasiswa biasa. Aku gak bosen sama UKM kita. Tolong hargai alasanku. Nanti, apapun kegiatan yang ada di UKM ini akan tetap aku dukung. Aku juga bakal sering main kesini, tapi gak bakal sesering dulu. Maafin aku." jelas Mentari panjang lebar.

"Intinya, kamu cuma mau jadi mahasiswa biasa tanpa terikat oleh organisasi apapun?" tanya Bang Sam.

"Iya Bang. Hanya itu."

"Bukan karena kamu ingin masuk ke organisasi lain, atau kamu ingin bekerja, atau ingin menikah?" tanya Bang Sam lagi.

"Bukan Bang."

Sam menghela nafasnya. Baginya, kehilangan satu anggota di UKM ibarat seperti burung yang sedang patah sayap. Lambat laun burungnya akan bisa terbang, tapi butuh waktu yang lama untuk memulihkannya. Apalagi kehilangan sosok Mentari yang sudah berpengaruh banyak di UKM ini. Tapi keputusan sudah digugat, bagaimana pun ia harus menghargai keputusan anggotanya.

"Baiklah, jika itu keputusanmu, akan kami hargai, tapi ingat, sekarang, di detik ini kamu bukan lagi anggota dari UKM ini, tapi bagaimana pun juga kita tetap saudara di luar sana."

Tanpa Mentari sadari, air matanya menetes perlahan disertai bibirnya yang bergetar. Ia sudah lama menjadi bagian dari UKM Mapala ini. Meskipun berat meninggalkannya, tapi ia harus melakukannya.

Pengunduran diri ini sudah lama ia fikirkan. Namun baru sekarang ia ajukan. Karena pada dasarnya Mentari hanya ingin menjadi mahasiswa biasa, itu saja. Tapi UKM ini telah mengajarkan ia tentang banyak hal. Meskipun ia telah pergi tapi ia tetap mencintai UKMnya.

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang