Itu Aku

52 18 0
                                    

29 April 2015

"Selamat Ulang tahun, Sayang."

Seorang wanita mengecup kening anak gadisnya yang sedang tertidur pulas di dalam sebuah kamar bernuansa jingga. Sedetik setelah sebuah kecupan hangat dan lembut mendarat di atas keningnya, Gadis itu langsung terjaga dari tidurnya. Kemudian Gadis itu tersenyum sambil mengucek kedua matanya.

"Makasih, Bunda" Gadis itu memeluk erat Bundanya.

Tiba-tiba seorang Lelaki dengan perawakan belum terlalu tua masuk ke dalam kamar bernuansa jingga itu dan langsung memeluk kedua perempuan yang amat dicintainya.

"Ulang tahun yang keberapa nih anak gadis kita, Bunda? Yang ke-10 tahun ya?"

"Hahaha, wajah Mentari masih kelihatan sebegitu mudanya ya Yah?" tanya Mentari.

"Wajahnya sih udah tua, tapi kamu masih anak gadis kecil bagi Ayah." jawab Ayahnya sambil mencium kening gadisnya.

"Kaaaaan.. Wajah Mentari awet muda loh ya, meski udah genap 20 tahun, hehe."

"Iya deh iya," Ayahnya Mentari mengelus lembut rambut anak gadisnya, "mau kado apa dari Ayah?" lanjutnya.

"Mentari lagi nggak mau apa-apa Yah. Ntar kalo Mentari lagi mau sesuatu, Mentari kasih tau Ayah deh," jawabnya sambil tersenyum.

"Bener? Kalo dari Bunda kamu mau apa?" tanya Bunda.

"Mau rendang jengkol." bisiknya pada Ayahnya.

"Dasar Ratu jengkol." ucap Ayahnya sambil menyentil kening Mentari.

HAHAHAHAHAHAHA..

Suara tawa yang nyaring ditengah kebisuan waktu dini hari yang hening terpecah sudah. Mereka terlalu asik berbincang dan tertawa sampai salah satu diantara mereka mulai menyadarinya ketika tak sengaja matanya menyorot jam weker Mentari.

"Ya ampun, udah jam 3 aja yah, keasikan cerita nih gara-gara Ayah." ucap Bunda.

"Loh kok jadi salah Ayah? Kan Bunda yang mulai ngajak cerita." jawab Ayah.

"Salah Ayah ngapain nyambung cerita Bunda."

"Udah udah.. Salah Mentari, Yah, Bun." sambung Mentari sambil tersenyum.

"Hahaha, yaudah, kamu tidur yah.. Besok Bunda masakin rendang jengkol spesial buat anak Bunda." ucap Bunda sambil mencubit kedua pipi anak gadisnya yang tembem.

"Iyaa Bunda. Masak yang banyaaaaaak ya."

"Mimpi indah anak Ayah." ucap Ayah.

"Anak Bunda, Yah" kata Bunda.

"Anak Ayah." sambung Ayah.

"Anak Bunda!" jawab Bunda lagi.

"Ehm.. Anak Ayah Bunda" ucap Mentari mendamaikan perdebatan.

Kedua orang tua yang sangat dicintainya itu tersenyum dan langsung pergi meninggalkan anak gadisnya. Tak lupa mereka mematikan lampu dan menutup kembali kamar bernuansa jingga itu.

Mentari menarik lagi selimutnya agar menutupi setengah badannya, kemudian ia meraih ponselnya di atas nakas. Ia melihat banyak pesan bermunculan di notifikasi ponselnya, tak hanya dari pesan biasa, pesan dari aplikasi WhatsApp, Line, juga dm dari Instagramnya juga sama banyaknya.

Bibirnya terpahat senyuman yang tulus. Ternyata teman-temannya tak melupakan hari lahirnya.

Terimakasih semua, batinnya terharu.

Mentari membuka beberapa pesan yang telah masuk sekitar 2 jam lalu. Ia menscroll ke bawah kotak masuk pesannya dan mulai membacanya satu per satu. Matanya tertuju pada sebuah nomor tak dikenal yang mengirimnya sebuah ucapan ulang tahun yang sedikit aneh.

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang