Kejutan

26 9 0
                                    

Juni 2015

Tepat di ujung kantin, terdapat sebuah meja bundar yang selalu menjadi tempat favorit Mentari, entah untuk sekedar menikmati makanannya atau bercanda gurau dengan teman-temannya. Tapi siang ini, Mentari terlihat sedang sendirian sambil menuliskan sesuatu diatas lembar buku jingganya.

Sepertinya aku sedang jatuh.

Setelah selesai menuliskan segelintir kalimat yang hanya dimengerti oleh dirinya, ia pun menutup buku jingganya dan memasukkannya ke dalam tas. Ketika hendak berdiri, tiba-tiba ponselnya berdering.

Bundadari❤ in coming call..

Tumben? Ada apa yah? Batinnya.

Tanpa mengulur waktu, Mentari langsung menggeser icon hijau dilayar ponselnya.

"Hallo.. Assalamualaikum, Bunda?"

Waalaikumsalam.
Kamu dimana? Masih di kampus?

"Masih, kenapa Bun?"

Kamu ada pesan barang online gak? Atau ada nggak temen kamu nitipin paket dirumah kita?

"Emm.. Kayaknya enggak ada deh Bunda." jawab Mentari sambil refleks menggelengkan kepalanya.

Ini ada paket dikirim ke rumah kita. Tapi gak ada nama pengirimnya.

"Tadi yang ngantar siapa Bun?"

Bunda nggak tau. Tiba-tiba waktu Bunda keluar rumah, ada kotak di teras.

"Kotaknya besar nggak Bun?"

Lumayan. Kira-kira sebesar kotak indomi. Bunda takut nanti isinya bom pula.

"Emm..? Ada bunyi tit tit tit titnya nggak Bun?"

Ma-maksud kamu?

"Di dalam kotaknya, ada kedengeran suara tit tit tit tit gak Bunda?"

......

"Hallo Bunda?"

Nggak ada bunyi  tit tit titnya. Barusan Bunda cek.

Mentari menghembuskan nafasnya pelan, "berarti bukan bom, Bunda."

Kamu sok tau deh. Manatau alarmnya sengaja dimatiin, untuk mengelabui korban?

"Bunda kebanyakan nonton sinetron indonesia. Hahah."

Udah deh mending kamu cepet pulang sekarang ya.

"Ngapain Bunda? Mentari sebentar lagi ada kelas siang."

Ya ngecek kotak paket inilah, gimana sih kamu?

"Telfon Ayah dong Bun, suruh pulang."

Ayah kamu masih betah sama Rinjani nya, kamu lupa?

Mentari nyengir, "Oh iya heheh."

Yaudah pokoknya kamu pulang sekarang! Bunda tunggu dirumah. Bunda nggak mau mati sendirian. Titik.

Mentari tergelak. "Hahahaha.. Iya iya Bunda. Mentari gerak langsung nih "

5 menit. Jangan lama-lama.

Tut..tut..tut..

Mentari tersenyum geli sambil beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju tempat parkir.

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang