Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di tanah Iauva, terdapat aliansi tujuh keluarga yang menamai dirinya sebagai Svar sapta—yang dalam bahasa sansekerta berarti tujuh cahaya. Aliansi yang terbentuk bermula dari kerja sama antar segelintir priayiageng—golongan bangsawan tertinggi, di tanah Iauva. Svar sapta terdiri dari sekumpulan alpha yang berfikiran revolusioner dan ambisius. Mereka ingin menggali potensi yang ada pada tanah Iauva. Oleh karena itu, mereka sepakat untuk membagi wilayah Iauva menjadi tujuh bagian—yang kemudian disebut sebagai distrik.
Svar sapta sadar bahwa pembagian wilayah seperti ini sangat rentan dengan perpecahan, oleh karena itu, untuk menghindari perebutan kekuasaan antar keluarga, ketujuh keluarga itu sepakat untuk membuat batas tegas tentang apa yang tidak boleh dilanggar. Mereka semua sepakat untuk membuat kode etik sebagai standar operasional diantara mereka.
Keluarga Cakrawangsa ditunjuk sebagai poros yang menduduki hirearki tertinggi di dalam Svar sapta. Ibaratnya, Cakrawangsa adalah jantung dari tubuh Svar sapta. Cakrawangsa diberikan wilayah atas distrik 1 yang dianggap sebagai kapitol dari Iauva. Cakrawangsa juga diberikan kuasa penuh untuk menentukan batasan wilayah kekuasaan, sumber mata pencaharian tiap keluarga dan juga bertindak sebagai hakim tertinggi dalam penyelesaian masalah internal antar keluarga. Cakrawangsa tidak kebagian hak untuk mengelola sumber daya yang ada di tanah Iauva, namun sebagai gantinya, keenam keluarga yang lain wajib untuk memberikan sepertujuh bagian dari keuntungan yang didapatkan oleh keluarga mereka kepada Cakrawangsa seperti halnya darah yang dipompa ke inti jantung.
Keluarga Ankawijaya yang menempati distrik 2 diberikan kekuasaan untuk mengolah hasil pertambangan dan isi bumi. Ankawijaya sedari dulu terkenal dengan darah murninya. Semua anggota keluarga Ankawijaya seakan mendapat jaminan untuk lahir sebagai sebagai seorang alpha. Darah murni dari keluarga Ankawijaya tidak pernah tercampur, dan diantara alpha lainnya pun kemampuan mereka superior, oleh karena itulah mereka sangat disegani dan juga ditakuti.
Keluarga Daneswara menempati distrik ke-3. Mereka disebut sebagai tangan kiri raja karena diberikan kekuasaan untuk mengatur seluruh keamanan di wilayah timur Iauva. Keluarga Daneswara juga diberi kepercayaan mengatur kekuasaan militer Iauva, menjadikan keluarga mereka menempati posisi sebagai panglima tertinggi di pemerintahan Iauva. Daneswara juga diberikan kuasa untuk mengatur pajak di Iauva bersama dengan keluarga Nareswari. Sebagai upah kerja kerasnya, Cakrawangsa memberikan hak kepada keluarga Daneswara sepuluh persen dari total pajak yang masuk untuk Iauva. Dari tujuh keluarga yang ada, Keluarga Daneswara juga terkenal sebagai keluaga alpha yang paling liar. Mereka dikenal berdarah dingin dan tidak segan-segan untuk bertindak kasar. Mereka memiliki ideologi mutlak mengenai hirearki alpha-beta-omega, dimana alpha harus menempati posisi paling atas, dan mereka tidak segan-segan untuk membuang anggota keluarga mereka yang tidak lahir sebagai seorang alpha.