Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.
WARNING: BL, Boyxboy, Gay stories, Omegaverse, Mafia AU.
A/N:
Blame the accreditation and shitty work policy for the slow update.
| Chapter 11: Trap |
Kresna, Distrik 3
Suara langkah kaki yang menapak di lantai terdengar kian mendekat hingga akhirnya pintu kayu mahoni itu terbuka. Tampak seorang laki-laki dengan potongan rambut faux hawk berjalan masuk ke dalam. Laki-laki itu terlihat mengenakan setelan coat berwarna hitam lengkap dengan topi fedora berwarna abu-abu muda. Sepasang iris yang berwarna senada dengan topi yang ia kenakan itu menatap lurus ke depan—tepat ke arah kepala keluarga Daneswara yang duduk di belakang meja kerjanya.
"Andrea," sapa Gilbert sambil melepaskan topi dan menganggukkan kepalanya sedikit. Ia lalu membuka sarung tangan kulit berwarna hitam yang ia kenakan dan memasukkannya ke dalam kantong coat-nya. Sekilas tampak tatto bertuliskan VIXXI pada punggung tangannya.
"Gilbert." sapa Andrea balik sambil bertopang dagu. "Saya harap kamu punya kabar baik untuk memulai pagi saya." sambungnya lagi.
Laki-laki itu lalu meletakkan topi fedoranya di atas meja kerja Andrea. Sudut bibirnya naik ke atas meski matanya tidak ikut tersenyum. "Good news and bad news." ungkap Gilbert.
Alis sang kepala keluarga Daneswara itu terangkat sedikit. "I'm intrigued to hear the bad one first." sahut Andrea.
"Claude is dead." jawab Gilbert.
Mata Andrea membulat sementara rahangnya tampak mengeras, namun ia berusaha menata emosinya agar tetap tampak tenang. Ia pun mengatur ulang napasnya sebelum kembali bertanya, "Ragasha yang...?"
Gilbert hanya menganggukkan kepalanya lalu menambahkan, "Setelah menghilang selama satu minggu, salah satu informanku akhirnya menemukan bekas pakaian yang dikenakan oleh Claude dibakar di belakang Sanctum."
"Disekap sebelum akhirnya dibunuh. Berarti bisa disimpulkan Ragasha sudah mendapatkan informasi yang ia inginkan sehingga akhirnya ia memutuskan untuk membunuh Claude." ujar Andrea sembari menyandarkan diri pada bantalan kursi di belakangnya. "Itu artinya dia sudah tahu mengenai rencana kita untuk menghabisi adik kembarnya." timpal Andrea.
"Precisely."
Andrea mendengus sembari menggelengkan kepalanya. Ia lalu berkata pelan, "Seharusnya dari awal saya membereskan Ragasha terlebih dulu sebelum berusaha menghabisi Rasha." Sang kepala keluarga Daneswara itu lalu melirik ke arah Gilbert yang berjalan mengitari meja kerjanya. "Dan kalau saja dari awal kamu berhasil menghabisi Rasha, semuanya tidak akan jadi serumit ini." timpalnya.
"As far as I remember, I shot him already."
"And as far as I remember that fucking omega is still alive."
"Saya hanya mendapatkan perintah untuk membunuh Rahardian Mahapraja, bukan anaknya. Kebetulan saja omega itu ada disana dan ikut terlibat."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BΩSS [BXB]
General Fiction"What if" Rasha take the throne? THE BOSS S t a t u s : c o m p l e t e [ 2018 - 2020 ]