Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.
WARNING: BL, Boyxboy, Gay stories, Omegaverse, Mafia AU.
A/N:
Thank you for 1k vote!| Chapter 23: King |
Niuewe Stad, Distrik 1
PELURU yang dilepaskan oleh Andrea tidak pernah sampai mengenai tubuh Rasha karena ada peluru lain yang melesat lebih dulu dan menangkisnya. Peluru itu datang dari arah pintu belakang mansion. Secara spontan Rasha, Andrea dan Alex menoleh ke arah datangnya peluru itu.
Disana tampak Alfa Ankawijaya yang berjalan mendekat dengan sebuah pistol di tangan. Alfa tampak formal dalam balutan tuxedo berwarna hitam. Ia pun menarik senyum simpul saat matanya bertatapan dengan Rasha. Melihat itu Andrea pun menggeram.
"Pengkhianat." desis Andrea.
Alfa memiringkan kepalanya sedikit sembari menatap lurus ke arah sang kepala keluarga Daneswara itu. "Pengkhianat? Siapa yang mengkhianati siapa, Andrea?" tanya Alfa pelan. Ia tampak tetap tenang meskipun saat ini feromon alpha milik Andrea mulai menekannya. "Bukankah dari awal sudah jelas dimana loyalitasku berada?" sambung Alfa.
Alfa lalu melirik ke arah Rasha yang tengah memegangi pundaknya yang berdarah dan berhenti melangkah. Matanya kemudian berubah merah dan ia menatap ke arah Andrea dengan tajam. Seluruh orang yang ada disana spontan menahan napas. Tekanan dari seorang alpha berdarah murni seperti Alfa membuat udara disana mendadak terasa berat.
Andrea paham bahwa kini ia berada di dalam posisi yang sulit. Tidak hanya kalah jumlah, sekarang sang keluarga Ankawijaya pun ikut dalam pertarungan itu. Andrea buru-buru mengambil langkah mundur—memberi jarak dari tempatnya berdiri sembari mengamati ketiga musuhnya.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Alex untuk segera menghampiri omeganya. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya terutama ketika ia melihat darah yang terus mengalir dari bahu Rasha.
"Rasha," panggil Alex dengan wajah khawatir. Ia pun segera merobek lengan kemejanya dan segera membalut luka sang omega. "Aku tahu ini tidak akan membantu banyak. Tapi, hanya ini yang bisa kulakukan sekarang." ujarnya.
Rasha tersenyum. "Terima kasih, Alex."
Pandangan sang omega itu pun segera teralihkan oleh sosok Alfa yang kini berjalan mendekat ke arahnya. Sang kepala keluarga Ankawijaya itu pun menghampirinya dan segera memberikan sebuah kapsul padanya.
"Minum ini, Acha. Ini akan membantumu menghentikan pendarahannya." ujar Alfa sembari membantu meminumkan obat itu pada Rasha. Usai sang omega meneguk obat yang diberikannya, Alfa ganti menatap Alex. "Aga won't be pleased if he know you didn't listen to him, Alex." ujarnya sambil tersenyum.
Alex hanya bisa melibat bibirnya ke dalam lalu menyahut, "I'll apologize to him later." Ia lalu melirik ke arah Rasha dan menggelengkan kepalanya. "But I can't lie to Rasha and I can't take him away against his will." lanjutnya.
"Where is Aga?" tanya Rasha seketika ia sadar kakak kembar tidak ikut bersama Alfa.
Alfa diam sejenak sebelum menyahut, "Inside."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BΩSS [BXB]
General Fiction"What if" Rasha take the throne? THE BOSS S t a t u s : c o m p l e t e [ 2018 - 2020 ]