Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.
WARNING: BL, Boyxboy, Gay stories, Omegaverse, Mafia AU.
The following content may contain elements that are not suitable for some reader.
Reader discretion is advised.A/N:
Blame my crazy work hours for the slow update.
| Chapter 9: Coincidence |
RASHA berlari di koridor rumah sakit dengan napas terengah-engah. Matanya melebar, jantungnya berdebar tak karuan. Fokusnya hanya tertuju pada apa yang ada di depannya. Tak jauh darinya tampak seorang laki-laki yang berdiri membelakanginya. Laki-laki mengenakan pakaian serba hitam—trench coat hitam, sarung tangan hitam dan topi fedora hitam. Tingginya kurang lebih 6 kaki dan ia tengah mengarahkan laras pistol ke arah Rahardian yang berdiri di ujung koridor.
Rasha berusaha berteriak untuk memperingati ayahnya, namun suaranya tidak dapat keluar. Ia berlari secepat yang ia bisa, namun laki-laki itu keburu melepaskan perluru ke arah Rahardian hingga akhirnya tepat mengenai tubuh sang kepala keluarga Mahapraja itu. Rahardian jatuh tanpa perlawanan. Darah segera menggenangi lantai rumah sakit.
Mata Rasha membulat. Ia berteriak memanggil nama ayahnya, namun lagi-lagi suaranya tidak dapat terdengar. Ia tetap berlari mendekat ke arah Rahardian. Tangannya terus berusaha menggapai tubuh ayahnya yang jatuh di atas lantai, namun semakin ia mengambil langkah untuk mendekat, jarak yang memisahkannya dengan Rahardian justru semakin melebar.
Ketika itulah sosok laki-laki yang menembak ayahnya berbalik padanya. Rasha lantas segera menghentikan langkahnya. Wajah mereka berdua saling bertatapan dan laki-laki tampak menyeringai pada sang omega.
"Kamu tidak seharusnya disini." ujar laki-laki itu sembari mengangkat tangan kirinya dan mengarahkan pistolnya ke arah Rasha.
Seharusnya Rasha berlari pergi, namun kakinya serasa terpaku pada di lantai. Rasha bisa merasakan napasnya bertambah berat, mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu akhirnya ia bisa merasakan dada kirinya tertembus oleh peluru. Tubuhnya pun jatuh tergeletak di atas lantai yang dingin. Napasnya semakin terasa berat. Rasha bisa merasakan hangatnya darah yang mengalir keluar dari tubuhnya.
Laki-laki berpakain hitam itu lalu berjalan mendekat ke arah Rasha dan berhenti tepat di sebelah sang omega yang kini tergeletak di atas lantai. Ia lalu membuka sebelah sarung tangannya sehingga tampak sebuah tatto bertuliskan VIXXI di atas punggung tangan kanannya.
Di tengah kesadarannya yang mengabur, Rasha bisa merasakan tangan laki-laki itu menutup kedua kelopak matanya. Sayup-sayup ia dapat mendengar laki-laki itu berkata, "Long live the king."
—
Rasha terlonjak dari kursinya ketika ia merasakan ada yang menyentuh bahunya. Secara insting Rasha segera mengambil pistol miliknya dan mengarahkannya pada sosok terdekatnya. Ketika kesadarannya sudah menyatu dengan raganya, barulah ia sadar bahwa ia tengah menodongkan pistolnya pada kakak kembarnya sendiri. Buru-buru Rasha kembali menurunkan pistolnya sembari mengatur ulang napasnya yang memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BΩSS [BXB]
Ficción General"What if" Rasha take the throne? THE BOSS S t a t u s : c o m p l e t e [ 2018 - 2020 ]