Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.
WARNING: BL, Boyxboy, Gay stories, Omegaverse, Mafia AU.
A/N:
I'm being productive since yesterday—and by productive I mean laying my ass on the bed and not moving an inch while writing this chapter instead of putting some effort for my research data.
Next update won't be as fast as this.
I need to catch up with works irl.| Chapter 18: Masquerade |
Niuewe Stad, Distrik 1
BERITA mengenai pertunangan Axel dan Rasha dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut hingga akhirnya diketahui oleh publik. Sudah satu minggu berlalu semenjak Rasha setuju untuk menikahi Axel. Keseharian Rasha seolah tidak berubah—ia tetap hadir dalam pertemuan svar sapta juga bertemu dengan beberapa investor bisnis.
Hari ini Rasha juga hadir dalam pertemuan anual svar sapta yang diadakan di gedung Zeven Kruin atas ajakan Axel. Pertemuan di pagi hari itu dihadiri oleh hampir seluruh kepala keluarga yang ada—kecuali keluarga Mahapraja dan Ankawijaya yang absen. Axel menjelaskan bahwa baik Alfa maupun kakak kembarnya sudah mendapat izin darinya untuk tidak hadir di pertemuan tersebut—yang sesungguhnya membuat Rasha heran karena ia sama sekali tidak tahu urusan apa yang membuat kakak kembarnya dan Alfa absen secara bersamaan.
Sebelum memulai rapat, Axel yang duduk di tengah sengaja menyisakan tempat duduk tepat di sebelahnya agar Rasha dapat duduk disitu. Rasha tidak punya pilihan karena kehadirannya disana memang bukan lagi mewakili keluarganya, melainkan sebagai pasangan dari sang kepala svar sapta. Perubahan status itu sepertinya menjadi hiburan tersendiri untuk sang kepala keluarga Daneswara karena Rasha bersumpah ia dapat melihat bagaimana Andrea tersenyum puas menatapnya. Seolah-olah seorang omega memang tidak punya nilai apa pun selain menjadi trofi dari alphanya.
Pertemuan di pagi itu pun resmi dimulai dengan membahas tentang laporan bisnis dari masing-masing kepala keluarga. Rasha mulanya hanya menyimak isi pertemuan itu tanpa banyak berkomentar hingga akhirnya di akhir rapat itu Andrea melemparkan pertanyaan terbuka pada sang kepala keluarga Cakrawangsa.
"Ngomong-ngomong bagaimana kabar mengenai komplotan informan kemarin?" tanya Andrea sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Sesungguhnya saya tetap pada usulan awal—lebih baik kita bunuh saja keduanya sebelum mereka menimbulkan masalah untuk kita di masa depan." sambungnya enteng.
Rasha yang duduk di sebelah Axel hanya dapat mengeraskan rahang. Mati-matian ia menata ekspresi di wajahnya agar tidak menunjukkan perubahan mendengar Andrea yang kembali membahas tentang Alex dan sahabatnya.
"Ragasha sudah mengurus masalah itu. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi."
"Ragasha?"
"Ya, Ragasha telah mengajukan diri untuk membantu dalam investigasi kedua orang tersebut. Dan karena keduanya menolak untuk memberi informasi, Ragasha terpaksa membunuh mereka."
"Harusnya kamu menyuruh saya saja, Axel. Saya punya satu atau dua trik agar mereka berdua bisa memberikan informasi untuk kita." ujar Andrea. Ia lalu mengangkat bahu dan kembali berkata, "Yah, walaupun tetap saja saya juga akan tetap membunuh mereka berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BΩSS [BXB]
General Fiction"What if" Rasha take the throne? THE BOSS S t a t u s : c o m p l e t e [ 2018 - 2020 ]