Epilogue

5.9K 325 108
                                        

Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.

WARNING: BL, Boyxboy, Gay stories, Omegaverse, Mafia AU.


| Epilogue |

- 7 tahun kemudian -


Nieuwe Stad, Distrik 1


DERAP langkah kaki terdengar semakin dekat ke arah pintu. Ragasha baru saja melepaskan sepatu dan masih berdiri di depan kediaman adiknya ketika pintu kayu rumah itu terbuka. Tampak seorang bocah laki-laki yang nyengir lebar menyambut kedatangannya.

"Om Aga!" pekik Al sambil melompat ke pelukan kepala keluarga Mahapraja itu. Dengan cepat Ragasha menangkapnya.

"Hei, Al." sapa Ragasha sambil memeluk keponakannya. Sang kepala keluarga Mahapraja itu menyunggingkan senyum tipis melihat sang bungsu dari keluarga Adinata itu. "Rasanya setiap kali nggak ketemu Al makin besar aja." ujar Ragasha.

Al mengangguk mantap. "Al rajin susu biar cepet tinggi." jawab sang bungsu.

"Mana Ai sama Doc?"

"Bang Ai sama Doc lagi di kamar."

"Kalau Pa sama Da?"

"Pa lagi di dapur, kalau Da ada di gudang. Da lagi betulin lampu yang mati."

"Oh ya, ngomong-ngomong om Aga dengar minggu lalu om Alfa datang kesini ya?" tanya Ragasha.

"Iya! Om Alfa datang bawa pohon natal besaaar banget!" seru Al tampak bersemangat. Mata bulatnya berbinar menatap Ragasha. "Al nggak pernah lihat pohon natal sebesar itu. Om Alfa keren banget." sambung Al lagi.

"Oh ya? Siapa yang lebih keren, om Alfa atau om Aga?"

"Hmm, sulit om. Al bingung mau pilih siapa."

"Sulit?" tanya Ragasha, tampak tersinggung. Ia lalu segera menggelitiki perut keponakannya. "Coba, jawab sekali lagi, siapa yang lebih keren om Aga atau om Alfa?" ulang sang sulung.

Al tertawa terbahak-bahak sebelum akhirnya ia menyerah. "Iya, om Aga paling keren! Om Aga yang paling keren pokoknya buat Al!" seru Al.

"Jadi Al paling sayang sama om Aga?" tanya Ragasha, berhenti menggelitiki si bungsu.

"Oh tidak bisa. Al paling sayang sama Pa dan Da dulu. Om Aga harus antri." jawab Al.

Ragasha terkekeh. "Om Aga juga sayang sama Pa-nya Al. Jadi nggak apa-apa om Aga antri." sahut sang kepala keluarga Mahapraja itu. Ia pun berjalan masuk sambil menggendong si bungsu ketika ia mendengar suara adiknya dari arah dapur. Suara itu terdengar semakin mendekat ke arahnya.

"Siapa Al? Bener om Aga yang datang?" tanya Rasha sambil mengelap tangannya dengan serbet dan berjalan dari arah dapur ke ruang tamu. Ketika itulah ia melihat kakaknya yang berdiri sambil menggendong anak bungsunya. Rasha tersenyum tipis.

Ragasha balas tersenyum sebelum ia perlahan menurunkan Al. "Coba panggil Ai sama Doc. Om Aga kangen sama mereka." ujar Ragasha sambil mengelus kepala Al.

THE BΩSS [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang