1

365 43 5
                                    

Kring...kring...kring...

Bunyi alarm yang menandakan bahwa waktu pagi telah tiba, bahwa hari baru akan segera dimulai

Cahaya mentari pagi pun masuk melalui celah-celah jendela dan mengenai wajah seorang gadis yang sedang tertidur nyenyak di atas tempat tidurnya, dan karena cahaya tersebut membuat gadis tersebut terusik dan akhirnya membuka matanya lalu gadis tersebut mematikan alarmnya berbunyi

"Huh~kenapa pagi cepat sekali" gerutu gadis tersebut lalu bangkit dari tempat tidur dan segera menuju ke kamar mandi

Baiklah aku perkenalkan gadis tersebut,
Chinen Yuri umur 16 tahun dan hidup sendiri di sebuah apartemen dan Chinen tidak melanjutkan sekolahnya karena tidak dapat membayar biaya sekolah dan akhirnya ia memilih untuk bekerja diusia belia

Setelah keluar dari kamar mandi lalu ia bersiap untuk bekerja

Chinen menatap dirinya di depan cermin sambil melihat penampilannya

"Yosh! Chii kamu harus semangat" ucap gadis tersebut lalu pergi ke dapur untuk membuat sarapannya

Sambil mempersiapkan Makanan, Chinen menyalahkan tv

Kabar terbaru CEO dari Yamada.corp memutuskan memecat sekretarisnya karena menuruy rumor, Yamada Corp mengalami penurunan karena sekretaris tersebut bekerja sama dengan perusahaan lain dan memberitahukan rencana-rencana milik Yamada Corp kepada perusahaan tersebut, dan menurut rumor perusahaan tersebut adalah perusahaan Takaki Family ...

Chinen yang berada di dapur mendengar berita tersebut lalu menghela napasnya

"Menjadi dewasa juga merepotkan" gumam Chinen sambil melihat ke arah siaran tv tersebut

Setelah sarapan, Chinen pun pergi meninggalkan rumahnya lalu segera menuju tempat dia bekerja. Sepanjang jalan Chinen menyapa orang-orang yang ia ditemui

Di daerah tersebut Chinen terkenal dengan sebutan "Malaikat Senyum" karena keramahan Chinen membuat orang-orang disana menyukai Chinen

Tak memerlukan waktu lama, Chinen sampai juga di sebuah Taman Kanak-Kanak dan segera masuk ke dalam beberapa menit kemudian bel sekolah berbunyi dan Chinen segera menuju kelasnya

"Selamat Pagi Semuanya" Sapa Chinen kepada anak-anak yang berada diruangan tersebut

"Selamat Pagi Chinen-sensei" sapa balik anak-anak tersebut

Lalu Chinen pun segera mengabsen anak-anak tersebut

"Yamada Akira" panggil Chinen, tetapi mendengar tidak menjawab membuat Chinen mengedarkan pandangannya dan mencari sosok Yamada Akira

"Dia gak masuk?" Gumam Chinen

Chinen pun berniat melanjutkan absennya tetapi harus berhenti karena pintu ruangan tersebut terbuka dan memperlihat 2 orang yang berbeda umur

"Chinen-sensei, maafkan Akira datang terlambat" ternyata itu Yamada Akira dia segera meminta maaf dan membungkukan diri

"Maafkan saya telah mengantar telat Yamada-san" dan dibelakang Akira adalah pengasuh Akira

Chinen tersenyum lalu meletakkan buku dan segera menuju ke arah Akira dan berjongkok untuk menyesuaikan dengan tinggi Akira

"Tidak apa-apa Akira-chan, tapi lain kali jangan terlambat lagi ya" ucap Chinen dengan lembut sambil mengusap pelan rambut Akira

"Un, Akira janji gak akan telat lagi" kata Akira bersemangat

"Jaa...Akira duduk ditempatmu ya, lalu kita belajar" suruh Chinen sambil berdiri dan Akira pun mengikuti perintah Chinen

"Sekali lagi, maafkan saya Chinen-sensei" pengasuh tersebut pun membungkukkan diri lagi dihadapan Chinen

"Tidak apa-apa, ini bukan masalah besar" ucap Chinen sambil menepuk pundak pengasuh itu

"Baiklah, saya permisi dulu, saya akan menjemput kembali Yamada-san" pamit pengasuh tersebut lalu Chinen pun menuju tempatnya dan segera memulai pelajarannya

☆☆☆

Disebuah gedung yang besar yang bertuliskan Yamada Corp
Diruangan yang paling atas yang merupakan ruangan CEO
Dari luar pintu dapat terasa aura yang menyeramkan dari ruangan itu dan jika kita masuk kedalam dapat terlihat seorang pemuda tampan yang sedang berfokus dengan kertas-kertas di depannya
Tetapi tiap menit sekali pemuda tersebut menghela napas terus
Kalian dapat melihat dari papan nama yang ada di meja tersebut

Yamada Ryosuke

Benar pemuda tersebut Yamada Ryosuke berumur 24 tahun. Kuberitahu dia sudah mempunyai anak tetapi ketika dia berumur 22 tahun Yamada harus bercerai dengan istrinya

Dan selama 2 tahun itu Yamada selalu berusaha untuk membagi waktunya bekerja dengan anaknya

Baiklah kapan-kapan lagi perkenalannya karena aura pekat dari Yamada kian melebar

Saat ini Yamada harus berkerja dua kali, karena baru-baru ini Yamada baru saja memecat sekretarisnya

Tok...tok...tok...

Terdengar ketokan pintu membuat fokus Yamada terbuyar dan bersiap akan mengomeli orang yang sudah membuat fokus menghilang

Dan pintu itu terbuka dan memperlihatkan seorang perempuan dengan senyuman di wajahnya tanpa merasakan aura pekat darinya atau sebenarnya dia mencoba mengabaikan aura pekat tersebut dapat terlihat keringat yang menetes di dahi perempuan itu

"Yahoo~ Yama-chan" sapa perempuam tersebut seraya menutup pintu

"Ada urusan apa kamu kesini, Dai-chan" sarkas Yamada

"Mou...jangan begitu dong Yama-chan, aku kesini karena Yama-chan membutuhkanku, kan" Perempuan yang dipanggil Dai-chan atau nama lengkapnya Arioka Daiki pun segera duduk di sofa yang tersedia di ruangan tersebut

"Aku tidak membutuhkanmu" Yama-chan pun melanjutkan pekerjaannya mengabaikan keberadaan Daiki

"No No No ~ sebagai sahabatmu aku harus selalu ada disisimu apalagi saat ini dengan keadaanmu yang begitu, mungkin kalau seorang bukan diriku masuk keruangan ini pasti kamu akan membunuhnya, iya kan Yama-chan" kata Daiki sambil berjalan ke arah meja Yamada dan bersadar dimeja tersebut

"Urusi aja pacarmu Bakaki itu, aku sudah bosan harus bertengkar dengannya terus" kata Yamada

"Namanya Takaki, dan untuk saat ini aku lebih baik mengurusimu karena liat penampilanmu sangat kacau sekali" Ucap Daiki sambil melihat ke Yamada

"Sekarang apa maumu Dai-chan?" Tanya Yamada, dapat terlihat smirk di wajah Daiki

"Selesaikan pekerjaanmu jam 6 sore nanti, aku akan kembali dan membawamu untuk merefreskan pikiranmu itu" Ujar Daiki

Yamada menghela napas karena ia mengetahui apa yang akan dilakukan oleb perempuan itu

"Baiklah, aku akan pergi bersamamu kali ini, dan juga bilanglah ke Bakaki itu agar tidak salah paham lagi" kata Yamada dan segera melanjutkan lagi pekerjaannya

Daiki tersenyum lalu segera menuju pintu sebelum keluar dia melihat ke arah Yamada

"Lebih baik lagi kalau kamu mencari pasangan lagi Yama-chan" kata Daiki dengan pelan lalu berjalan keluar dan menutup pintu tersebut

"Aku tidak ingin merasakan sakit dalam hal bercinta" gumam Yamada setelah mendengar ucapan Daiki

Bersambung

Draw My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang