10

1.1K 48 0
                                    

gue pun melihat ke depan, dan degggg... kenapa dia bisa disini? batin gue. dan kalian tau siapa yang didepan dia adalah farez si polisi yang nilang gue, dan yang kemarin ngajak jalan gue. bersama dengan ke3 rekannya sesama polisi.

dan kalian tau apa yang gue rasain sekarang? detak jantung gue berdetak lebih kencang, tak tau harus melakukan apa, gue mencoba untuk menghindar agar Farez tak mengetahui keberadaan gue guyss. Tapi apalah daya Farez  selalu melirik ke arah gue.

"lo kenapa nin" tanya si Shafa melihat gue seperti tak biasanya.

Gue bersikap biasa saja. "im ok. shafa" ucap gue.

"cie yang salting" sahut si Billa.

Sekarang gue cuma diam menundukan kepala,   sesekali melihat kearah depan, dan si farez pun sama seperti itu, selalu melirik keaarah gue.
yang gue takutin sekarang dia ceritain kalo kemaren kita jalan bareng dan gue pernah ditilangg oh my god tolong gue tuhann.

"mohon perhatian anak anak" ucap pa Abdul.

Kami pun langsung memperhatikan kearah depan.

"jadi gini kenapa disini ada polisi, jadi kedatangan mereka semua akan memberi pengarahan kepada kalian, jadi sekarang selama 2 jam pelajaran saya. akan digantikan oleh kaka kaka polisi ini. dapat dimengerti anak anak"

Mengertii paakkkk.... serempak semua murid

pak abdul pun pergi dan sekarang didepan kelas dekat white board cuman ada 4 polisi itu saja. dan gue pun tetep menunduk, gue berharap dia tak mengenali gue.

"yeyy... akhirnya gue gak jadi test" teriak si rian dan membuat semua orang dikelas tertawa.

"itu mah keberungtungan lo yan" sahut si Syifa yang otaknya sama sama gesrek seperti si ria.

"sudah sudah" ucap si polisi itu farez.

"kita mulai aja yahh adik adik, ohhh iya sebelumnya kalian sudah mengenal kami"

"udahhhhh dongg" teriak si Syifa.

"emang siapa namanya lo sotoy bangett si fa" ucap si Rian.

"gue gak sotoy, jadi itu yang namanya ka farez" sambil menunjuk si farez. "dan temennya yang 3 gue gak tau namanya"

"itumah namanya gak tau Ratu semut" bales si Fahmi ke Syifa.

"ok, jangan ribut yahh. jadi nama saya farez" ucapya dan gue masih diem dan nunduk tak berani melihat dia.

"ada yang tau nama temen temen saya" ucapnya.

"saya kak" sahut si Shafa. dan semua orang pun memandang si shafa dan otomatis mereka liat gue teman sebangkunya Shafa.

"ehh, nindy lo kenapa muka lo tegang bangett sihh" sahut si Rian ke gue.

"ehh iyah nindy lo kenapa lo sakit" sambung si Syifa.

siall.. si farez liat gue dan temen temenya pun liat gue, seketika gue ingin menghilang dari tempat ini. gue gak tau gue harus ngapain.

lo harus tenang nindy, anggap ini gak ada apa apa lo harus biasa aja nindy.. batin gue

"nggak gue gak apa apa kok" ucap gue dengan muka pede gue.

Gue mencoba untuk bersikap biasa saja.

"dek, kamu gak apa apa" ucap salah satu polisi temennya si Farez.

"hmm, nggak kok kak. lanjut aja" ucap gue sambil tersenyum.

"kamu, shafa lanjut aja" sahut si farez.

gue kaget dia udah kenal si shafa terus shafa juga kenal sama dia dan temen temennya.

"jadi yang ini kak Farez, kak Reza, ka Putra, dan kak Deka." jelas si shafa.

LEBIH INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang