34

709 41 3
                                    

Nindy menuruni anak tangga dengan terburu buru. Ia langsung menuju ke ruang makan dan langsung mengambil kotak makan yang berisi  roti yang sudah diisi oleh slai strawberry dan coklat buatan Hana.

"Udah mau lulus SMA, tetep aja masih kesiangan." protes Hana, saat melihat kelakuan keponakannya itu.

Nindy tak membalas ucapan Tantenya itu, ia langsung ngacir meninggalkan Hana yang tengah mengomelinya.

Nindy langsung masuk kedalam mobil Abangnya dengan mulut yang masih mengunyah roti yang tadi ia ambil.

Farhan menyimpan ponselnya, ia langsung menatap adiknya. Dengan refleks ia menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan adik tersayangnya. Sudah beberapa kali Farhan meneriaki adiknya sambil memencet klakson mobilnya. Namun, setelah Farhan meninggu 20 menit barulah datang anak ini. Dan untungnya Tuhan itu baik, Farhan diberi kesabaran yang ekstra saat menghadapi adiknya.

"Nindy, ini jam berapa?" tanya Farhan.

Nindy menatap jam tangan yang melingkar pada lengannya. "Jam 06.50." jawab Nindy dengan polosnya.

Farhan menggelengkan kepalanya, "itu tandanya kamu kesiangan sayang." kesal Farhan.

"Masih ada 10 menit lagi, slow aja bang." balasnya dengan santai.

Tak ingin banyak bicara lagi, Farhan langsung melajukan mobil miliknya.

Butuh waktu 20 menit untuk sampai kesekolah Nindy. Namun, karena sedang keadaan emergency seperti ini Farhan bisa mempercepat waktu beberapa menit. Yah,  Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Karena ia takut adiknya ini terkena hukuman karena kesiangan.

Namun, berbanding terbalik dengan Nindy. Ia sangat santai dan tak memperdulikan situasi saat ini. Ia masih menyantap dan menikmati roti yang ia bawa tadi.

Farhan memberhentikan mobilnya tepat didepan gerbang sekolah Nindy. Suasana disana sangatlah sepi, mungkin karena semua siswa sudah masuk ke kelasnya. Farhan menatap pintu gerbang sekolah adiknya itu, Dan pintunya masih terbuka lebar.

"Belum ditutupkan gerbangnya." ujar Nindy sambil memakai tas sekolahnya.

Farhan menatap adiknya, "Mungkin kamu lagi dapat keberuntungan."Balas Farhan.

Nindy membuka pintu mobil abangnya, Kemudian Nindy menatap abangnya itu. "Keberuntungan selalu menghampiri anak cantik." Ucap Nindy dengan pedenya.

Nindy langsung keluar dari mobil dan langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke sekolahnya. Farhan hanya memperhatikan kepergian adiknya itu dan memastikan sampai adiknya itu benar benar sudah masuk ke dalam sekolahnya.

Nindy langsung memasuki gerbang sekolahnya yang kebetulan belum ditutup. Suasana disekitar sangat sepi, mungkin karena ini sudah bel dan semua murid sudah memasuki kelasnya masing masing. Nindy berjalan dengan cukup santai tak memperdulikan kalau dikelasnya sudah mulai kbm.

Hari ini Nindy tak bersama Billa. Beberapa hari lalu Mamanya Billa mendarat di indonesia dan langsung menjemput Billa dirumah Nindy. Nindy sendiri yang menghubungi Mamanya karena keadaan Billa yang semakin hari semakin memburuk.

"Hey kamu!"

Dengan cepat, Nindy membalikan badannya saat ia mendengar ada yang memanggilnya. "Saya pak." ucap Nindy sambil menunjuk dirinya saat melihat seseorang lelaki yang memakai seragam satpam.

Satpam tersebut menghampiri Nindy, "Kamu lagi." ujar satpam tersebut saat mengetahui siapa perempuan tersebut.

"Terus!" balas Nindy.

Petugas keamanan sekolah itu menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan anak perempuan itu, yang sangat tak ada rasa bersalah sedikitpun. "Neng, kamu kapan gak kesiangan terus? saya bosen harus ngadepin kamu." jelas pa satpam itu.

LEBIH INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang