Author pov
Hari ini Nindy kembali untuk ke aktivitasnya yaitu bersekolah. Saat ini ia sudah berada dikelasnya, dan KBM pun sudah dimulai sejak satu jam yang lalu.
Rasanya ia ingin mempercepat waktu ini. Pelajaran Matematika membuatnya sangat sangat bosan, bukan hanya Nindy tapi hampir semua murid dikelas ini. Dari jam pelajaran pertama sampai saat ini pak Abdul masih terus menjelaskan materi itu tanpa ada jeda sedikit pun. Namun, bukannya mengerti dengan penjelasan panjang dari pak Abdul. Malah membuatnya semakin pusing menampung materi tersebut untuk dimasukan kedalam otaknya tersebut.
Nindy mengambil hpnya yang ia simpan dibawah meja sejak tadi. Dengan berhati hatinya ia membuka layar hpnya, dan saat ia membuka hpnya langsung muncul sebuah notif chat.
Nindy langsung membuka aplikasi chatnya yang sangat hits saat ini. Chat grup?
PejuangMidnight
@riyankadwi
Lalalalalalala,
uuuuuuuuuuSetelah melihat chat dari grup itu, yang berasal dari si Riyan, dengan refleks nya Nindy langsung memutar mata mencari keberadaan Riyan. Yaah, benar saat ini ia tengah memainkan hpnya di bawah.
Nindy menatap sekilas pak Abdul, memastikan ia tidak akan mendapatinya yang sedang memainkan hp di waktu KBM. Nindy langsung mengetikan chat untuk membalas chat grupnya itu.
@Nindyaaa
Perhatiin tuh pak Abdul
Jangan maen hp terus,@Riyankadwi
Nah, lo juga ngapain maen
hp. Dasar murid terlaknat.@Asyifaaaa
Sudah sudah, jangan bertengkar
Hati hati ketahuan bapak guru.@Nindyaaa
Lo juga maen hp Fa??@Riyankadwi
Dasar murid murid yang
tidak taat aturan. Perhatikan
bapak guru didepan.@Asyifaaa
Lo juga sama kambing.@Nindyaaaa
Jangan so munafik lo
Riyan, Udah kita sama aja.@Riyankadwi
Gue pusing, Materinya susah
amat dimengerti yaa?@asyifaaa
Gue sudah menyerah dengan
materi ini, Dedeq lelah."Jadi bagaimana bisa dimegerti." tegas Pak Abdul.
Dengan refleksnya Nindy langsung menatap kedepan dan menyimpan hp kebawah meja.
Mengertii, ucap serempak.
"Jadi, Riyan simpulkan" Ucap pak Abdul sambil menatap Riyan.
Riyan membulatkan matanya, ia nampak sangat kaget dan menyenggol tangan Fahmi. Fahmi tak merespon Riyan itu.
Mampus lo, ucap Nindy dalam hatinya. Beruntungnya tidak dirinya yang ditanya, kalau ini menimpanya habislah riwayatnya!
Riyan nampak kebingungan,harus berbicara apa ini? dari tadi saja ia tak memperhatikan penjelasan tadi, tak ada satupun materi yang menempel pada otaknya ini.
Tapi bukanlah Riyan jika tidak bisa menyelesaikan masalahnya, Ia langsung beranjak dan berdiri. Semua murid menatapnya, begitu juga pak Abdul.
Riyan mengambil nafasnya, "jadi bagaimana pak?" tanya balik Riyan yang membuat semua orang tertawa mendengar ucapannya tersebut.
Pak Abdul menggelengkan kepalanya, tak habis pikir ia dengan muridnya yang satu ini.
"Simpulkan." ucap pak Abdul singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEBIH INDAH
Teen FictionBAHAGIA, Itulah yang aku inginkan, aku pernah merasakannya tapi itu hanya sesaat. Aku ingin kembali merasakannya untuk selamanya. Akankah ada seseorang yang membuat hidupku menjadi bahagia dan menjadi LEBIH INDAH untuk selamanyaa.? Dan aku menemuka...