36

1.2K 33 14
                                    

Nindy memasuki kamarnya, dengan tangan yang memengang beberapa makanan ringan dan sebotol minuman. Ia meletakan makanan makanan tersebut dimeja belajarnya. Nindy menarik kursi belajarnya dan mendudukinya.

Gadis tersebut membuka salah satu makanan ringannya, dan memakannya. Ia membuka laptopnya. Saat ini Nindy berniat akan mengerjakan tugas sejarah yaitu membuat power point.

Sebenarnya tugas tersebut sudah ditugaskan seminggu lalu oleh gurunya. Tapi karena terlalu rajin, Nindy baru mengerjakannya hari ini karena besok akan ia presentasikan. Terlebih dahulu Nindy mencari cari materi yang akan ia simpan di ppt nya. Lalu ia memulai untuk membuat ppt.

20 menit berlalu Gadis berambut sebahu itu masih bergelut dengan power pointnya yang tak kunjung usai. Yah, sekarang gadis itu mulai suntuk dengan tugasnya ini. Hampir setiap  pelajaran gurunya selalu  menugaskan untuk membuat ppt, Yang membuat Nindy agak muak dengan ppt.

Drrtttttt Drrtttttt

Nindy dengan refleks mencari cari hpnya saat merasakan hp nya bergetar. Setelah mencari beberapa detik akhirnya Nindy menemukan hpnya yang tertutup beberapa buku pelajaran miliknya.

Nindy menatap latar benda pipihnya itu

Fahmi is calling

Dengan segera Nindy langsung menggeser layar hpnya.

"Iya, ada apa?" tanya Nindy sedikit kesal kepada sahabatnya itu karena sudah mengganggu aktivitasnya.

"Lo lagi ngapain?" jawab Fahmi disebrang sana.

"Lagi buat ppt, mau apa lo?"

"Gak, Mau gue jemput besok?"

Nindy menghembuskan nafasnya, "Hm, terserah lo. Kalo lo mau jemput jemput aja." balas Nindy.

"Oke, gue jemput besok." ucap Fahmi bersemangat.

"Hmm." Jawab Nindy, sambil mengakhiri telpon singkat nya dengan Fahmi itu.

Nindy menggelengkan kepalanya heran sepetinya Fahmi sangat kegirangan disana. Nindy menyimpan ponselnya. Lalu tangannya mengambil makanan ringan yang tak jauh darinya.

Dari tadi mulutnya tak berhenti mengunyah beberapa camilan yang dibawanya. Tak pernah sekalipun Nindy berpikiran bahwa berat badannya akan bertambah. Yah, itulah hebatnya seorang Nindy. Ia bisa makan sepuasnya tanpa takut gemuk.

Ditengah tengah aktivitasnya, tiba tiba terlintas dipikirannya mengenai kejadian sore tadi. Yah, saat ia melihat sebuah mobil yang sangat ia kenali. Sebenarnya apa yang sedang Farez lalukan disana!

Sudah beberapa hari lalu tepatnya setelah Nindy bertemu dengan Farez. Nindy, merasakan sakit yang teramat dalam. Entah bagaimana rasa sakit itu, seakan akan tak bisa dijelaskan. Setiap saat pasti selalu terlintas tentang Farez dipikirannya.

Gue pikir setelah gue tak bertemu lagi dengan Farez, beban pikiran gue akan sedikit hilang. Tapi nyatanya, malah membuat beban pikiran yang semakin berat dan banyak. Batin Nindy.

Yah, saat ini Nindy sudah sangat cerdas menyembunyikan masalahnya dihadapan teman temannya maupun keluarganya. Nindy sudah semakin dewasa, ia harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa melibatkan orang lain.
Walaupun dirasa itu sangat sulit, Namun Nindy harus melalukan hal tersebut. Kejadian kejadian beberapa tahun lalu yang menguatkannya saat ini.

Huh, Nindy menghembuskan nafasnya. Ia harus membuang jauh jauh pikirannya tentang Farez ia harus melupakan orang itu!

Nindy menutup laptopnya, walaupun tugas power point nya belum usai. Namun, saat ini otaknya tak bisa untuk diajak kompromi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEBIH INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang