Chapter 7 - Her Cloudy Mind

130 15 0
                                    

Up date : 23rd August 2018

*********

Cerita sebelumnya......

Rencana Miles untuk menyembunyikan tunangannya gagal karena Alice datang. Dia terpaksa membongkar semua yang disembunyikan. Mulanya dia merasa senang karena Ami memutuskan untuk pergi tanpa harus merenggut impiannya. Tapi atas alasan untuk menunjukkan rasa terima kasih atas bantuan Ami, Miles membawa Ami kembali ke rumahnya dengan mengancam akan menghancurkan hidup ayah gadis itu jika Ami tidak menurut.

**********

"..... Tidak lebih dari seorang sahabat 'huh? Aku memang ingin itu ...."

"Tapi kurasa setelah hari ini kita akan jauh dari kata sahabat."

Malam ini pikirannya juga tidak memihak padanya, bagaikan kaset rusak memainkan suara Miles ketika mengatakan kalimat itu, terus-menerus, bahkan di dalam mimpinya. Tidak hanya dirinya, tapi siapapun yang benar-benar mencintai dan ditempatkan pada posisi seperti dirinya, akan hancur berkeping-keping. Setiap kalimat yang dilontarkan Miles dengan santai tapi dibungkus ketegasan selalu berhasil menusuknya yang sudah terluka. Dan semua lukanya terasa semakin menyakitkan ketika fakta itu sudah ada sejak lama, hanya ia yang tidak pernah menyadarinya.

Sepuluh tangkai bunga mawar berwarna pink ....

Siapa yang bisa menyangka ada arti tersembunyi yang tidak seindah rupa bunga itu? Tapi salahnya karena tidak bertanya. Benarkah? Ia tahu Miles melemparkan semua kesalahan padanya karena ingin terbebas dari perasaan bersalah, bebas dari predikat bahwa lelaki itu berbohong, garis batas antara siapa yang benar dan salah dengan mudahnya tersamarkan oleh kata-kata. Ia tidak pernah menyangka, laki-laki yang dicintainya, laki-laki yang hidupnya terikat dengannya, adalah seseorang yang seperti itu. Apa yang ada dipikiran Miles ketika membuat rencana seperti ini?

Ia sudah puas menangis, ketika air matanya sudah habis, hanya pertanyaan tidak terjawab yang tersisa bersama residu kesedihan yang mengerak dalam dirinya.

Hidup bersama seorang suami yang tidak mencintainya, yang menikahinya hanya demi satu hektar tanah, apakah ia bisa terbebas dari perasaan sakit?

Ia tidak berani berharap banyak pada hari esok.

Edward benar, lelaki itu menasehatinya meskipun ia menganggap pria itu sebagai musuhnya. Yang terpenting saat ini adalah, ia memiliki kebutuhan sebagai manusia yang mutlak harus dipenuhi, setelah semua kebutuhan yang terabaikan itu terpenuhi, mungkin dirinya akan menemukan jalan keluar dari semua ini. Mungkin. Karenanya, ketika nampan berisi makanan itu dibawa ke dalam kamarnya, ia makan dengan lahap, dan kali ini tidur dengan nyenyak. Tidak ada gunanya menyiksa diri, ia boleh merasa sedih, tapi ia tidak akan mengabaikan kesehatannya. Tubuhnya berguling, berusaha mencari posisi nyaman, tapi entah kenapa ia malah terjaga.

Di antara kelopak matanya yang baru terbuka sedikit, samar-samar dilihatnya sosok yang terbalut kegelapan ruangan. Ada orang lain di kamar ini. Heh?! Ada orang lain di kamar ini! Ia tersentak bangun dengan mata yang membelalak.

Didapatinya sosok itu memiliki wajah yang sama dengan pria yang sudah menyakitinya tadi. Hanya saja kali ini ia tidak melihat jas serta kemeja membalut tubuh pria itu. Fakta itu membuatnya bergidik. Miles tidak mengenakan atasan sehelai pun, pria itu hanya memakai celana satin yang sepertinya memiliki setelan seperti piyama. Entah kemana atasannya pergi ... Mau apa dia disini?

Darah terasa mengalir turun dari kepalanya ketika melihat cincin emas yang melingkari jari manisnya. Apapun yang terjadi, fakta dengan bukti di jarinya tidak akan berbohong. Ia tetap menjadi istri seseorang. Dan malam ini, seharusnya malam pertama. Terbayang dalam benaknya apa yang akan terjadi di malam seperti ini. Sebelumnya, seberapapun dirinya tidak siap, ia akan berusaha untuk tetap siap menerima Miles. Tapi sekarang berbeda. Buku-buku jarinya memutih ketika meremas selimutnya.

A Rose for an Acre (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang