Chapter 37 - Her Discovery

84 13 0
                                    

Up date : 20th February 2019

********
Cerita sebeleumnya .....

Sesuai saran dari Miles, Ami mulai menulis surat untuk Komang Widhi. Sementara itu, Maréna, ibu Miles, mengirim sebuah e-mail untuk Miles. Edward mencetak e-mail tersebut agar dibaca oleh Miles, yang ternyata berisi kerinduan beserta ajakan agar Miles pulang ke Inggris bersama Ami.

Perjalanan berlangsung dengan tenang, sampai di rumah tempatnya besar dulu. Duchess of Avenshire menyambutnya dengan sebuah tamparan di pipi.

********

Sepanjang perjalanan ia merasa ragu bahkan hanya untuk berkedip.

Pertama kali sejak dirinya menikah dengan Miles, ia menginjakkan kaki ditempat Miles dibesarkan. Sebuah bangunan bercat coklat terang dengan gaya baroque yang sudah berdiri sejak tahun 1549, meskipun ia bisa membayangkan tampak awal bangunan ini di tahun tersebut tidak sama seperti sekarang. Sebelumnya ia sudah sempat mencari informasi tentang kampung halaman Miles, kebanyakan melalui internet, karena seperti biasa suaminya akan bertingkah menyebalkan setiap ditanya. Laki-laki itu selalu bertingkah sok misterius ketika menjawab pertanyaannya dengan satu kalimat yang sama,

"You will know when you get there."

Maka google adalah jawabannya.

Tapi apa yang dikatakan Miles tidak salah, ia benar-benar tahu ketika bangunan itu berdiri tepat di hadapannya sekarang.

Chatsworth House, berdiri dengan agung di atas dataran berumput yang luas. Ia sudah takjub ketika mobilnya melintasi gerbang estat yang megah, gerbang itu hanya mewakili sebagian kecil dari kemegahan tempat ini. Miles dibesarkan disini. Dalam seketika berbagai pertanyaan yang jawabannya tidak dapat ia temukan di mesin pencari google berhamburan bak kertas berterbangan di kepalanya.

Apa Miles kecil berlari-lari di rumput itu? Apa keluarga Miles akan berpiknik di atas rumput? Apa Miles pernah tercebur ke dalam Emperor's Fountain? Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Matanya bergerak mengikuti sosok Miles yang berjalan santai di sampingnya menuju pintu masuk rumah di bagian barat estat. Pertanyaan-pertanyaan di kepalanya bisa menunggu, karena pria yang akan ia tanyai, tidak akan pergi kemana pun. Sekarang dirinya hanya perlu masuk ke dalam rumah, dan menemui orang tua Miles.

Menemui orang tua Miles.

Sama sekali tidak membantu ketika ia mengulangi lagi fakta tersebut di kepalanya.

Ya Tuhan. Perasaan gugup yang tidak pernah ada selama perjalanannya kesini tiba-tiba menerjangnya seperti ombak besar yang menyapu tubuhnya beberapa bulan lalu. Sejak kemarin, ia terlalu menganggap remeh hari ini!

Perasaan gugup itu membuat tangannya bergerak meraih lengan Miles, menghentikan langkah pria itu yang hendak berjalan mendekati pintu. Miles menoleh ke arahnya.

"Mi-Miles, a-aku gugup ... aneh rasanya aku baru gugup sekarang." Ucapnya terbata-bata. "Kasih aku waktu buat bernafas disini." Sambungnya lagi.

Miles menghembuskan nafas sembari memutar mata. Matanya memicing melihat tingkah suaminya. Nggak bisa ngerti dikit apa? Tanpa dirinya bisa menghindar, tangan Miles yang lebar sudah mendarat di atas puncak kepalanya, dan meremas kepalanya dengan erat. Jendela hati pria itu berada tepat di depan wajahnya.

"Let's get in. Aku capek." Ucap Miles.

Ingin rasanya ia menginjak kaki Miles sekarang dan mengotori sepatu mengkilap suaminya itu.

A Rose for an Acre (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang