Chapter 29 - Her Agony

65 17 0
                                    

Up date : 5th January 2018

**********
Cerita sebelumnya......

Sepanjang pesta Miles selalu takjub terhadap Ami yang tidak hanya cantik, tapi juga pintar dan dapat menyatu di pesta perayaan teman lama Miles. Hal itulah yang membuat dorongan hati Miles untuk mengutarakan perasaan menjadi semakin besar.

Hingga Miles memutuskan untuk menyampaikan perasaannya tanpa mempedulikan apa yang dia takutkan selama ini, tapi orang-orang dengan kehadiran yang tidak diharapkan menghadang Miles.

Pertemuan Miles dengan orang tersebut, Will Smith dan Jacobs Brother, membuat Miles kehilangan selera untuk mengucapkan perasaannya. Dan baru ketika Miles memutuskan untuk kembali ke hotel, sebuah tiang penyangga dekorasi terjatuh hampir mengenai Ami.

Miles berhasil mendorong Ami dan menyelamatkan diri dari tiang tersebut. Meskipun tidak benar-benar selamat karena Ami masih meringkuk. Gadis itu tersenyum pada Miles, menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja, tapi tetap saja Miles merasa hancur.

Perasaan cinta itu datang dengan tanggung jawab dan keinginan. Dua keinginan Miles adalah perasaannya berbalas, dan keselamatan Ami.

Tidak satupun yang terpenuhi malam itu.

**********

Semuanya terjadi begitu cepat, ketika tiba-tiba Miles bersikap dingin padanya, ketika tiba-tiba laki-laki itu berbalik padanya, menerjang dan mendorongnya hingga terjatuh dan terseret di atas lantai yang ia tidak ingat kalau ternyata begitu licin.

Suara berkelontang setelah tubuhnya menghantam permukaan lantai yang keras dan dingin, menjelaskan semua yang terjadi. Miles menyelamatkannya.

Panggilan pria itu terdengar beberapa kali, semakin dirinya tidak merespon, semakin kesedihan mewarnai suara suaminya itu. Tapi ia tidak bisa merespon.

Ada sesuatu yang salah terhadap tubuhnya, ia tahu ketika rasa sakit yang tidak terdeskripsikan itu mendera kakinya. Ia takut untuk bergerak, ia tahu dirinya akan semakin kesakitan jika bergerak. Tapi kenapa ia memaksakan diri untuk menahan rasa sakitnya, dan menoleh pada pria itu?

Fakta yang tidak disangkalnya bahwa ia peduli pada laki-laki itulah yang menguatkannya untuk tidak menangis di hadapan pria itu, Miles.

Hatinya terasa ringan ketika mendorong senyuman agar terbentuk di wajahnya. Syukurlah Miles baik-baik saja. Sekarang ia harus menarik tubuhnya untuk bangun, sesakit apapun pergelangan kakinya.

"AH!" Ia meringis kesakitan ketika salah menggerakkan kaki.

"Heo!" Dengan segera Miles berjongkok disampingnya, pria itu menahannya agar tidak bergerak lagi.

"He ... her foot ..." Suara orang asing tersebut membuatnya menoleh.

"I know!" Seru Miles pada orang yang mengerumuni dirinya.

Kakiku?

Ia tahu kakinya sakit, tapi tidak benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi. Matanya bertemu dengan Miles, dan demi Tuhan wajah suaminya cukup menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Apa ini sangat buruk?

Miles tampak sedang berusaha menahan diri agar tidak panik, agar kepanikan itu tidak menulari ekspresi pria itu ketika dengan cepat merogoh saku jas untuk mencari handphone. Pria itu tampak biasa saja, jika ia tidak memperhatikan baik-baik, dirinya tidak akan tahu. Tangan Miles gemetar. Dan suara pria itu terdengar berbeda ketika bicara dengan seseorang dari rumah sakit di telepon. Rumah sakit ...

A Rose for an Acre (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang