Chapter 25 - Her Arrival

177 13 0
                                    

Up date : 7th December 2018

***********
Cerita sebelumnya.......

Ami tidak pernah menyangka kalau pesta itu akan diselenggarakan di Inggris. Tidak sampai Miles menjelaskan kenapa semua pakaian Ami dimasukkan ke dalam koper.

Miles benar-benar lupa kalau dulu alasannya menahan Ami di rumah ini adalah untuk menunjukkan rasa terima kasihnya. Ia tidak tahu sudah berhasil atau belum tapi yang jelas alasan tersebut perlahan berubah. Miles manahan Ami karena menyukai gadis itu, sama seperti Ami yang tidak pernah berusaha untuk kabur dari rumah itu.

Setelah perjalanan panjang di pesawat, sampailah rombongan Miles di Inggris dengan Ami yang jetlag.

***********

"Miles, ayo kita pergi."

Kalimat itu meluncur dari mulutnya setelah membiarkan aliran susu menghangatkan kerongkongannya. Ia selalu merasa ingin tidur, dan ternyata tidur berjam-jam di dalam pesawat tidak membantunya samasekali. Ia tidak pernah tahu sebelumnya bahwa perbedaan waktu ini sangat berpengaruh. Tapi setelah beristirahat selama sepuluh menit di ruangan ini, ia merasa cukup kuat untuk melanjutkan sisa perjalanan.

"Tapi ini baru sepuluh menit ..." Ucap Miles.

Ia mengangguk. "Aku tahu. Ayo Miles." Dengan sekuat tenaga ia bangkit dari tempatnya duduk. Meregangkan tubuhnya, menghirup oksigen tempat asing ini dalam-dalam. Dan ia merasa sedikit segar karena semua itu.

"Nyonya, apa anda yakin?" Edward bersuara.

"Mm hmmm." Ia menyahut dengan sebuah anggukan.

Aku nggak bisa menghambat waktu Miles lebih dari ini.

Dan dirinya tahu semua orang sedang terburu-buru. Mereka sedang berusaha menghindarkan Miles dari setiap orang di bandara ini.

Miles mendesah. "Allright." Pria itu bangkit dari kursi sembari memakai kaca mata hitam.

"Nyonya, ini." Edward menyodorkan sebuah kaca mata hitam wanita untuknya. Desainnya tidak terlalu berlebihan, sehingga ia tidak ragu untuk meraih benda tersebut.

Setelah memakai benda itu, dalam sekejap dunia di sekelilingnya tampak aneh dari balik lensa. Ia tidak pernah menaruh benda seperti ini di depan matanya.

"Miles, apa aku kelihatan aneh?" Ia memutar tubuh ke arah Miles, sambil bergaya seadanya.

Miles berkacak pinggang, mengamatinya untuk sesaat. "Nggak. Kamu kelihatan ... normal."

Oke.

Tanpa membuat waktu terbuang lebih banyak akhirnya ia sampai di depan mobil yang sudah menunggu di areal penjemputan. Matanya tidak berbohong ketika ia mendapati beberapa pasang mata orang yang lewat menoleh ke arahnya, ke arah Miles tepatnya. Mereka mengamati suaminya lekat-lekat dengan kerutan di dahi seakan sedang memastikan apa yang mereka lihat. Dan ketika kerumunan mulai terbentuk, dengan sigap Edward menuntun Miles dan dirinya agar bergegas masuk ke dalam mobil.

Dibalik kaca film mobil yang gelap, ia merasa terlindungi.

Beberapa orang di luar sana tampak menggeleng dengan lesu, mungkin mereka mengira bahwa Miles adalah orang lain, bukan orang yang mereka tunggu. Ekor matanya menangkap sosok suaminya yang sedang duduk melipat tangan di sampingnya.

Ia mendesah. Disini Miles seorang selebriti.

Dan wajahnya terasa panas ketika fakta itu diikuti oleh fakta lainnya. Dan aku istri seorang selebriti. Ya Tuhan.

A Rose for an Acre (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang