Chapter 47 - Her Ring

100 11 0
                                    

Up date : 27th April 2019

*********
Cerita sebelumnya .....

Setelah berpikir panjang, Miles menarik kesimpulan bahwa semua hal yang terjadi dan dirasa mengganggu perasaannya adalah karena semua yang dianggapnya berharga sekarang, bermula dengan salah.

Atas dasar itu, Miles membuat keputusan untuk mengakhiri segala hal yang dimulai dengan salah itu.

Dimulai dari menghancurkan taman mawar merah muda yang dibangun Miles sebagai perwakilan perasaannya yang disembunyikan dari Ami, kemudian ....

Mengakhiri pernikahannya yang bermula dengan salah.

*********

Untuk sesaat ia tidak dapat mendengar suara apapun selain debar jantung juga pikirannya yang terus bertanya-tanya apa ini kenyataan?

Tapi tekstur surat yang dirasa oleh ujung jemarinya, terasa begitu nyata. Senyata tulisan yang tercetak di atas sana.

Surat perceraian.

Miles memberikannya surat perceraian.

Untuk kesekian kali, matanya bergerak membaca surat dari bagian kepala, hingga akhir, tempat tanda tangan Miles tertoreh. Ia mengernyit, tadi pria itu tidak ragu samasekali ketika menggoreskan tanda tangan. Seiring dengan menit yang berlalu dalam keheningan, ia merasa oksigen di sekitarnya mulai berkurang dengan drastis, seakan pepohonan di atas kepalanya tidak pernah menghasilkan oksigen. Atau karena dirinya lupa untuk bernafas ketika dadanya tercekat?

Semua ini mulai terasa menyakitkan, ketika ia mengangkat kepalanya, keseriusan di wajah Miles-lah yang menorehkan luka lebih dalam di hatinya.

Ia menarik nafas dengan susah-payah, mengalihkan pandangan dari surat di tangannya. Hanya Tuhan dan dirinya yang tahu betapa ia berusaha sekuat tenaga agar tetap tenang.

Dengan berani ia menatap jendela hati Miles. "Apa harus seperti ini?" Dirinya tahu bahwa ia mengharapkan keraguan mewarnai suara Miles. Jika keraguan itu tidak ada disana, apalah arti segala hal yang sudah berlalu diantara dirinya dan Miles?

Kumohon ....

"Ya, harus. Ini adalah hal paling benar yang seharusnya udah aku lakukan sejak jatuh cinta sama kamu."

Tidak ada keraguan disana.

Nggak Miles, kamu nggak seperti ini. Ia menengadahkan kepalanya menatap langit yang tampak tidak mau berkompromi terhadap perasaannya. Disaat seperti ini, paling tidak ia menginginkan sekutu, ia ingin agar awan kelabu menutupi langit, hujan turun dengan deras mewakili air matanya, dan kelopak-kelopak bunga merah muda yang berterbangan tersapu angin tidak tampak seindah ini.

Taman yang porak-poranda ini membuatnya teringat akan sesuatu.

Sesuatu yang diharapkannya dapat menahan Miles.

"Terus gimana dengan tanah dan asetmu? Juga rumah ini?"

"Semua untukmu." Sahut Miles tanpa menunggu. Matanya melebar ketika mendengar jawaban pria itu. "It's the right thing to do setelah apa yang aku lakukan ke kamu. Aku yakin kamu bisa menjaganya dengan baik 'kan?" Sambung Miles.

"Tch!" Ia berdecak. Ekpresi laki-laki di hadapannya ini membuatnya muak. Bagaimana bisa Miles setenang ini? Bagaimana bisa pria ini berpikir bahwa menyakitinya adalah hal yang benar?

Ugh. Dulu Miles berjanji tidak akan menyakitinya lagi, tapi apa yang pria ini lakukan sekarang? Ia tidak menyangka Miles akan bersungguh-sungguh menceraikannya. Ini aneh, sangat aneh!

A Rose for an Acre (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang