Chapter 8 - His So Called Wonderfull Chaos

91 18 0
                                    

Up date : 25th August 2018

*********
Cerita sebelumnya......

Ami memutuskan untuk memberi Miles pelajaran dengan cara menghancurkan impian Miles. Setelah menggila karena dipengaruhi kesedihan dan amarah, Miles menggoda Ami dengan menjulur-julurkan surat tanah impian pria itu. Siapa sangka? Keberuntungan berpihak pada Ami ketika berhasil merebut surat itu dari tangan Miles.

Sekarang, apa yang akan dilakukan Ami terhadap surat itu?

**********

Apa yang selalu 'bersentuhan' dengan Ami Heo tidak akan berakhir sesuai rencana.

Ia tidak pernah menyangka akan tetap kalah meskipun sudah bersembunyi dibalik benteng tubuh tingginya. Apa hanya dirinya yang mendengar kata 'ibu' akan langsung percaya bahwa kehadiran sosok yang dicintainya itu nyata? Siapa sangka kalimat itu hanya muslihat untuk membuatnya lengah. Ia tidak akan menyangkal ketika melihat senyuman penuh kemenangan di wajah Ami, sesuatu terasa menyentil hatinya. Apakah seperti ini rasanya dibohongi?

Ia memang menyembunyikan sifat aslinya dibalik topeng yang sudah bersusah payah dibentuk. Hanya keluarganya yang tahu, tapi ia tidak perlu khawatir sedikit pun karena mereka tidak akan pernah membalas ataupun membohonginya. Apa yang diyakininya, mungkin berbeda di tempat ini 'huh?

Pandangannya terpaku pada lembaran surat yang bergerak gemulai dalam sapuan angin. Surat berharga itu, kini tidak berada di tangannya. Benda malang itu, sebentar lagi akan menyusul fotokopian yang tadi sudah berubah menjadi serpihan-serpihan kecil. Ia tidak berani meminta, jika melakukannya, apa Ami akan memenuhi permintaannya? Ia juga enggan memohon, karena yakin Ami tidak akan mengabulkan permohonannya. Dalam rencananya, ia berusaha agar tidak menyakiti Ami, berubah menjadi pribadi yang akan menyenangkan gadis itu, tapi siapa tahu ia sendiri yang akan menorehkan luka yang begitu dalam pada hati gadis itu tepat beberapa jam setelah mereka menikah.

Sekarang, hasil dari perbuatannya dibayar kontan selayaknya apa yang sudah dilakukannya pada Ami. Jika surat itu akan berubah menjadi serpihan kecil, ia sudah siap, meskipun jantungnya berdebar serasa mau copot, meskipun apa yang paling diinginkannya dari lubuk hatinya yang terdalam terpancar dari sepasang jendela hatinya.

"Kumohon, jangan dirobek ...."

Ya, Milesmillian August Winchester, Marquess of Artington, seorang putra bangsawan, pewaris dari kekayaan keluarga Winchester, memohon pada seorang gadis biasa.

Meskipun dalam hati.

Setiap orang di muka bumi ini, pasti mempunyai impian yang akan mereka raih dengan berbagai cara. Tidak terkecuali seorang anak bangsawan seperti dirinya. Dan sama seperti orang-orang yang lain, ia akan melakukan segala cara agar impian itu berada dalam genggamannya. Segala cara ... huh?

"Aku nggak akan ngerobek surat ini."

Perkataan Ami bagaikan hujan setelah seratus tahun musim kemarau di gurun pasir. Membuat matanya melebar, tidak sabar menanti apa yang akan dikatakan hati nurani gadis itu selanjutnya.

"Surat ini ... mau aku pakai untuk menjual tanah ini." Ucap Ami.

Apa?!

Baru ketika dirinya melambung dalam kebahagiaan, kenapa secepat kata-kata bergulir dirinya terhempas menjauh dari kebahagiaan? Ia memang tidak salah pilih, diantara beribu-ribu perempuan yang bisa dilibatkannya, ia memilih Ami. Gadis yang pintar.

Dan kini, ia menyesali keputusannya.

Ia menggertakkan giginya, berusaha menahan semua perasaan takut agar tidak terlonjak keluar menodai ekspresi yang sudah susah-payah dibuatnya datar.

A Rose for an Acre (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang