Chapter 22

4.8K 439 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Minghao.."


Mingyu juga ikut melihat nama yang tertera di Layar ponsel gue, dia menatap gue, lalu tersenyum lembut, "angkat aja, aku tunggu sini.." ucap mingyu.

Gue menggigit bibir bawah, gue bimbang, di sisi lain, gue gamau mingyu bilang kayak gitu, tapi disisi lain gue pengen banget angkat telfon dari Minghao.

tapi..

"aku bakal tutup kuping kok, gih.. mungkin ada hal penting yang perlu dia sampein ke kamu" ucap mingyu lagi.

Lalu gue menatap mingyu, kenapa si.. padahal gue pengen denger sendiri mingyu larang-larang gue. Dia kenapa baik banget, heran.

"yaudah gue angkat bentar ya, lo juga boleh denger.." ucap gue sambil berdiri.

Gue mulai mengangkat telfon dari Minghao itu, gue menempelkan ponsel gue di telinga. Di sebrang sana minghao udah nyapa gue duluan, lalu dengan cepat gue menyapa balik.

"kenapa hao?" tanya gue to the point.

di sebrang sana minghao berdeham, "maaf ganggu,"

"besok kamu ada waktu?"

Gue berpikir sejenak, "emm.. kenapa?"

"aku mau ajak kamu jalan besok,"

Gue tertegun pelan, duh kalo soal jalan.. gimana yah, gue.. bingung..

"gue gatau pasti hao," jawab gue.

"oh aku hampir lupa status kamu sekarang.." lirih nya.

"bukan, hao, bukan gitu, gue gabisa janji.." balas gue.

"iya, yaudah makasih ya, bye.." minghao mematikan sambungan telfon.

Gue kembali duduk, dan mingyu masih setia menatap gue, sambil tersenyum tak lupa. Gue kembali melanjutkan makanan nya, begitu juga mingyu.

[…]

Pagi nya gue langsung memberesi rumah, mulai menata barang-barang gue begitu juga barang mingyu. Gue sama sekali belum mandi, gue masih pakai piyama, dan juga tak lupa gue men-cepol rambut gue.

Gue membersihkan debu-debu yang masih berkeliaran, mulai menata barang yang menurut gue ga cocok ada di tempat sebelum nya. Gue mulai asik sama aktivitas itu, apalagi sekarang gue pakai earphone.. ehe.

Gue terlonjak kaget, saat tangan seseorang menepuk pundak gue. Siapa lagi kalau bukan mingyu, "bikin kaget tau nggak!" omel gue.

"maaf," kekeh nya sambil menggaruk tekuk.

Gue menatap setelan pakaian mingyu dari atas sampai bawah, rapih banget.

"lo mau kemana?" tanya gue.

Perjodohan Kuno✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang