Chapter 48

3.2K 279 45
                                    

"Mingyu harus nikahin saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mingyu harus nikahin saya."

Gue mengacak-acak rambut frustasi, menjambaknya dan terus menangis. Gue udah di dalam kamar selama tiga hari, gue nggak tidur selama itu. Betapa berantakan nya gue, dan mingyu terus-terusan manggil nama gue dari balik pintu.

Gue nggak tau keadaan mingyu, gue juga khawatir sama keadaan mingyu. Tapi setiap gue nyebut nama mingyu selalu aja ada chaerim yang bikin gue makin benci. Selama itu, mingyu terus mohon sama gue, dia nggak henti-henti ngucapin kata maaf, dan berusaha ngejelasin semua nya.

Dan gue tahu betul, kalau malam itu mingyu mabuk. Jadi, gimana gue mau percaya?

"han.."

Gue tertegun, saat mendengar suara mingyu yang tiba-tiba, dan gue memilih diam tak menjawab. "aku sayang sama kamu, aku nggak mungkin ngelakuin itu.." kata nya dengan pelan.

Mingyu juga pasti nggak kala

h berantakan nya dari gue, dari suara nya gue bisa tau, jujur gue sedih banget. "lo mabuk gyu, mana bisa gue percaya." kata gue.

"lebih baik kamu nikahin dia, dan cerain gue." ujar gue, yang keluar gitu aja.

"kamu ngomong apa, aku nggak mau."

Gue menghela napas, "tapi udah jelas dia hamil, gimana pun lo harus tanggung jawab gyu." kata gue.

Lagi-lagi, ini masalah nya. Gue di tinggal sama orang yang gue sayang dengan cara begini. Kenapa? kenapa harus begini..?

Gue memejamkan mata, saat gue sendiri nggak denger suara mingyu lagi. Rasa kantuk nya mulai datang, jadi gue memanfaatkan untuk tidur, sebentar.

Tiba-tiba gue terbangun, mata gue menyipit melihat jam yang ada di dinding kamar gue sama mingyu. Gue mendekatkan telinga gue ke pintu, mendengar suara di luar sana. Tapi ternyata nggak ada suara apa-apa. Gue membuka pelan pintu, ingin mengintip.

Mingyu tidur.

dia kacau banget.

Dengan segera namun tetap pelan-pelan gue keluar dari rumah ini. Terus menjaga-jaga, gue takut mingyu bangun dan ngeliat gue. Gue keluar rumah masih dengan pakaian kemarin-kemarin, gue berhasil keluar rumah. Dan kali ini gue sendiri bingung mau kemana?

Nggak mungkin buat gue pulang kerumah mamah atau bunda, itu malah makin memperumit, gue belum mau mereka tau. Gue masih terus mengikuti jalan, mata gue udah bener-bener bengkak. Jadi penglihatan gue sedikit terhalang.

Tin! Tin!

Suara klakson mobil mengejutkan gue, tapi gue tetap aja terus berjalan, hingga akhirnya tangan gue di tarik, awal nya gue mau protes tapi setelah melihat siapa orang nya, gue bungkam.

Perjodohan Kuno✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang