"hanmi siapa bun?"
Saat itu juga gue benar-benar membeku, begitu juga orang-orang yang ada dalam ruangan ini. "Hanmi istri kamu sayang.." bunda mencoba menjelaskan.
"Istri? mingyu belum pernah nikah sebelum nya.. gimana bisa mingyu punya istri," ujar nya.
"Bunda tau kan kalau mingyu cinta nya cuma sama Sena," ujar mingyu.
Gue memundurkan langkah nya, kaki gue bener-bener lemes mendengar semua perkataan mingyu. Gue nggak nyangka, kali ini bukan tangis bahagia. Tubuh gue di tahan oleh Hoshi, dia mencoba menenangkan gue.
Mata mingyu menemukan sosok Sena, gue bisa lihat mata nya yang berbinar, "loh, kamu ada disini juga?" ujar mingyu.
Gue melihat papah, seketika gue jatuh di pelukan papah. "Pah.. apa maksud semua ini.." tangis gue di pelukan nya.
"bilang sama hanmi kalau ini cuma mimpi, bilang kalau ini cuma akal-akalan mingyu kan, dia mau ngasih hanmi kejutan kan, pah?!" tangis gue kencang.
Dan papah nggak jawab semua pertanyaan ini, yang ada dia makin menenangkan gue. Yang buat gue yakin kalau ini semua bukan mimpi. Kejadian ini emang nyata, dan gue nggak bisa nerima ini.
Saat itu dateng dokter yang biasa nya memeriksa mingyu juga susternya. Abang gue yang tadi pergi memanggil dokter merasa aneh merasakan suasana dingin ini, apalagi melihat gue yang menangis. Dia tau kok, mana tangis bahagia mana bukan..
Dokter langsung memeriksa mingyu, Bunda juga memberitahukan apa yang terjadi. Mendengar itu Dokter pun mengatakan sesuatu yang buat gue makin sakit, dan nangis kembali.
"Maaf, pasien mengalami amnesia.." ujar Dokter.
Gue bener-bener udah tebak kalau itu yang bakal di ucapin dokter, tapi gue nggak berharap. Gue mengusap airmata gue, dan melepaskan pelukan nya dari papah. Gue memberanikan diri untuk menghadap mingyu.
"Gyu.. kamu bercanda kan? kamu pasti inget akuu!" tetep aja, tangis gue kembali pecah.
"Aku hanmi, istri kamu.." ujar gue.
Gue memegang perut gue, "ini.. ini anak kamu.. anak kita gyu," ujar gue.
Dan mingyu bener mengabaikan semua ucapan gue, dia sibuk menatap Sena. Gue meremas ujung baju gue, "Dok.. kenapa dia nggak inget saya? sedangkan.. dia inget sena.." ujar gue lemah.
"Pasien hanya mengingat kejadian masa lalu nya saja," jelas dokternya yang buat gue bener-bener nggak bisa nerima nya.
Tubuh gue lemas, untung nya segera di tahan oleh abang gue, dia memeluk gue erat dan memberikan gue kekuatan. Dia mengusap kepala gue, juga mengusap punggung gue sementara gue nggak berenti nangis juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Kuno✅
Fanfic[COMPLETED] Milih mana, pacaran dulu baru nikah atau nikah dulu baru pacaran? © Copyright_. kwonaraaa, 2018