Chapter 53

2.7K 279 26
                                    

Malam ini gue akan berjuang sendirian mengeluarkan si kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini gue akan berjuang sendirian mengeluarkan si kecil. Malam yang akan terasa lebih panjang, malam yang tak terduga. Dokter yang akan membantu proses melahirkan anak gue sedang menyiapkan semua yang di perlukan bersama suster suster nya.

Perasaan gue campur aduk antara bahagia juga takut, karna ini kali pertama nya dalam hidup gue. Dan kata mamah ini bukan hal yang gampang, ini mempertaruhkan dua nyawa sekaligus.

Tanpa sadar airmata gue sudah turun membasahi pipi, gue terus mengelus perut besar gue yang sebentar lagi akan mengecil. "sayang.. mommy tau kamu anak baik, yang lancar ya.."

Mamah gue terus terusan mengelus rambut gue, dan sekarang gue menatap mamah gue. "mah? apa mingyu udah di kasih tau?" tanya gue dengan suara lemah.

Mamah menggeleng, "nggak tau sayang.. handphone mamah ada di luar.." kata mamah.

"fokus sama lahiran kamu, ada mamah yang temenin kamu disini." ujar mamah yang membuat gue sedikit tenang.

Sedari tadi rasa mulas nya selalu datang, hingga akhirnya..

"Ayo, dorong.."

Gue mencoba untuk mengikuti instruksi sang dokter, dan bener kata mamah sakit, gue juga mengikuti instruksi dokter untuk menarik napas lalu membuang nya perlahan.

Para dokter juga suster yang ada disitu membantu proses persalinan gue. Dokter terus saja mengeluarkan kata dorong, sambil terus berusaha mengeluarkan si kecil.

Gue udah kehabisan tenaga untuk mengeluarkan si kecil, gue udah lemes banget, gue udah kehabisan tenaga tapi dokternya masih terus menyuruh gue untuk mendorong anak gue keluar.

Kali ini gue benar benar mendorong agar si kecil bisa keluar dengan sisa tenaga yang gue punya. Dan betapa bangga nya gue saat mendengar suara tangisan bayi dalam ruangan ini.

"selamat, anak nya laki-laki.."

"selamat datang ke dunia sayang.." ucap gue pelan.

Airmata gue udah ngga bisa di tahan lagi, iya gue nangis.

Mingyu, aku bisa.

Aku bisa ngeluarin anak kita.

Mingyu.. Aku sayang kamu..

Gue memejamkan mata sambil bernapas lega, mamah menatap gue bangga, dia ikut menangis lalu mencium kening gue lama.

"Boleh saya liat anak saya sebentar sus?" ucap gue pada suster yang ingin membawa anak gue dengan suara lemah.

Perjodohan Kuno✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang