ALPHA 1-5

265 22 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
..
...
.

Rafa turun dari kamarnya, tas ranselnya sudah ia bawa dan earphonenya sudah terpasang. Beberapa kali ia melirik arloji hitam yang menunjukan pukul 6:47. Ia mempercepat turunnya lalu mengambil sepatunya.

"mampus gue telat lagi!" gumam Rafa.

Dari ruang makan, Bunda dan Ayah Rafa bisa melihat anak semata wayangnya itu sedang terburu-buru.

"Rafa sarapan dulu nak" kata Bunda.

"Rafa sarapan di sekolah aja" kata Rafa mengikat tali sepatunya.

Bunda menenggok Ayah sebentar meminta Ayah untuk menyuruh Rafa sarapan meski sebentar.

"Rafa" panggil Ayah.

Rafa berdiri, "Maaf Yah, Rafa udah telat!" katanya sambil berlari lalu memanggil Pak Ujang, "Pak ayok berangkat. Telat nih!"

Rafa masuk ke dalam mobil. Ia tahu bahwa orang tuanya pasti kecewa dengan sikapnya hari ini. Ia juga tahu orang tuanya menyempatkan waktu untuk sarapan tapi dia juga terlambat datang ke sekolah. Bukannya hanya tidak ikut sarapan bahkan dia tidak pamitan seperti cium tangan. Ia langsung pergi ke sekolah.

Dalam perjalanan ia menyesali sikapnya tapi ada di dalam bagian dirinya yang berkata bahwa orang tua juga melakukan hal yang sama dengannya. Bahkan biasanya orang tuanya datang saat dia tertidur dan melewatkan makan malam bersama. Ia selalu merasa sendiri di meja makan yang besar. Nggak ada yang salah kan?

000

Valdi merentangkan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya mengapit tubuh wanita lanjut usia, "sebentar lagi ya nek" katanya. Lampu lalu lintas berubah hijau. Beberapa kendaraan mulai melewati mereka dengan kecepatan sedang. Valdi berhasil membantu seorang lansia menyebrang jalan.

"udah sampe nek" katanya ceria.

"makasih ya cu, semoga kamu diberikan kebahagian selalu" kata lansia itu.

Valdi tersenyum, "iya Nenek juga ya" katanya seraya bersiap untuk menyebrang jalan lagi. Kembali ia melirik arlojinya.

"enam lima puluh dua. Habis reputasi on time gue" katanya.

Tetapi Valdi juga tidak bisa membiarkan lansia itu menyebrang sendiri. Awalnya ia hanya ingin melewatinya saja namun, ia melihat lansia itu kesulitan untuk menyebrang. Ia tidak tahan membiarkan wanita tua yang seperti neneknya kesulitan. Jadi ia berbalik dan membantu lansia itu.

Valdi menyebrangi jalan dengan tergesa-gesa, ia berlari melintasi jalan lalu secepatnya menaiki sepedanya. Ia kayuh sepedanya kuat-kuat menerobos gang-gang kecil agar datang lebih cepat. Dari jauh ka sudah melihat gerbang sekolahnya. Terlihat Mang Engot hampir menutup gerbang sekolah. Dengan celah yang tipis Valdi mengacuh sepedanya melewati gerbang sekolah yang jika terlambat sedikit saja ia pastikan ia akan memanjat pagar.

SUPEREGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang