Aska meletakan desain taman modern yang sedang ramai sekarang ini. Ia melihat hasil gambarannya yang beberapa tempatnya memiliki detail bahkan terlihat nyata. Ia puas, ia jadi teringat pembicaraan selepas dia dan teman-temannya dihukum oleh Arden.
"udah kepikiran mau kuliah dimana?" tanya Arden tiba-tiba setelah berbicara mengenai dirinya panjang lebar.
Semua terdiam, mereka kembali saling memandangi satu sama lain.
"jangan bilang kalian belum ada tujuan" kata Arden menebak bagaimana raut mereka. Arden adalah sarjana psikologi, dia juga ikut pelatihan tentang lie ditector. Jadi mudah baginya melihat siswa-siswanya berbohong.
"sebenarnya bukan masalah kalau saat ini kalian belum menemukan apa yang kalian inginkan. Tapi waktu terus berjalan, dia nggak akan nunggu kita untuk memikirkan masa depan" kata Arden tepat mengenai mereka.
Rafa mengusap lidahnya dibibir ingin berbicara, "anu pak".
Arden langsung melihat ke arah Rafa, sebenar Arden ingin tiga siswa ini memanggilnya Abang karena ia merasa familiar dengan tiga siswa ini.
"saya pernah berpikir menjadi dokter. Tapi kadang saya sendiri tidak yakin dengan kemampuan saya" kata Rafa.
"nggak salah ya di Indonesia rata-rata cita-cita anak itu paling banyak dokter dan guru. Tapi besarnya las remaja ragu mau jadi apa? Kamu yakin itu yang kamu inginkan?" tanya Arden kepada Rafa yabg sebenarnya juga mengenai Valdi dan Aska, "kuliah bukan sekedar buat nyari perkerjaan atau mempermulus kerja lo ya. Itu ada kewajiban kita untuk menuntut ilmu juga. Kalau kamu memang suka dan bercita-cita jadi dokter. Its okay, lets fight!".
Tiba-tiba Valdi langsung bertanya, "emangnya kalo kita kuliah dibidang yang nggak kita suka kenapa?".
Arden menghela napas lagi, "gini ya, kamu masuk bidang yang nggak kamu suka entah karena salah masuk atau dipaksa orang tua. Terus tiba-tiba makin lama kamu nggak sreg atau orang tuamu udah nggak ada, kamu keluar dari bidang itu. Itu bukan hanya percuma tapi juga bikin dongkol. Nggak ada niatnya. Nggak nyaman. Ingin menyenangkan keluarga, oke. Tapi kamu menyenang dengan menyakiti dirimu itu bukan hanya nggak baik tapi apa nanti yang akan terjadi dengan kamu itu yang harus diwaspadai".
Ketiganya menanggukan kepala.
"emang kamu mau ngambil apa?" tanya Arden ke Valdi.
Valdi terdiam lalu memamerkan giginya yang rata, "belum tau Pak. Saya masih mencari".
Semua tertawa. Rasanya lucu melihat Valdi yang tidak tahu ingin menjadi apa disaat dia juga pintar termasuk didalam seni.
"lo Ka mau jadi apa?" tanya Valdi.
Pertanyaan itu kembali muncul dibenak Aska. Dia sudah lama tidak memikirkan menjadi apa selain merutuki kehidupannya. Dia membunuh mimpinya saat kehidupan seperti membunuhnya. Tapi dia tidak pernah lupa dengan apa yang dia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPEREGO
Teen Fiction[SELESAI] | [BMSeries] Ketika pendidikan adalah ladang usaha para pembisnis berkedok pelajar. Tiga siswa Aska, Valdi, dan Rafa mengetahui bahwa sekolah mereka tempat pengerukan pundi-pundi uang. Berbekal nekad dan sok pahlawan, 3 siswa yang masih me...