OMEGA 1-2; [NON] STOP

79 8 2
                                    

Jakarta Desember 2020

Mereka kembali diam. Kembali tenggelam mengenang kejadian terakhir sebelum mereka benar-benar berpisah. Nasi telah menjadi bubur namun bukan berarti tidak ada penyelesaian. Mungkin mereka bisa memperbaiki hubungan mereka.

"apa lo nggak kenapa-napa?" tanya Valdi hati-hati pada Aska.

"gue nggak baik-baik aja selama ini" jawab Aska pelan menunduk.

"kita nggak pernah merasa baik setelah berpisah" Rafa menyimpulkan menenggok bergantian pada Valdi dan Aska.

"gue nggak punya kesempatan lagi semenjak bokap menjdikan kita sebagai target mereka. Satu-satu cara agar dia nggak lari adalah menarik pelatuknya".

000

Ruang itu kosong hanya ada Aska di dalam. Tidak banyak cahaya. Lampu-lampu neon bercahaya kuning kesan gelap di ruang besar. Ruang luas itu terasa sempit baginya. Sedikit ada rasa penyesalan kenapa ia mau datang kesana untuk mengakhiri rasa terpendamnya selama 4 tahun ini.

Suara pintu berderik ketika seseorang menarik gagang pintu. Ia menatap cemas seseorang yang akan ia temui. Setelah semalam mereka menceritakan kejadian 4 tahun lalu. Sekarang ia ingin jawaban dari kejadian yang lalu. Jawaban sebenarnya.

"Lihat siapa datang, setelah 4 tahun berlalu" suara yang menyebalkan untuk mereka, "kalo kamu bertanya soal kejadian 4 tahun lalu. Bukannya sudah jelas semua berita sudah mengungapkannya".

Aska memandang wajahnya yang mulai tirus. Wajah segar dengan dandanan dandy tidak lagi nampak pada Ghifary. Badannya mungkin besar tapi tidak sehat. Namun satu hal yang tidak berubah sikap congak Ghifary masih sama.

"aku nggak nanya soal 4 tahun lalu Pah" tangan Aska bertautan mata menatap jemarinya yang tidak hentinya bergerak gugup. Kemudian mata Aska menatap Ghifary dengan rasa iba. "Papah sehat kan? Apa Papah masih bertahan disana?".

Ghifary menatap Aska tanpa ekspresi setelah mendengar pertanyaan Aska yang bisa dibilang tiba-tiba. Sama seperti Ghifary, Aska masih tidak percaya ia juga mengatakan hal tersebut.

Aska menghela napas, "aku enggak tau tiba-tiba nanya begini ke Papah. Papah tau, setelah Papah cerai dengan Mamah hal yang paling ingin aku lihat adalah Papah hancur. Aku senang menjadi nakal bukan untuk mencari perhatian Papah tapi aku ingin dikembalikan ke Mamah. Aku juga nggak suka dengan si Karen itu, aku nggak suka Papah lebih fokus ke dia atau harta Papah. Tapi cara terbaik untuk membalas apa yang Papah lakukan ke aku dan Mamah adalah menghancurkan kejayaan Papah".

"aku memang butuh materi tapi Papah sadar nggak kalo yang aku butuhkan itu Papah sama Mamah. Aku nggak tau apa yang merubah Papah atau aku nggak tau Papah sebenarnya. Setelah semua kejayaan Papah jatuh bahkan Papah ditangkap. Aku kira aku bisa bahagia atau tertawa tapi nggak ada perasaan itu sama sekali, aku malah -".

Aska berdiri melirik tangan Ghifary yang terborgol, "sehat selalu Pah. Aku akan datang lagi". ia pun berjalan meninggalkan ruangan itu tanpa melihat ke belakang. Ghifary adalah orang yang keras, Aska tidak ingin melihat penolakan ataupun rasa bersalah dari Ghifary. Toh mereka sama-sama tidak mengatakan maaf, mereka hanya menyesal.

Akan selalu sulit membenci orang yang menyumbangkan sebagian DNA-nya, terlebih lagi dia adalah orangtua. Pecah genteng tetap dianggap berlian, mungkin itu ungkapan yang cocok untuk Aska. Sekali lagi, ada sesuatu yang diungkapkan dan membuat hati lebih lega.

000

Gedung Pelita Bangsa terlihat sama. Struktur mewah dan berkelasnya masih menjadi pemandangan utama setiap siswa. Sekarang taman sekolah didesain lebih indah. Apalagi banyak bunga yang bermekaran. Rasanya berbeda dengan Pelita Bangsa saat 2016 yang hanya diisi dengan tanaman hijau saja. Sekarang lebih berwarna.

SUPEREGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang