OMEGA 1-1; WHAT

64 9 0
                                    

Jakarta, Desember 2020

Rafa melemparkan kayu ke dalam tong berisi bara api. Gemericik kayu yang dilalap api mulai mengeluarkan efek hangat. Namun hanya kebisingan yang tidak bisa disebut bising itu menemani malam di atas gedung sekolah dulu. Ia mengusap telapak tangan agar hangat sambil mengingat masa lalu. Tapi hawanya masih sama dingin tidak berubah. Bukannya orang akan merasa hangat ketika mengingat masa lalu?

"gue bilang udah lama kita nggak ngumpul" Rafa mengulangi lagi setelah sapaannya tidak dijawab.

Aska melirik Rafa lalu menghela napas.

"woi jawab dong!" Rafa meremas kaleng minumannya mulai kesal dengan Aska dan Valdi, "sejam. Satu jam kalian diam sejak kita ketemu padahal kita sudah nggak ngomong 4 tahun".

Valdi membalikan badannya setelah menatap malam.

"ada banyak yang harus kita ceritakan" kata Rafa dengan nada yang lebih serius, matanya menatap lurus pada pijar api, "kita harus meluruskan apa yang harusnya kita lurusnya, 4 tahun lalu".

"nggak perlu Raf" balas Valdi dingin, "semua sudah berjalan sendiri".

Aska berdiri dari duduknya sambil menanggukan kepala menyetujui pendapat Valdi.

"nggak yang perlu diluruskan" Aska berujar datar.

Rahang Rafa mengeras bersama dengan kedua telapak tangan yang mengengam erat. 4 tahun bagi Rafa membiarkan semua ini terjadi dan selama itu dia berusaha mengalihkan semua kenangan dengan sibuk pada dunianya. Tapi tidak lagi, luka-luka yang seharusnya tidak mereka torehkan itu harusnya diobati cepat.

"sekali, sekali aja kalian mengeluarkan semuanya disini kemudian pulang lapang dada" seru Rafa marah, "4 tahun apa semua baik-baik aja? Apa semua yang dulu kita lakukan cuman sebatas waktu untuk berpisah dan menjadi musuh? Apa kalian nggak capek?".

Rafa lelah dengan semuanya. Ia ingin sekali saja tidak mengulangi kejadian yang sama dimana saat orangtua melupakannya dan berprilaku seakan semuanya baik-baik saja. 4 tahun tidak terlambat kan?

000

"Ghifary Pakusudewo tertangkap atas kasus korupsi pada sekolah menengah atas Pelita Bangsa. Diketahui polisi menyita sejumlah uang sekitar lima ratus juta rupiah, dokumen tanah dan propreti, dan ponsel. Korupsi..."

Hari itu, tepat sehari sebelum Rafa memberikan surat pengunduran dirinya yang telah disetujui Ayah dan Bunda berita kepala yayasan Pelita Bangsa korupsi sudah menjadi berita utama di semua platfrom. Ia segera turun menuju ruang keluarga, ikut duduk di sofa bersama Ayah dan Bunda.

"Menurut keterangan dari salah satu saksi yang juga melaporkan kasus ini, Ghifary Pakusudewo melakukan pembangunan villa disalah satu lokasi di Lombok dan sedang dalam tahap penanaman saham propreti di InGroub. Ghifary melakukan pengelapan dana Pelita Bangsa yang merupakan dana dari dewan yayasan kemudian dimasukan ke dalam rekening pribadi. Dana yayasan yang digelapkan adalah dana untuk beasiswa murid di Pelita Bangsa".

Rafa menyisir rambutnya ke belakang. Tidak mengerti. Siapa yang sudah menarik pelatuk ini?

"Selain itu Ghifary juga menerima suap dari Haris Cahyo yang merupakan direktur keuangan di H&Hcorp namun belum ada kejelasan mendetail terkait korupsi dengan Haris Cahyo. Ghifary akan dituntut sesuai dengan Undang-Undnag Republik Indonesia nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi. Ghifary juga diduga sebagai pelaku utama atas tindakan percobaan pembunuhan berencana sesuai dengan KUHP".

Rafa menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Seseorang sudah menarik pelatuknya. Harusnya dia bahagia dengan berita yang baru saja ia tonton tapi kenapa rasanya aneh. Ia melihat lockscreen yang tidak ada notifikasinya. Ia harap Aska baik-baik saja.

SUPEREGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang