FOUND; GAMMA 1-4

209 15 0
                                    

Aditi terus saja menutup wajahnya dengan tangannya. Ia benar-benar tidak bersemangat setelah kehilang mp3 kesayanganya itu. Biasanya saat jam menunggu guru masuk ia akan memasang earphone mendengarkan muratal Qur'an. Tapi sekarang ia benar-benar tidak tahu selain menyesali keteledorannya.

"Shafa temenin gue ke toilet dong!" ajak Shafa datang setelah asyik bercerita dengan teman yang lain.

"sendiri aja kan bisa Fa, gue mager" jawab Aditi makin menenggelamkan wajahnya.

"masyaallah Aditi, lo masih kepikiran sama mp3. Tawakal aja semoga masih di bis" Kata Shafa.

"iya kalo di bis, pas hilang. Gone, kan bener-bener nggak ada harapan" ucap Aditi sendu.

"udahlah, barang hilang kalo jodonya ketemu bakalan ketemu kok" kata Shafa menenangkan Aditi lagi.

Iya itu benar tapi, Aditi khawatir jika mp3 miliknya tidak akan ditemukan. Mp3 itu amanah dari seseorang.

"ayo Diti temenin gue ke toilet" ajak Shafa yang benar-benar menarik tangan Aditi.

"iya iya" Aditi pasrah bangun dari tempat duduknya.

Shafa terus saja mengoceh tidak sekalipun ia ditanggapi oleh Aditi yang masih sedih kehilangan mp3nya. Bahkan sudah keluar dari toilet, Aditi betah diam. Ia seperti orang yang hubungan digantung karena pasangannya tiba-tiba menghilang. Shafa sampai putus asa menghibur Aditi.

"udah dong Diti, lo kayak cewek kehilangan gebetannya" kata Shafa jengkel sambil meletakan earphone yang dia pakai di dekar washtafel.

"lo nggak pengertian banget sih, barang kesayangan gue ilang. Its most than my phone" kata Aditi tidak suka Shafa mengejek.

Shafa mencubit lengan Aditi, "enak aja dibilang nggak pengertian. Gue seharian menghibur lo tau".

"nggak ada efeknya" balas Aditi masih sendu.

"terserah lo deh, gue yakin deh mp3 itu ada ditangan seseorang" kata Shafa.

"tau dari mana?".

"gue, kayak di dongeng gitu. Ditemuin panggeran".

Aditi memukul lengan Shafa, "ngaco banget deh lo Fa. Mana ada di dunia nyata begitu. Lo kelamaan masuk dunia drama korea".

"yee kan nggak tau Diti kehidupan tu kek mana jalannya. Kan bisa aja ditemuin orang yang kebetulan".

"kebetulan apa?".

"kebetulan ditakdirin".

Aditi mengelengkan kepala. Temannya yang satu ini benar-benar mengkhayal tingkat tinggi.

"kita harus melakukan pemangkasan beasiswa lagi untuk kelancaran pembangunan" kata seseorang pria membuat Aditi berhenti didekat ruang rapat sekolah.

"Diti earphone gue ketinggalan di toilet" kata Shafa yang mulutnya langsung dibekap Aditi untuk diam.

"ya udah ambil aja dulu" Aditi membiarkan Shafa kembali ke toilet.

Aditi tidak bisa tidak penasaraan soal beasiswa. Apalagi ada disebutan pemangkasan. Ia adalah salah satu siswa beasiswa di Pelita Bangsa. Mendapatkan beasiswa di sekolah bergengsi seperti Pelita Bangsa sangat sulit dan tidak semua dapat. Ia sendiri berhasil.

"dana yang dibutuhkan juga sangat banyak. Apakah terlalu mudah memasukan siswa beasiswa?".

"sebenarnya jika memasukan siswa beasiswa, kita akan dipandang menjadi sekolah baik dan memiliki banyak siswa berprestasi. Lalu mengeluarkan mereka dengan mengarang kasus untuk mereka juga memberikan keuntungan. Orang-orang akan bilang kita sekolah displin".

SUPEREGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang