Bis berwarna biru kembali melaju setelah berhenti disalah satu halte, membawa penumpang yang akan pergi ke tempat lain dan menurunkan penumpang yang lain. Diantara pera penumpang itu ada seorang gadis berkerudung putih yang sedang asyik mendengarkan surah al-mulk. Bibirnya yang tipis mengikuti lantunan ayat-ayat suci itu dengan suara pelan. Mata yang hitam pekat menatap keluar bis dan tangannya menyentuh kaca.
"Aditi!" seru seorang gadis yang juga berkerudung memanggil namanya.
Aditi menengok pelan lalu mengacuhkannya. Gadis disebelahnya menarik earphonenya.
"Shafa!" seru Aditi kesal bukannya hanya mengambil earphonenya tanpa ijin, Shafa juga menganggu acara murajaah atau mengulang hapalannya.
Shafa mengembalikan earphone Aditi, "kan bener lo lagi dengerin surah".
"dari pada lo tiap hari lagu korea mulu, cinta-cintaan mulu. Makan tuh cinta! " balas Aditi yang tahu kalo temannya ini pengemar budaya negeri gingseng itu.
"ihh Aditi gue dengerin lagu korea yang punya makna dalem bukan cinta doang!" kata Shafa mengeluarkan ponselnya.
"iya Shafa iya" kata Aditi sambil membenarkan posisi earphonenya.
Tidak ada percakapan lain. Hanya suara bising dari mesin bis silih berganti dengan suara orang-orang yang bercakap-cakap. Aditi dan Shafa yang melakukan aktivitas yang mereka senangi. Hingga bis itu berhenti di halte dekat Sma Pelita Bangsa. Ia dan Shafa turun dari bis setelah membayar.
"bentar Diti" kata Shafa sambil membalikan tasnya dihadapannya.
"kenapa?" tanya Aditi mendekati Shafa.
"gue ngecek benda dulu berasa ada yang ketinggalan" jawab Shafa sambil membongkar tasnya di kursi halte, "lo jangan tinggalin gue" kata Shafa memperingati.
"iya iya jangan lama" kata Aditi mengalihkan pandangannya dari Shafa ke bis yang mulai berjalan ke tujuannya selanjutnya.
Saat bis itu pergi nampak seorang laki-laki dengan motor besarnya. Aska. Ketika dia harusnya berbelok, motor Aska tetap melaju hingga berhenti di dekat seorang laki-laki lain dengan sepedanya. Valdi. Tak jauh dari sana, sebuah mobil berhenti didekat mereka menurun anak lelaki lain yang bertos dengan Aska dan Valdi. Rafa.
Aditi terdiam melihat tiga laki-laki yang sedang bergurau itu. Ia lalu mengingat kejadian 2 bulan lalu.
Aditi sedang asyik membaca buku yang baru saja dia dapatkan melalui give away. Ia juga tidak memperdulikan ketika teman-teman di kelas keluar kelas untuk melihat siswa yang dihukum. Ia benar-benar bersemangat membaca buku yang ia dapatkan dengan percuma. Maklum pertama kali berhasil dapat give away.
"aditi!" seru Shafa mengoyangkan bahu Aditi semangat.
"kenapa sih?" tanya Aditi kesal.
"liat siswa dihukum yuk!" jawab Shafa bersemangat.
"buat apa, penting banget apa. Gue pengen baca buku Fa" kata Aditi mulai membuka lembaran buku.
Shafa menutup buku Aditi tanpa ijin, "aduh Aditi!".
"apaan sin Shafa, nggak asyik lo" kata Aditi kembali membuka buku tapi Shafa lebih dulu mengambilnya.
"ihh Diti lo harus liat, jarang-jarang ada siswa kelas atas dihukum" kata Shafa menarik tangan Aditi keluar kelas.
Benar saja, ada tiga siswa yang sedang berlari mengintari lapangan. Mereka saling berlari mendahului satu sama lain. Hukuman ini malah terlihat seperti lomba lari. Bahkan salah seorang dari mereka melihat kerumunan yang melihat mereka berlari langsung melambaikan tangan dan memasang wajah sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPEREGO
Roman pour Adolescents[SELESAI] | [BMSeries] Ketika pendidikan adalah ladang usaha para pembisnis berkedok pelajar. Tiga siswa Aska, Valdi, dan Rafa mengetahui bahwa sekolah mereka tempat pengerukan pundi-pundi uang. Berbekal nekad dan sok pahlawan, 3 siswa yang masih me...