LOVE; BETA 1-4

184 17 0
                                    

Valdi mulai berhenti memakan bakso tepat saat Aditi meminta Rangga untuk tidak menghalangi jalannya. Aska dan Rafa juga langsung melihat apa yang dilakukan Rangga karena posisinya mereka tepat menghadap ke arah Rangga.

"nggak bisa dibiarin" kata Rafa meletakan sendoknya.

Aska hanya memandang lurus ke arah Rangga dan Aditi. Ia memperhatikan apa yang akan dilakukan gadis itu dan apa Rangga berani bertindak lebih jauh.

"dia bilang minggir, dengar nggak lo?!" seru Valdi dari meja. Ia sudah tidak tahan mendengar Rangga memperlakukan seorang gadis seperti itu. Terlebih lagi gadis itu Aditi.

Rangga yang mendengar Valdi membentaknya langsung membalikan badan. Ia berjalan ke arah meja Valdi dan kawan-kawan.

BRAK

Tangan besar Rangga memukul keras meja membuat seisi kantin terdiam melihat ke arahnya.

"lo bilang apa tadi?" tanya Rangga menatap Valdi.

Aska memandang Rangga tidak suka, "lo budek ya, dia bilang minggir".

Rangga menoleh ke arah Aska yang memandangnya penuh rasa tidak suka. Ia tiba-tiba bertepuk tangan.

"wah wah wah, anak miskin ini ternyata temenan sama si badung itu. Gue kira lo cuman temanan sama anak mami" ledek Rangga.

Kantin senyap hanya ada suara gelak tawa dari teman-teman Rangga. Mereka semua takut, penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjut. Terlebih lagi ada Rangga yang brandalan dan Aska yang badung. Kadang orang berpikir, Aska lebih dari Rangga karena dia tidak mau menganggu atau diganggu. Tapi Rangga sebaliknya.

Aska berdiri, "lo ngomong apa tadi soal temen gue?".

"oh lo punya temen sekarang. Bukannya lo itu anti sosial akut ya" ejek Rangga lagi.

Laki-laki bernama Aska mendengus kesal, buku-buku tangannya mengeras, "jangan cari masalah sama gue, kalo lo masih mau aman." ia melirik Valdi dan Rafa, "atau temen-temen gue".

Rangga tertawa lagi, "temen. Hebat tiga orang paling menyedihkan sekarang berteman".

"yang menyedihkan itu elo. Orang yang mencari kesenangan dengan cara menganggu orang lain, itu lebih menyedihkan" kata Rafa membalas omongan kasar Rangga.

"berani banget lo" kata Rangga ingin memukul namun ditahan oleh Aska lalu didorongnya menjauh.

Rangga tidak terima ia pun melesat maju kemudian menarik kerah baju Aska. Namun Aska tidak takut sebaliknya dia menatap Rangga tidak suka.

"Sebenarnya siapa yang cari masalah lo ato gue?" tanya Rangga memegang erat kerah Aska, "lo itu bukan apa-apa dibanding gue" Rangga menekan kata-katanya memperingati Aska dan semua orang yang ada dikantin.

Lalu Aska membalas menarik kerah Rangga, "ancaman lo nggak pernah ngefek ke gua!"

Rangga mebelalakan matanya. Ia sangat kesal dengan Aska yang terus-terusan tidak patuh padanya bahkan tidak takut. Dari dulu dia dan Aska selalu saja berkelahi. Ia pun memukul rahang Aska membuatnya terjatuh. Namun Aska terkekeh geli sambil mengusap bibirnya yang sedikit berdarah.

Valdi mengeraskan genggamnya. Ia tidak terima Aska dipukul entah itu karena dirinya atau Aditi. Rangga kembali ingin memukul Aska dan mindahkan sasarannya diperut bagian atas tepat dimana ulu hatinya berada.

Valdi bergerak maju sebelum Rangga memukul Aska habis-habisan, dengan menahan tangan Angga yang siap memukul Aska. Melihat itu teman-teman Rangga ikut memukuli Valdi dan Aska. Sedangkan Rafa berusaha memisahkan mereka juga ikut terpukul.

SUPEREGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang