TEAR; BETA 1-2

220 20 2
                                    

Valdi membolak-balikan bukunya. Dia tidak bisa belajar. Otaknya seakan memaksa untuk terus memikirkan nada-nada piano yang terus bermunculan. Terkadang ia memukul-mukul pulpen mengikuti nada yang ia pikirkan itu. Rasanya menyebalkan tidak bisa mengingatnya secara spesifik.

Sudah bertahun-tahun semenjak ia kecil, nada itu selalu muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah bertahun-tahun semenjak ia kecil, nada itu selalu muncul. Terkadang jika ia terlalu lelah, dia bisa saja bermimpi tentang nada itu diikuti oleh suara tawa anak kecil dan nyanyian lembut seorang wanita. Setiap kali ia mimpikan itu, ia akan terbangun dari tidurnya.

Valdi mengacak-acak rambutnya kesal lalu merebahkan badannya ke atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya lalu beralih menatap foto-foto yang dipajang. Semua itu foto-fotonya sejak ia kecil sampai sekarang. Memang tidak banyak tapi bisa mengambarkan pertumbuhan darinya.

Sayangnya dari sekian foto, tidak ada satu pun foto dia dengan orang tuanya. Hanya ada dia, Nenek, dan Kakek. Dia ingin sesekali bertanya pada Nenek atau Kakek, dimana orang tuanya? Tapi keduanya selalu bilang bahwa orang tua Valdi pergi dan tidak kembali. Tidak ada cerita yang mendetail untuk itu sebab setiap bertanya raut wajah Nenek Kakeknya selalu sedih. Pantang baginya membuat dua orang terkasihnya bersedih.

Valdi menutup matanya dalam batinnya ia hanya bisa berdoa, semoga orang tuanya baik-baik saja atau jika mereka berada di Surga, semoga Allah selalu mengampuni orang tuanya.

000

Rafa menyandarkan tubuhnya pada dinding dekat balkon. Matanya menatap lurus ke arah langit tepat pada bulan sabit yang terang. Tapi bulan sendiri tidak ada bintang di langit, seperti dia yang sendiri. Orang tuanya belum pulang saat dirinya sudah di rumah. Padahal dia pulang sehabis waktu magrib dan sekarang sudah mendekati tengah malam.

Setiap malam yang dia lakukan, berdiri di dekat balkon dengan mendengarkan lagu melalui earphonenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap malam yang dia lakukan, berdiri di dekat balkon dengan mendengarkan lagu melalui earphonenya. Menatap langit lalu berganti menatap gerbang pagar rumahnya.

Bunyi mobil dan lampu yang menyorot pagar membuat Rafa bersembunyi di balik balkon. Lalu ia mengintip melalui celah-celah melihat siapa yang datang. Mobil itu masuk ke pekarangan rumah memperlihatkan dua orang berbeda jenis kelamin keluar. Orang tua Rafa yang sedang melakukan percakapan dari bawah.

SUPEREGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang