CUEK ✖ J.Leo

#13

"Thanks, Yo."

Bang Dion baru masuk ke dalam rumah, jam 7 malam.

Ia mendapat pesan dari adiknya kalau ada Leo yang menemaninya di rumah.

"Vo udah tidur?"

"Ketiduran, Bang."

"Udah pada makan belum? Gue bawa makanan nih."

Leo mengangguk singkat sebagai jawaban.

"Jangan balik dulu lo, PES dulu bisa kali. Udah lama nggak PES kita." Ajak Bang Dion.

Leo tertawa pelan, "Oke."

--------

2 jam sudah mereka berteriak heboh. Bang Dion dan Leo adalah penggila game, apapun.

Apalagi yang berbau unsur sepakbola, kompak!

"Gini nih kalo nggak punya sodara cowok. Sekalinya nemu yang sama-sama freak football, beneran gila."

Ucapan Bang Dion di-iyakan oleh Leo.

5 putaran sudah mereka lakukan. Merasa bosan, mereka pun menaruh asal stik yang sejak tadi dipegang.

"Eh, Yo."

"Ya, Bang."

"Kalian berantem?"

"Siapa?"

"Lo sama adek gue."

"Nggak."

Bang Dion hanya mengangguk pelan.

"Maklumin ya kalo dia manja, kita jauh dari orang tua soalnya. Dan gue nggak akan 100% perhatiin dia."

"Gue paham, Bang."

"Dia nggak pernah ngeluh meskipun elo bener-bener cuek. Sorry to say, bro."

Setelahnya, Bang Dion tertawa kencang.

Tawa Bang Dion berhenti, mereka berdua dalam keheningan.

"Tolong jagain adek gue. Gue percaya sama elo."

Bang Dion menepuk bahu kiri Leo.

"Sejak sama elo, Vo benar-benar bisa dikontrol. Itu artinya, pengaruh good boy yang elo punya benar nular ke adek gue."

Leo masih mendengarkan.

"Ya meskipun dia emang susah diatur, seenggaknya udah jauh lebih baik daripada sama yang dulu."

"Dia masih suka kontek Voleta."

Ucapan Leo membuat Bang Dion tertawa, "Lo cemburu?"

Leo tak menjawab, ia hanya membuang muka ke arah lain.

"Lo harus tahu, Yo. Sesama cowok, gue tahu betul siapa yang benar pantas buat Vo. Dan untungnya elo jauh ada di posisi teratas dalam pandangan gue."

"Jadi intinya, kelar kuliah buruan deh seriusin adek gue."

Bang Dion tertawa lebih kencang kali ini lalu mengambil stik PES yang ada di depannya.

"Main lagi lah, jangan baper gitu bro." Ledeknya.