#41

133 15 4
                                    

"Voleta, tolong panggil Leo. Suruh ke ruangan saya sekarang."

"Kok saya, Bu?"

"Kan kamu pacarnya. Sana cepat panggil dia."

Jawaban Bu Keke benar-benar membuat Voleta kesal.

Ingin menyahut kalau sudah putus, pasti Bu Keke akan menjawab, emang urusannya sama saya apa?

Voleta ingin menolak perintah Bu Keke, tapi guru itu salah satu guru favoritnya.

Makanya dengan menggigit kukunya, Voleta berjalan mencari Leo.

Sepertinya pria itu masih ada di dalam perpustakaan, karena Voleta sudah hafal betul sudut sekolah yang akan didatangi Leo.

"Anjir! Kok gue sok tahu sih kalo dia ada di perpus?"

Voleta masuk ke dalam perpustakaan, ia mengisi daftar hadir dan melihat ada nama Leo di daftar pengunjung untuk hari ini.

Tak sulit mencari Leo, ia baru masuk dan berbelok ke lorong buku-buku pengetahuan alam.

Leo duduk disana dengan beberapa tumpuk buku tebal yang membuat Voleta pusing duluan sebelum mengetahui apa isinya.

Dengan ragu, ia mendekat ke arah Leo.

"Sorry."

Leo menoleh dan mendapati Voleta berdiri kikuk di sebelah kanannya.

"Iya."

"Dipanggil Bu Keke, ditunggu di ruangannya."

Voleta buru-buru berbalik dan ingin cepat pergi dari sana tapi kakinya tersandung tali ransel Leo yang memang diletakkan di bawah meja.

Duk!

Voleta tersungkur dengan lututnya yang terkena bagian lantai yang retak dan mengeluarkan darah.

Leo menolong Voleta dan menatap gadis itu panik.

Voleta meringis hampir menangis karena lututnya benar-benar terasa perih.

Leo membantu Voleta berdiri dengan merangkulnya.

"Ke UKS dulu, lutut kamu berdarah." Kata Leo.

Voleta hanya diam tidak bisa melawan.

"Loh kakinya kenapa?" Tanya Pak Ramlan, petugas perpustakaan.

"Kesandung, Pak. Boleh titip tas saya dulu nanti saya kesini lagi, Pak." izin Leo.

"Silahkan. Urus dulu pacar kamu, kasian tuh nangis."

Leo masih merangkul Voleta yang berjalan pelan-pelan.

Benar, Voleta menangis.

"Bisa jalan nggak?"

"Bisa. Tapi sakit, Yo."

Rengekan Voleta membuat Leo mau tak mau menarik sudut bibirnya.

Ia rindu dengan Voleta.

Leo melepas rangkulannya dan membopong tubuh Voleta.

Voleta ingin menolak tapi kakinya benar-benar terlalu sakit dan perih.

Tak perlu lama-lama, mereka sampai di UKS. Kebetulan ada petugas yang berjaga dan langsung mengobati lutut Voleta.

Voleta panik begitu lukanya ingin dibersihkan, "Nggak mau. Plis, nggak mau. Perih."

Leo mengalihkan pandangan Voleta ke arahnya, ia menatap Voleta yang masih menangis.

"Jangan liat kesana." ucap Leo.

Voleta masih sesengukan, ia menuruti ucapan Leo.

Selagi lukanya dibersihkan, Leo mengusap mata dan pipi Voleta yang basah.

Voleta refleks memeluk leher Leo begitu terasa perih di lututnya.

Leo yang kaget buru-buru mengusap lembut punggung Voleta untuk menenangkannya.

"Yo."

"It's okay. Cuma sebentar, nanti ilang sakitnya."

"Sorry, Le, Vo, kayaknya ini robek deh. Harus dibawa ke rumah sakit. Gue nggak bisa jahit luka." ucapan Rara membuat Leo membuat Voleta kembali panik.

"Ra, buatin surat izin buat gue sama Voleta. Gue yang anter dia." Leo langsung  melepas pelukan Voleta.

"Iya nanti gue kasih ke kelas kalian."

Leo mengangguk, "Titip Voleta sebentar, gue mau ambil mobil di parkiran."

Voleta kini menangis sambil dipeluk Rara, "Cepetan ya. Takut lukanya infeksi."

Leo berlari keluar dan mengambil mobilnya untuk dipindahkan ke depan UKS.

Voleta masih ditenangkan Rara di dalam UKS.

"Nggak apa-apa, Vo. Ini lukanya kecil tapi emang harus dijahit."

"Tapi gue nggak mau ke rumah sakit."

"Ya kalo bisa dijahit pakai benang jahit baju juga udah gue jahitin dari tadi, Vo."

"Ah Rara becanda melulu." Voleta kembali merengek.

"Lagian sih elo juga ada-ada aja. Udah nanti gue bikinin surat izin buat guru kalian. Leo juga kan mau nganterin elo."

"Nggak enak sama dia. Harusnya dia ketemu Bu Keke, tadi gue manggil Leo karena Bu Keke nyari dia."

"Masa sama pacar sendiri nggak enak sih, santai aja. Leo juga nggak masalah tuh. Malah panik gitu dia ngeliat pacarnya panik juga."

Voleta diam, ia heran karena semua orang masih menganggap kalau Leo masih berpacaran dengannya.

"Ra, gue sama Leo udah putus."

"Ah becanda lo, putus apanya. Kalian saling bucin. Leo malah lebih bucin sekarang sama elo."

"Beneran. Gue udah putus sama Leo."

"Tiap hari Leo selalu ada bikin story insta atau whatsapp pakai foto elo. Putus darimana sih? Parah lo nggak akuin dia pacar." omel Rara panjang lebar.

Oke, nanti Voleta harus rajin mengecek instagram dan whatsapp.

CUEK ✖ J.LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang