#28

208 16 6
                                    

Voleta harus istirahat selama 2 hari di rumah, setelah merengek karena tidak mau di opname di rumah sakit.

Bang Dion mengancam jika sampai seperti ini lagi, Voleta benar-benar harus pasrah untuk di opname.

"Cinta-cintaan mulu." omel Dion.

"Sana kerja aja deh Bang Dion. Cerewet banget ngeledekin aku melulu."

Bang Dion menjejalkan potongan jeruk ke mulut Voleta, "Dengerin kalo orang tua ngomong tuh. Siapa yang ngeledekin kamu. Bang Dion cuma bilang, jangan ngurusin masalah cinta-cintaan melulu. Kamu jadi sering sakit begini jadinya."

"Ya lagian, Bang Dion kalo punya pacar trus pacarnya deket sama cowok lain, trus jalan juga sama cowok itu. Bang Dion juga bakalan marah."

"Tanya dulu ke Leo, minta penjelasan ke dia. Dia juga pasti bakal jelasin. Kamu aja yang keburu ambil kesimpulan sendiri."

"Kok jadi belain Leo sih! Adiknya tuh aku atau Leo?"

"Nggak ngebela siapa-siapa disini. Tapi coba kamu ngobrol dulu sama Leo baik-baik, pakai kepala dingin. Cemburunya kelewatan sih!" Bang Dion menyentil hidung Voleta hingga mengaduh.

"Siapa bilang cemburu?!"

"Halah!" Bang Dion menyentil kening Voleta.

"Bang Dion! Sakit!"

"Kamu juga lagi ribut sama pacar malah langsung jalan sama mantan. Gimana Leo nggak kesel."

"Impas dong! Dia aja bisa jalan sama cewek lain, masa aku nggak boleh begitu sama cowok lain?"

"Ya ampun!" Bang Dion menggelengkan kepalanya.

Bang Dion kini mengusap lembut kepala Voleta, "Bang Dion lebih percaya kamu dijagain Leo ketimbang kamu sama mantan kamu."

Voleta menatap wajah kakaknya yang berbeda 6 tahun diatasnya itu dengan serius, "Bang, jangan dibahas lagi masalah Wonwoo."

Bang Dion tersenyum tipis, "Nanti kamu bakal ngerti sendiri. Yang jelas, harus baikan sama Leo. Kasihan, cowok pendiam kayak dia kalau udah marah atau kecewa, kamu bakalan nyesel."

"Udah aku putusin."

"Putas-putus, udah pokoknya jangan marahan trus."

Voleta merengek, "Bang!"

"Jam 2 nanti gue harus ke kantor, jadi Leo bakalan nemenin kamu disini."

"Tuh! Nyebelin."

.....

Voleta masih berbaring di kasurnya, sedangkan Leo duduk di sofa yang ada di sudut kamar Voleta.

Masih dengan memakai celana seragam namun atasannya sudah berganti dengan kaos hitam polos, Leo sesekali melirik Voleta yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya.

"Vo."

"Hm."

"Jangan main handphone trus."

Voleta menoleh ke arah Leo, "Lagi main cacing."

Leo hampir tertawa namun langsung ditahan.

"Level berapa?"

"Hm berapa ini ya? Aduh! Eh gila itu cacing atau anaconda! Jangan dekat-dekat dong!" Kali ini Leo tertawa.

"Ih jangan diketawain! Beneran ya itu tuh cacing alaska besar banget!" rengek Voleta.

Leo mulai berhenti tertawa ketika Voleta merengek tidak terima, "Hm, sorry."

"Mau makan."

"Aku ambil buburnya." Leo hendak keluar kamar.

"Mau makan es krim."

"Vo."

"Dikit aja boleh kali."

"Nanti kalo udah sembuh boleh."

"Dikit aja." Leo tetap menggeleng.

Voleta duduk dan menghadap ke arah Leo. Dengan cemberut dan raut wajah memohon.

"Sayang sama aku nggak?"

Leo menaikkan alisnya, "Iya."

"Iya apa? Masa cuma iya doang."

"Iya aku sayang kamu." jawab Leo yang kini duduk di sebelah Voleta.

"Kalo sayang berarti harus nurutin permintaan aku."

Leo merapikan rambut Voleta yang berantakan, "Iya."

"Mau es krim."

Leo menggelengkan kepalanya sebagai tanda penolakan.

"Yo, mau es krim." Voleta merengek lagi. Kali ini sambil memajukan bibirnya yang masih pucat.

Cup!

Leo mengecup kilat bibir tipis Voleta.

"Sembuh dulu baru ada es krim."

"Udah putus! Nggak boleh cium-cium!" Voleta menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Kamu tetap pacar aku. Dan aku tetap pacar kamu."

"Kok gitu?" Voleta tidak terima.

"Ya emang harusnya begitu." Leo tak mau kalah.

"Ada syaratnya!"

"Apa?"

"Jangan dekat-dekat lagi sama dia."

Leo menatap Voleta lekat, Voleta mulai ngeri jika Leo sudah begini.

"Iya. Apapun yang kamu minta, aku lakuin."

CUEK ✖ J.LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang