#27

274 19 4
                                    

Nyaris tengah malam, Voleta baru sampai dirumah.

Wonwoo mematikan mesin mobilnya tepat di depan rumah Voleta.

"Wonwoo, makasih ya."

Gadis itu berterimakasih dengan sedikit tersipu ketika kepalanya diusap oleh Wonwoo.

"Apaan sih."

"Nggak usah merah mukanya."

"Ah rese!"

Voleta sampai salah tingkah lalu keluar dari mobil.

"Ngapain?" Ia menatap Wonwoo yang juga keluar dari mobil, mengikutinya.

"Nemenin dan memastikan elo sampai ke dalam rumah dengan selamat."

"Lo salah makan kayaknya ya tadi."

Wonwoo tidak peduli, ia tetap menemani Voleta sampai masuk ke dalam rumah.

"Bang Dion ada?"

"Kayaknya ada."

"Ada temannya? Tuh ada mobil lain."

Voleta menatap mobil asing yang terparkir di depan garasinya. Sepertinya tidak asing.

"Bang Dion, aku pulang!"

Voleta agak teriak ketika masuk ke dalam rumah.

"Dari mana aja sih kamu jam segini baru pulang?" suara Bang Dion agak galak begitu Voleta masuk ke ruang tamu.

"Nggak kemana-mana kok, Bang."

Suara Wonwoo membuat Bang Dion langsung menghampirinya.

"Sehat bro?"

Bang Dion menyalami Wonwoo dengan akrab.

"Sangat sehat, Bang. Makin cakep aja."

"Weits, masih lurus gue."

Tatapan Voleta langsung berpindah ke orang yang ingin dihindarinya hari ini.

"Vo."

"Bang, aku ke kamar ya." Voleta mencium pipi Bang Dion berniat langsung masuk ke dalam kamar.

"Tunggu dulu. Kamu disini aja. Leo udah nungguin kamu dari jam 8." ucapan Bang Dion membuat Voleta melirik kesal ke arah Leo.

"Mau apa lagi sih? Aku tuh mau tidur, Bang!" Voleta merengek.

"Abang nggak pernah ajarin kamu buat lari dari masalah. Urus masalah kamu dulu."

Voleta pasrah, "Iya udah."

Bang Dion mengacak rambut adik kecilnya, "Gitu dong."

Wonwoo yang masih berdiri disana pun pamit, "Pamit dulu ya, Bang, Vo."

"Oh iya, gue antar ke depan." ajak Bang Dion.

Wonwoo mengangguk. Sebelum pergi, ia sempat menatap Voleta yang sudah duduk di sofa.

Gadis itu juga menatap Wonwoo lalu tersenyum. Wonwoo membalasnya dengan senyuman tipis dan berlalu.

....

"Mau ngapain lagi?"

Voleta kesal karena Leo tak kunjung bicara.

"Habis dari mana?"

"Main."

"Sama Wonwoo?"

"Ya ngeliatnya sama siapa lagi?"

"Ngapain harus pergi sama Wonwoo?"

"Nggak usah mikirin aku pergi sama siapa dan kemana, kita udah putus kalo kamu lupa."

"Maaf."

"Nggak perlu minta maaf, harusnya aku yang minta maaf karena udah ngerebut kamu dari cewek itu."

"Eunji bukan siapa-siapa aku."

"Siapa-siapa kamu juga aku udah nggak peduli lagi."

"Dengerin aku dulu!" Leo agak membentak.

"Nggak usah bentak-bentak!" Voleta juga menaikkan suaranya.

"Sorry."

Voleta yang sudah mengantuk malah jadi ingin menangis.

"Udah nggak ada yang perlu diomongin lagi kan? Aku capek."

"Kamu tetep pacar aku."

Voleta benar-benar menangis sekarang.

"Trus kamu tetep bisa bebas jalan sama cewek itu? Gitu? Nggak mau! Jalan aja sama cewek itu."

Ia berdiri dan hendak lari ke kamarnya namun Leo lebih dulu menarik Voleta kepelukannya.

Voleta meronta di pelukan Leo, "Lepasin!" bentaknya dengan suara gemetar.

Leo semakin mengeratkan pelukannya.

Voleta memukuli Leo berharap pria itu melepaskan pelukannya.

"Pukul aku. Pukul aja, aku salah."

"Aku capek! Lepasin!" Voleta sudah menangis di dalam pelukan Leo.

"Aku sayang kamu. Kita nggak boleh pisah."

"Trus apa maksudnya kamu jalan sama cewek itu kalo kamu sayang sama aku? Hah?!"

Leo tak menjawab, ia melonggarkan pelukannya dan membalik tubuh Voleta agar menghadapnya.

"Liat aku." Leo menangkup wajah Voleta yang basah dan memerah.

"Dia bukan siapa-siapa aku. Dia masa lalu aku. Maaf."

Voleta malah semakin menangis.

"Jangan nangis, Vo."

Voleta tak menjawab, ia makin menangis dengan wajah semakin merah.

"Kepala aku sakit."

Leo panik ketika tubuh Voleta jatuh lemas.

"Voleta!"

CUEK ✖ J.LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang