#33

123 15 4
                                    

"Gue kemarin main ke rumah Leo."

Voleta kaget juga mendengarnya.

Sedangkan Eunji tersenyum penuh kemenangan, seolah ia selangkah lebih maju dibandingkan Voleta.

"Trus kenapa?" tanya Voleta.

"Kehadiran gue masih diterima dengan sangat baik sama Mamanya Leo."

Voleta menatap lurus lawan bicaranya yang mulai memancing emosinya.

Ia harus mengontrol dirinya agar tidak ikut terpancing.

"Trus?"

"Gue masih ada di hati Mamanya Leo."

Voleta memutar bola matanya malas, "Dan apa hubungan elo cerita kayak gini ke gue?"

Eunji berdehem, "Itu artinya gue masih bisa balik lagi sama Leo."

Voleta menautkan jari-jarinya, berusaha menutupi rasa kesalnya.

"Jangan minpi." ucap Voleta.

"Justru elo yang mimpi, elo bukan apa-apa buat ada disamping Leo. Gue yang lebih pantas."

Voleta menghela napasnya, "Segitu nggak ada cowok yang mau sama elo gitu? Sampai masih ngerecokin hubungan orang lain?"

"Elo yang ngerecokin hubungan gue sama Leo, asal lo tau aja biar elo ingat."

"Jelas-jelas gue sama Leo tuh deketnya  jauh setelah elo bubar sama Leo. Ngerecokin dari mana ya?" Voleta mulai kesal.

Eunji masih terlihat santai dan terus membuat Voleta kesal.

"Gue udah beberapa hari jalan sama Leo."

Voleta kali ini kaget, "Maksud lo?"

"Lo tanya sendiri aja sama pacar lo itu."

Eunji kali ini tersenyum penuh kemenangan.

"Kalo dia emang nolak gue untuk dekatin dia lagi, mana mungkin dia mau jalan sama gue. Pikir itu baik-baik."

Eunji mengetuk kening Voleta sambil berlalu.

"Ih apaan sih." Voleta mengusap keningnya dengan kesal.

Tidak mau percaya begitu saja dengan semua ucapan Eunji barusan tapi Voleta ingat dengan tingkah Leo yang agak berbeda dari biasanya.

Biasa cuek dan kemarin mendadak jadi romantis.

"Ini sebenarnya kenapa sih?!"

.....

Voleta sedang melakukan aksi diam. Biasanya ia akan selalu lebih dulu menghubungi Leo tapi kali ini ia tidak mau begitu.

Ia kesal dan menunggu reaksi dari Leo lalu berharap laki-laki itu menjelaskannya pada dirinya.

Sudah 5 hari Voleta menghindari Leo. Dan sudah 5 hari pula Leo yang memang cukup sibuk dengan kegiatannya membuat semakin susah untuk menghubungi Voleta.

"Kalo dicuekin malah makin cuek dia. Heran." Voleta bermonolog.

Leo memang nyaris lupa menghubungi Voleta sejak awal minggu kemarin, dia memakan handphonenya untuk keperluan lain.

Beberapa chat yang masuk, tak hanya dari Voleta saja mungkin, semua belum dia baca bahkan sempat membalasnya.

Leo menghembuskan napasnya sambil berbaring di kasurnya, lalu ingat pada Voleta, ia menatap handphonenya yang sedang dicharger.

Mati total sejak kemarin malam. Nyaris seharian dan ia lupa mengisi dayanya.

Leo memikirkan reaksi Voleta nanti, semarah apa gadis itu padanya.

Ia mencoba menyalakan benda persegi panjang itu, langsung beberapa notifikasi chat masuk bermunculan.

Leo melihat beberapa panggilan tak terjawab dan chat yang masuk namun ia heran karena tidak mendapati satupun dari Voleta.

Biasanya gadis itu paling cerewet mengirimkan chat padanya tiap hari apalagi jika tidak dibalas, ia akan langsung menelepon.

Tapi kali ini tidak ada satupun dari Voleta.

Leo berinisiatif untuk menelepon Voleta namun lebih dulu sebuah panggilan masuk ke nomernya.

"Ada apa?" sahut Leo malas.

Tak kunjung ada jawaban dari si penelepon.

"Aku tutup kalo nggak mau ngomong apa-apa."

"Yo, tolong."

Suara pelan itu membuat Leo mengerutkan keningnya.

"Ji?" panggil Leo.

"Sakit, Yo."

"Eunji, lo kenapa?"

Tak ada sahutan lagi dan langsung terputus sambungan telepon dari sana.

Leo mendadak panik. Gadis itu sedang dalam keadaan tidak baik sepertinya.

Ia buru-buru keluar kamarnya sampai hampir menabrak Mamanya.

"Leo apa-apaan sih, jangan lari di dalam rumah."

"Leo mau pergi dulu, Ma."

Mamanya menghadang Leo yang buru-buru menyambar kunci mobil, "Mau kemana?"

"Eunji nelpon, dia kayak kesakitan."

Mamanya mengusap bahu Leo, "Hati-hati. Kabarin Mama nanti kalo ada apa-apa."

Leo mengangguk dan segera pergi.

Ia memacu mobilnya dan sampai di rumah Eunji, masih ingat ternyata jalan menuju rumah Eunji.

Leo mengetuk pintu berkali-kali, namun tidak ada jawaban dari dalam.

Ia berusaha membukanya dan tidak terkunci.

Leo menatap sekitar dan berlari ketika melihat Eunji pingsan.

"Eunji!"

CUEK ✖ J.LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang