#43

157 14 1
                                    

"Vo, mau ke minimarket nggak?"

Bang Dion membuka pintu kamar Voleta.

"Malas ah." Jawab Voleta.

"Ayo dong, beliin foam shaving. Sekalian beli yang udah pada abis di rumah. Nanti kamu boleh jajan sesuka kamu deh."

Voleta langsung berdiri dari kasurnya dan menghampiri Bang Dion, "Hehe mana uangnya?"

Bang Dion mendorong pelan kening Voleta dengan telunjuknya, "Pakai debit aja."

Mata Voleta makin berbinar ketika Bang Dion menyerahkan kartu debitnya.

"Tahu 'kan pin debitnya?"

Voleta mengangguk mantap, "Tahu dong."

Bang Dion menepuk puncak kepala Voleta sambil menyerahkan catatan apa yang harus dibeli Voleta.

"Hati-hati ya." Bang Dion menutup pintu kamar Voleta.

Voleta melapisi kaosnya dengan kardigan dan bergegas menuju minimarket yang tak jauh dari rumahnya.

Voleta hendak menyebrang ke minimarket, ia menengok kiri dan kanan dan sudah tidak ada kendaraan yang lewat.

Baru beberapa langkah, suara klakson motor membuat Voleta panik.

"Nyebrang yang benar!" maki si pengendara motor.

Motor itu berhenti tanpa mengenai tubuh Voleta yang masih kaku di posisinya.

Voleta langsung jatuh terduduk dan memegang dadanya.

Pengendara motor tadi mendekati Voleta, "Kenapa lo?"

Voleta melirik ke arah pengendara motor tersebut, "Lo kalo bawa motor pelan-pelan dong!"

"Elo yang nggak bener nyebrangnya, udah tahu masih ramai motor mobil malah asal nyebrang."

Voleta berdiri dan menatap dari dekat pria yang masih memakai helm full face tersebut.

Pletak!

Voleta memukul helm itu cukup kencang hingga pria itu melepas helmnya karena kesal.

"Apa-apaan lo berani mukul gue?" maki pria itu setelah melepas helmnya.

"Berani lo sama cewek?" tantang Voleta balik.

Pria itu tersenyum miring, "Sejak kapan gue takut sama cewek kayak elo begini?"

Voleta membetulkan letak kardigannya sambil menatap balik sinis ke arah pria itu, "Minggir lo!"

"Eh mau kemana lo?"

Pergelangan tangan Voleta ditahan ketika ia hendak pergi.

"Jangan pegang-pegang!  Gue teriak nih?" ancam Voleta sambil melirik tangannya yang dipegang.

"Minta maaf dulu." Pria itu kemudian melepas pergelangan tangan Voleta.

"Nggak mau!" Voleta langsung pergi.

Pria itu melihat mobil yang berjalan sedikit kencang ketika Voleta ingin meneruskan menyebrang.

Tangan Voleta ditarik ke belakang dan tubuhnya masuk ke dalam pelukan pria tadi hingga keduanya terjatuh di trotoar.

Pelukan pria itu langsung dilepas Voleta yang hendak marah kali ini tapi suara keras pria itu membuatnya takut.

"Lo kenapa sih nggak pernah bisa kalo nyebrang jalanan!"

Voleta menyadari ada mobil yang hampir menabraknya kalau pria ini tidak menarik tangannya.

"Makasih." cicit Voleta.

Pria itu berdiri lebih dulu lalu membantu Voleta berdiri.

"Ada yang sakit nggak?" Voleta menggeleng.

"Bagus deh."

Voleta menatap pria itu, sepertinya pernah bertemu sebelumnya tapi ia lupa dimana dan kapan.

"Kita pernah ketemu nggak sih?"

Pria itu menatap Voleta, "Iya, tiap ketemu elo selalu posisi elo pengen nyebrang jalanan dan gue hampir nabrak elo melulu."

Voleta meringis, "Maaf deh, tapi makasih ya udah nolongin."

Pria itu mengangguk pelan, "Lo mau kemana sih nekat banget nyebrang?"

Voleta menunjuk minimarket di seberangnya, "Mau kesana."

Pria itu menggenggam tangan Voleta dan membawanya menyebrangi jalan.

"Nanti aja kalo mau ngomel." kata pria itu sebelum Voleta berontak.

Voleta mengatupkan bibirnya sambil menatap tangannya yang sedang digenggam.

Pria itu membawanya dengan selamat sampai di depan minimarket.

"Nggak mau dilepas?" suara pria itu membuat Voleta buru-buru melepas genggamannya.

"Sekali lagi, makasih." kata Voleta sambil tersenyum.

"Hm." pria itu mengalihkan pandangannya dari wajah Voleta yang masih tersenyum lebar.

Voleta menyodorkan tangannya, "Hm, nama gue Voleta. Kalo boleh tahu nama lo siapa?"























yooo siapa yoo

CUEK ✖ J.LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang