CUEK ✖ J.Leo

#42

Leo menyetir mobilnya agak ngebut.

"Mm, sorry ya Yo, jangan ngebut. Gue jadi takut."

Leo menghela napasnya dan langsung menurunkan kecepatan mobilnya.

"Sorry, Vo." sahut Leo.

Voleta menyamankan duduknya karena lututnya benar-benar sakit luar biasa.

"Mau pindah duduk di belakang? Biar bisa dilurusin kakinya?" Leo menangkap ketidaknyamanan Voleta.

"Nggak usah. Nggak suka duduk di belakang."

Leo tahu itu. Voleta paling suka duduk di depan selama pergi dengan mobil Leo.

Leo membetulkan letak selimut yang dipakai Voleta untuk menutupi roknya.

"Mau nelpon Bang Dion juga nggak?"

"Jangan! Nanti malah diomelin."

Leo mengigit bibir dalamnya, "Aku minta maaf."

"Kamu salah apa emangnya?"

"Buat semuanya."

Voleta mengangguk, "Iya. Udah aku maafin. Aku juga minta maaf."

Leo mengusap rambut Voleta, "Makasih."

Voleta ingin langsung memeluk Leo tapi ia ingat status mereka sekarang.

Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing sampai tiba di rumah sakit.

Leo membopong Voleta ke UGD untuk segera mendapat tindakan.

"Yo, temenin!" Voleta menggenggam ujung seragam Leo.

"Dok, boleh ditemenin ya?" Voleta merayu dokter dan perawat yang sedang memeriksanya.

"Pacarnya?" tanya salah satu perawat.

"Iya." jawab Leo dengan cepat.

"Ya udah, boleh."

Voleta langsung menarik Leo untuk ikut duduk di sebelahnya.

Gadis itu menyembunyikan wajahnya di dada Leo ketika lututnya mulai diobati.

"Untung robeknya cuma sedikit." kata dokter.

Leo mengusap-usap rambut Voleta untuk menenangkan.

"Yo, bau obat." cicit Voleta.

"Cium kerah seragam aku aja." suruh Leo.

Voleta langsung menyerukan wajahnya ke leher Leo.

Kesukaan Voleta selama berpacaran dengan Leo adalah menciumi wangi di kerah baju yang Leo pakai.

Dan Leo juga memang sengaja selalu menyemprot parfumnya ke bagian kerah baju juga karena Voleta suka menciumi bagian itu.

Seorang suster yang ikut menangani Voleta melempar tatapan meledek ke arah Leo.